chapter 16

2.2K 51 0
                                    

~ kantor ~

Adeline yang mendengar ucapan ayahnya, langsung mengalihkan pandangannya dari handphone dan melihat siapa sih kolega ayahnya ini.

Archelio : " Selamat pagi nona Adeline " Sapa Archelio dengan sangat sopan.

Sebenarnya Adeline sedikit terkejut dengan kehadiran orang di depan nya ini, bagaimana tidak orang di depannya ini adalah pelaku yang meninggal kan bekas luka pada bibir seksinya.

Tapi seperti yang kita tahu Adeline sangat pandai memainkan ekspresi nya, dia mampu menutupi ekspresi nya dengan wajah datar.

Archelio : " Ah apakah nona Adeline sedang tidak sehat? Kenapa memakai masker? " Tanya Archelio lagi, dengan nada yang terdengar sedikit menahan tawa.

For you information, Adeline tu pergi ke kantor ayahnya pakek masker, karna dia ngk mau orang2 lihat bekas luka yang ada di bibirnya.

Sanjaya : " Adeline kamu sakit? Sakit apa sayang? " Tanya ayahnya

Adeline hanya bisa melongo di balik maskernya. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan dari ayahnya.

Adeline : " Tidak hanya sedikit terkena flu" Jawab Adeline berbohong

Archelio : " Ahhh begitu yaaa, semoga cepat sembuh nona" Timpal Archelio dengan nada yang di buat se care mungkin.

Adeline tidak menanggapi ucapan Archelio dia memilih untuk diam, karna dia yakin diam lah cara yang terbaik buat saat ini.

Adeline : " So, untuk apa saya di panggil ke sini? " Tanya Adeline lagi.

Sanjaya : " Jadi begini, papa mau kamu yang menghendel proyek ini bersama dengan Archelio. Karna papa ingin kamu belajar dari sekarang, supaya nanti kamu matang di saat mengantikan posisi papa. " Jelas Sanjaya kepada putri semata wayangnya.

Adeline : " Maaf, saya tidak tertarik " Jawab Adeline singkat padat dan jelas

Sanjaya : " Adeline, dengerin papa dulu, maksud papa baik, biar kamu bisa belajar cara menghendel perusahaan ini nantinya. " Jelas Sanjaya lagi. Berharap putrinya ini mengerti.

Adeline : " Saya tetap tidak tertarik, kalau tidak ada yang di bicara kan lagi saya permisi " Jawab Adeline sambil ber siap- siap meninggalkan ruangan ayahnya.

Dari awal Adeline memang sudah bertekad untuk memulai kariernya dari bawah, dia tidak mau papanya ambil andil dalam proses karir nya, dia tidak akan membiarkan orang-orang memandang hasil kerja kerasnya dengan sebelah mata.

Sanjaya : " Adeline jika kamu keluar dari ruangan ini, siap-siap saja besok nama kamu tidak akan ada lagi di dalam kartu keluarga." Ancam Sanjaya.

Adeline yang mendengar kalau dirinya akan di coret dari kartu keluarga, seketika kembali ke tempat duduknya dengan patuh.

Archelio yang melihat kejadian itu berusaha menyembunyikan senyumnya, jujur dia sangat gemas dengan ekspresi Adeline saat ini, meskipun tertutup masker tapi Archelio tahu kalau Adeline sedang menahan kesalnya.

Sanjaya : " So, proyek ini papa serahkan ke kamu, papa harap kamu bisa bertanggung jawab dengan proyek ini dan tidak mengecewakan papa. " Lanjut Sanjaya lagi.

Adeline hanya diam dia tidak menjawab lagi, dia sangat kesal kepada papanya. Tidak ada pilihan lain, selain menyetujui perintah dari ayahnya, dia tidak ingin di coret dari kartu keluarga.

Sanjaya : " Archelio, om harap kamu juga bisa membantu Adeline karna seperti yang kamu tau dia baru di bidang ini dan semoga kamu bisa berkerja sama dengan baik dengan anak om yaa. "

Archelio : " Iyaa om, saya pasti akan membantu nona Adeline semampu saya om, dan terimakasih telah mempercayakan proyek ini kepada perusahaan saya om. " Jawab Archelio

Adeline hanya diam tanpa merespon apapun dia sudah cukup muak dengan semua kekonyolan ayahnya. Bagaimana bisa dia berkerja sama dengan pria yang tidak normal ini?

Adeline : " Sekarang, saya boleh pergi? " Tanya Adeline kepada ayahnya.

Sanjaya hanya mengangguk dia tau kalau putrinya ini sangat kesal dengan keputusan yang dia ambil, tapi mau tidak mau dia harus mengambilnya karna ini juga demi kebaikan putrinya juga.

Archelio : " Archelio juga izin pamit om, soalnya masih ada beberapa pekerjaan yang harus Archelio urus. " Pamit Archelio kepada sanjaya.

Adeline keluar dari ruangan ayah dengan hati yang sangat kesal, jika saja dia bukan ayah Adeline mungkin dia sudah menghajar hingga tewas.

Adeline berjalan ke lift ketika dia ingin menutup pintunya, seketika ada tangan yang mencegat pintu itu. Yaaaa siapa lagi kalau bukan si pria gay Archelio.

Archelio masuk ke dalam lift, Adeline hanya diam dia mencoba untuk tidak peduli dengan pria yang ada di sampingnya ini.

Archelio : " Gimana? Masih sakit yaa? " Tanya Archelio sambil melihat bibir Adeline yang tertutup oleh masker.

Adeline mengerti maksud pertanyaan pria gay ini, tapi dia tidak merespon dia hanya diam seperti orang bisu.

Archelio : " Malu yaa, kenapa musti malu sih, padahal karya saya bagus loh " Goda Archelio.

Adeline menatap Archelio dengan tajam, dia sudah cukup kesal dengan semuanya.

Adeline : " Bukan urusan anda " Dengan nada yang menekan di setiap katanya.

Archelio tersenyum, dia sangat suka melihat Adeline kesal, entah kenapa wajah kesal Adeline itu membuat dirinya merasa bahagia. Mungkin sekarang menjahili Adeline adalah hobi barunya.











Hello gesss...... 💜💜💜💜
Sampai sini dulu yaaaa.......
Sampai ketemu di next part Allah
Love youuuu💜💜💜💜💜

Mr.gay & Ms.cold 🔞 (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang