Desember, 2035Joanna sedang mengemas barang-barang yang akan dibawa ke kampung halaman. Kampung semi kota karena baru saja akan dibangun mall. Mengingat pendapatan penduduknya semakin meningkat setiap tahunnya. Tidak heran jika Joanna memutuskan untuk pindah ke sana karena ingin mewujudkan mimpinya.
Membangun study center yang akan digunakan sebagai tempat belajar anak-anak di sana. Anak atau bahkan cucu teman-temannya yang dulu tidak memiliki kesempatan menempuh pendidikan di perguruan tinggi seperti dirinya.
"Kamu serius mau pindah ke sana? Di sana panas. Belum lagi kamu akan jadi kaum minoritas di sana! Usiamu sudah 35 tahun Joanna! Aku yakin, kamu pasti akan menjadi bahan olokan orang-orang sana!"
Keluh Merida, sahabat Joanna. Mereka telah berteman sejak kelas lima sekolah dasar hingga sekarang. Tidak heran jika Merida merasa kehilangan ketika partner in crimenya ingin pindah di kampung halaman mereka yang rata-rata dihuni oleh penduduk desa yang masih memiliki pemikiran tradisional.
"Iya. Lagi pula, hanya sampai study centerku jadi saja. Mungkin sekitar satu tahunan. Aku juga lelah jika harus terus-terusan melihat kemacetan kota."
"Ah, sialan! Andaikan aku bisa resign tanpa takut kelaparan! Aku pasti akan ikut kamu sekarang!"
Keluh Merida pada Joanna. Sebab dia memang telah menjadi dosen di universitas top Jakarta. Dia juga sering melakukan penelitian dan mendapat banyak dana. Tidak heran jika dia mampu membeli apartemen bersama Joanna. Ya, meskipun harus menabung dan berhemat ketika awal-awal mengajar.
Joanna? Jangan tanya. Dia memiliki banyak uang sekarang. Bahkan, dia dijuluki sugar mommy oleh Merida. Karena Joanna memang suka mentraktir makan. Tidak jarang juga membelikan barang-barang branded tanpa diminta.
Sebelum tidur, Joanna menyempatkan diri untuk membuka email di laptopnya. Menunggu balasan email dari salah satu kenalannya. Atau kita sebut saja Jonathan. Teman dekat Joanna.
Apa sesibuk itu kamu di sana?
Batin Joanna sembari menutup kasar laptopnya. Kemudian merebahkan diri di atas sofa setelah menyetel alarm pada jam tiga. Karena dia akan berangkat ke bandara pada jam enam tepat.
Joanna, dia mantan HRD di salah satu perusahaan unicorn Jakarta. Selain itu, dia juga memiliki bisnis yang membuatnya bisa semapan sekarang. Memiliki apartemen mewah yang dibeli patungan bersama Merida, dua mobil dan hektaran tanah di desa. Belum lagi dengan sejumlah uang yang selama ini telah didepositokan.
Joanna tidak memiliki pacar. Bukan karena selera Joanna ketinggian. Namun karena dia belum menemukan pria yang cocok saja. Pria yang bisa menerima kurang dan lebihnya. Serta, selalu ada jika dia membutuhkan.