Chapter 4

6.6K 121 5
                                    

Kalo ada saran silahkan berkomentar all💜💜💜

Happy reading all 💜😅

Adeline POV

"Jam berapa ini" sambil membuka matanya yang masih sangat berat untuk di buka.

Tapi ada yang aneh kenapa perutnya terasa berat. Adeline segera membuka matanya lebar-lebar dan melihat ke arah sampingnya , terlihat pria tampan yang sedang tertidur sambil memeluk dirinya, tapi kenapa wajah pria ini tidak asing baginya. Apakah dia pernah bertemu sebelumnya?

Ah, dia mengingat nya bukan kah pria di sampingnya ini adalah pria gay yang kemarin dia temui di club kemarin? Bagaimana bisa? Apa yang terjadi kemarin kenapa dia bisa bersama dengan lelaki menjijikan ini.

Tanpa ambil pusing Adeline bangun untuk segera membersihkan dirinya, namun disaat dia akan berjalan kenapa bagian bawahnya merasa nyeri, lalu dia melihat ke arah kasur, dan melihat ada bercak darah.

Seketika air mata Adeline jatuh, apa yang telah dia lakukan? Apakah semalam dia telah kehilangan hal yang paling berharga dalam hidupnya? Apakah dia telah melanggar janjinya?

Tak ingin larut dalam kesedihan Adeline beranjak dari tempat tidur menuju ke kamar mandi, di kamar mandi Adeline menangis dan mencakar badannya untuk membersihkan dirinya dari pria yang menjijikan itu.

Selang beberapa menit Adeline selesai mandi, dan dilihatnya pria gay ini masih tertidur dengan pulas, dan dia secara diam-diam memungut pakaiannya, namun saat hendak mengambil gaunyya, Adeline meringis melihat bentuk gaun indahnya yang sekarang dalam kondisi mengenaskan.

Adeline berfikir dengan keras bagaimana dia akan pulang, tidak mungkin dia pulang hanya mengenakan pakaian dalam saja, Adeline mengedarkan pandangan ke samping gaunnya, terlihat kemeja putih yang longgar, tanpa ambil pusing Adeline mengambil kemeja itu.

Dia pulang dengan mobilnya, jangan ditanya kenapa mobilnya sampai di hotel tempat dia kehilangan kegadisannya. Adeline menelpon jasa antar mobil di dekat club kemarin dan memintanya mengantarkan mobilnya ke hotel.

Adeline masih merasa sesak, dengan kejadian semalam, Adeline merasa dirinya benar-benar bodoh. Adeline menyesal telah ikut ke tempat terkutuk itu, seharusnya dia tidak pergi, seharusnya dia di rumah bersama novel-novel kesayangannya.

Namun apa yang harus di sesali. Semuanya telah terjadi, Adeline mampir ke apotik untuk membeli obat pencegah kehamilan, karna dia tidak ingat apakah pria gay itu mengeluarkan benihnya di luar atau di dalam.

Dari pada mengambil resiko Adeline lebih baik mencegahnya. Di saat perjalanan pulang Adeline juga membeli makanan, karna dia dari semalam belum makan.

Sesampai di rumah Adeline memakan makanan seperti orang yang tidak makan selama setahun. Karna dia benar-benar kelaparan, apalagi semalam dia sudah berolahraga yang cukup menguras tenaga. Lebih tepatnya sangat menguras tenaga.

Setelah selesai makan Adeline langsung Menganti pakaiannya dan memilih untuk melanjutkan istirahat. Namun saat hendak mengganti pakaiannya Adeline melihat kaca, dan melihat dirinya yang di baluti kemeja pria gay itu, ada rasa benci yang melekat di dalam dirinya.

Tapi itu juga sepenuhnya kesalahan pria itu, Adeline mengingat semua kejadian itu, karna Adeline bukan lah tipikal orang mabuk yang tidak ingat apa-apa. Dia mengingat kejadian itu dia mengingat semuanya.

" Ah, bangsat kenapa gua jadi horny sih?" Ujarnya saat mengingat kejadian yang semalam, gimana gagahnya pria gay itu menusuk nya dengan sangat keras dan brutal.

Adeline tidak sanggup lagi menahan gairahnya, dia mengambil vibrator dan mengambil posisi tidur dengan menekuk kedua kakinya. Tak lupa juga dia melepas celana dalamnya, dia mengarahkan vibrator itu ke arah surga dunianya, vibrator itu bergerak dengan kecepatan max.

"Ahhhhhh....yaaasss.....ahhhhh....fast.." desah Adeline semakin menekan kan vibrator itu ke surga dunianya.

Adeline berkhayal bahwa yang sedang memainkan vaginanya sekarang adalah pria gay itu. Dia mencium kemeja yang dia kenakan, menyeruak wangi khas pria itu. Itu semakin membuatnya bergairah.

Selang beberapa menit, gelombang orgasme nya datang dan dia mengangkat pinggulnya untuk meredam kenikmatan yang telah dia raih.

"Ahhhhhhhh" desah Adeline setelah mendapat pelepasannya.

Adeline memberi jeda dirinya beberapa saat, sebelum pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.

Archelio POV

Setelah beristirahat dengan cukup Archelio bangun dari tidurnya, Archelio meraba kasur di sampingnya tetapi kenapa tidak ada orang? Archelio membuka matanya dan yaaa. Dia di tinggalkan sendiri di hotel.

Archelio kesal? Tentu saja, karna belum ada sejarahnya Archelio Brianta di tinggal oleh teman ranjangnya. Biasanya dia yang meninggal mereka.

Dengan rasa kesal Archelio berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Selesai dengan ritual mandinya Archelio keluar dengan lilitan handuk dari pinggangnya, terlihat bentuk tubuh yang sempurna dengan otot yang tidak begitu besar serta roti sobek yang ada di perutnya, dan jangan lupakan rambut yang basah dan berantakan. Menambah tingkat keseksian seorang Archelio berpuluh-puluh kali lipat.

Setelah mengeringkan rambutnya Archelio, memunguti celananya yang tergeletak di lantai. Seketika seulas senyuman manis terbit dari wajah tampannya karna mengingat kejadian semalam, kejadian yang manis.

"Tunggu, dimana kemeja ku?" Monolog nya sendiri kebingungan mencari kemejanya yang tidak terlihat.

Disaat dia masih mencari keberadaan kemejanya, dia melihat gaun yang dipakai wanita nya semalam, dengan keadaan yang mengenaskan. Dia mengambil gaun itu dan mengingat betapa gagahnya dirinya semalam.

Tak ambil pusing dengan kemejanya, dia memutuskan untuk membeli kemeja yang baru, dia berjalan ke arah lemari di samping tempat tidur untuk mengambil handphone nya.

Archelio melihat ada amplop di samping handphone nya di bawah amplop tersebut ada sebuah surat.

Archelio membaca surat tersebut, seketika mukanya memerah menahan amarah. Dia meremukan kertas itu dan melempar barang-barang yang ada di sekitarnya.

Mr.gay & Ms.cold 🔞 (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang