CRAZY IN LOVE ; Jaeyong 🔞

18 :: Gimme a Sec! Mr. Jeong

Beberapa menit berlalu saat Jaemin benar-benar menelepon seseorang untuk memberinya bantuan,  Taeyong tentu tak bisa tak panik kala itu, dia mengisyaratkan pada V untuk segera pergi dari sana, lagian apa yang difikirkan pemuda dengan nama satu huruf itu dengan datang kemari?! Ya tentu saja ingin melihat Taeyong bukan?

Namun Taeyong juga heran, V tidak seperti yang dulu, maksudnya dulu pemuda itu banyaklah bicara dan tak mudah menurut padanya, beda dengan sekarang yang bahkan tak mengatakan satu kata apapun disini dan memilih pergi sesuai perintah Taeyong, apa yang terjadi padanya selama Taeyong tak melihatnya 5 tahun kebelakang?

" Berhenti! " teriak Jaemin yang mengejar V, namun tentu dia tak sanggup mengejar, tapi nyatanya V berhenti sesuai perintahnya–bukan karena apa, tapi didepan V kini berdiri Yuta dengan Thundering mode cambuk listrik dengan wajah seramnya

" V!! " geramnya setengah berteriak, alisnya menukik dalam, mukanya ia buat segarang mungkin, menunjukan emosi yang tak bisa dijabarkan meski dengan 1000 definisi kemarahan yang ada

" paman! " sedangkan Jaemin yang melihat pamanya datang tepat waktu tampaknya sangat senang, dilihat dari wajahnya yang bersinar terang, beda lagi dengan pemuda yang bajunya serba hitam dibelakang, dia lebih memilih bersembunyi dibalik salah satu pohon di hutan itu berharap tak bertemu sapa dengan cambuk Yuta

Tentu perkelahian antara V dan Yuta tak dapat terhindarkan, mereka saling menyerang, entah V dengan ilmu iluminatinya atau Yuta dengan cambuknya, bahkan mereka tak segan menggunakan pertarungan jarak dekat dengan bela diri masing-masing yang patut dipamerkan

Namun lebih dari itu, kemampuan menyusun taktik jika disandingkan dengan mereka berdua, tentu V masih lebih unggul, dia dengan memanfaatkan kabut hitam disekitarnya mengangkat batang pohon yang cukup besar kearah Yuta, mampu mengalihkan atensi si Pria blasteran Jepang tersebut untuk menghindar, dan foila~ V sudah tak ada di edar pandangnya

Pria itu tentu tak terima dengan pengecohan ini, dia hendak mengejar sebelum Jaemin berhasil merebut atensinya

" Paman! " Jaemin setengah berlari ke tempat Yuta, sedangkan pria itu yang masih menduga bahwa V belum lari terlalu jauh menyuruh dua mafia senior yang ia bawa untuk mengejarnya, setelah keduanya pergi,  Yuta menatap tajam kearah Jaemin

" aku ingin bertanya, kenapa Kakak Kedua membiarkan pria sesat itu melarikan diri, kau tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan? " namun nyatanya, tatapan mematikan itu untuk orang dibelakang Jaemin–Jung Jaehyun yang tetap tenang walau didepanya Yuta bersikap semena-mena

" KAKAK KEDUA BERBICARALAH SEDIKIT " Taeyong yang keluar dari balik pohon besar itu memberikan dorongan agar Jaehyun setidaknya membela dirinya sendiri, walau dalam benak pemuda Jung itu pasti pembelaan diri sama hal nya seperti menendang batu dikala bosan alias tidak penting dan tidak berguna, tidak memberikan dampak apapun bagi diri sendiri serta tak memberikan hasil yang memuaskan hati

" KAU LAGI?! sekali adalah kebetulan, dua kali? Aku khawatir itu bukan sesuatu yang dianggap kebetulan " Yuta mendelik ketika melihat Taeyong yang dia kenal sebagai Leo Jisuh berada disini terlebih lagi bersama Jaehyun

" kebetulan? Kebetulan apa? " tanya Taeyong, dia berjalan mendekat kearah Jaehyun, namun setelahnya bergidik ngeri melihat Yuta yang mengubah Thunderingnya lagi ke mode cambuk, membuat ia harus berakting takut

" hah?! Apa kau mau memukulku lagi? Huh! Kau ini masih menganggapku Lee Taeyong, aku tak percaya " Taeyong melipat tanganya didepan dada, memanyunkan bibir merah mudanya sambil membuang muka, berpura-pura merajuk

" percaya atau tidak percaya, itu bukan urusanmu,  tapi apa yang kau lakukan hari ini, aku akan menyelidikimu " Yuta mengangkat cambuknya sejajar dengan muka, menantang Taeyong yang berdiri tak jauh disana, namun sesuatu yang membuat Yuta sedikit terkejut benar-benar terjadi, Jung Jaehyun berdiri menghalangi jalanya, menjadi tameng bagi Taeyong dengan tubuh besarnya, tanganya telah siap mengeluarkan pedang icekillanya dari sarung putih