05. Terlalu Menyakitkan

2.7K 298 21
                                    

"JUNG HAECHAN!"

"YAK, JUNG HAECHAN! GUE DATENG KE RUMAH LO, NIH!"

Puk!

Jaemin memukul kuat bahu lebar Jeno karena pria dengan mata sipit itu terlalu berisik. Mengetuk brutal pintu utama Haechan seperti tidak memiliki dosa apa pun.

"Berisik, Jenong! Gimana kalau Echan lagi tidur di dalam, huh?!"

"Maaf, Na. Lagian dari tadi aku ngetuk pintunya nggak ada digubris sama sekali." Jaemin mendelik tajam membuat Jeno tidak bisa membela dirinya lagi. "Iya, iya. Aku yang salah, Na. Bukan Haechan."

"Jangan diulangi lagi atau kita putus sekarang?"

Jeno langsung menggeleng cepat. Mana mau dia putus hubungan dengan seorang Nakamoto Jaemin? Mau jadi apa dia kalau putus dari Jaemin? Bisa diprediksi Jeno akan menjadi sadboy nomor 1 jika Jaemin memutuskan hubungan mereka.

"Yaudah, biar Nana aja yang ngetuk. Jeno diam aja di sini."

"Iya, Na, iya." pasrah sudah, coeg.

Selagi Jeno pasrah karena diomelin sama si kelinci bawel, Jaemin yang beralih mengetuk pintu utama Haechan. Tidak seperti ketukan Jeno yang terlalu brutal, ketukan ini justru lebih lembut dan enak di dengar.

"Echan, ini Nana."

Tok tok tok

"Echanie, beruang lucunya Nana."

Tak menunggu lama akhirnya pintu utama dibuka oleh sang pemilik rumah. Haechan dengan wajah khas orang bangun tidur dan surai cokelatnya yang berantakan, tak hanya itu bibir berisinya juga mengerucut lucu.

"Ada apaaa..."

Jeno menautkan kedua alisnya, tidak terima dengan sahutan malas itu. "Gue sama Nana mau ngajak lo jalan-jalan. Gue tau selama ini lo dikurung sama singa jantan itu dan nggak boleh keluar sama sekali. Karena singa jantan itu lagi kerja, ini adalah waktu yang tepat untuk ngajak lo jalan-jalan, Chan."

"Masih ngantuk, Jen..."

"Semalam lo ngelakuin ritual apa, huh? Ini udah jam dua belas, Chan, udah siang. Lagian matahari udah memancarkan sinarnya ke permukaan bumi. Lo tidur apa mati? Nggak kerasa kalau udah siang gini."

Haechan memutar bola matanya, jengah setiap mendengar ocehan panjang si sipit Jeno.  Tidak tahu saja bahwa semalaman ia menunggu Mark kembali ke rumah, tetapi tetap saja tak ada tanda-tanda pria itu akan kembali. Penantian Haechan berakhir sia-sia.

"Kalau Echanie masih ngantuk, nggak apa-apa. Echanie tidur lagi aja sana. Kita jalan-jalannya besok aja. Maaf, ya, Nana dan Jeno menganggu tidur nyenyak Chanie," ujar Jaemin merasa bersalah.

"Eh, jangan, Na. Kita jalan-jalannya hari ini aja. Aku juga butuh healing setelah merasa lelah dengan semuanya."

"Lelah karena apa, Chan?" Jeno sudah mulai mati penasaran. "Karena menghadapi si singa jantan itu? Gue yakin pasti si Mork alis camar nyuruh lo ini-itu, membuat hidup lo nggak tenang atau bahkan pusing dan muak? Gue yakin seratus persen lebih."

"Lebih dari itu, Jen," gumam Haechan pelan yang pasti tidak terdengar oleh pasangan bucin alias Jeno-Jaemin.

Setelahnya Haechan mempersilahkan Jeno dan Jaemin untuk masuk ke dalam dan duduk di sofa ruang tamu. Sementara dirinya pamit untuk mandi dan berkata pada mereka untuk menunggu dalam beberapa menit saja.

Sepasang manik milik Jaemin memandang ke arah sekitarnya, melihat sesuatu atau yang bisa dikatakan peralatan mahal terpajang mewah dengan rapi. Kelinci manis kesayangan Jung Jeno itu juga mendongak, menatap kagum foto besar pernikahan Mark-Haechan yang memang sengaja dipajang dalam ukuran besar agar para tamu yang datang bisa melihatnya juga.

Mas Mark [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang