September, 2036Joanna lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan daripada di luar. Tidak heran jika sekali keluar akan sering dibicarakan. Entah memuji penampilannya, pencapaiannya, atau bahkan mengejek dirinya yang tidak kunjung menikah.
Seperti sekarang, Joanna sedang menghadiri acara reuni yang diadakan oleh Mega. Si guru olahraga di SMA mereka. Tentu saja dibantu oleh antek-anteknya juga. Alias Justin dan Ethan. Serta, Jeffrey yang kini semakin sibuk saja. Mengingat dia harus bekerja lebih ekstra untuk menyekolahkan Raja.
"Kulitmu kencang sekali. Kamu operasi?"
"Suntik putih?"
"Ah, pasti skincaremu mahal sekali."
Joanna hanya menggeleng dan tersenyum tipis saja. Karena dia memang terpaksa datang di sana. Dipaksa Delima, istri Mega.
"Heh! Meja kalian di sana! Pergi sana!!! Jangan membuat Joanna tidak nyaman!"
Seru Delima pada beberapa wanita yang bertanya yang tidak-tidak pada Joanna. Sebab dia memang harus bersusah payah membawa Joanna datang dan tentu saja tidak ingin wanita itu merasa tidak nyaman berada di sana.
"Mereka berisik sekali, kan? Untung aku tidak."
Joanna hanya mengangguk singkat. Lalu menatap sekeliling restoran yang sengaja disewa untuk acara sekarang.
Tidak lama kemduian Kalandra datang. Sendirian. Dia memakai terusan putih hitam yang begitu cocok dengan tubuh tingginya. Rambutnya juga digulung rapi bak istri pejabat. Cantik. Itu yang pertama kali Joanna pikirkan ketika melihatnya.
"Boleh aku duduk di sini?"
Joanna mengangguk singkat. Namun tidak dengan Delima yang sudah memasang wajah masam. Enggan mengizinkan karena sedang menunggu dua teman mereka yang belum datang.
"Terima kasih."
Setelah menduduki kursi, Kalandra terus saja menatap Joanna dari atas hingga bawah. Dia tampak begitu menawan meskipun hanya memakai kaos putih polos, celana bahan warna coklat, dan sendal jepit hitam saja. Tidak lupa dengan rambut yang diikat bak ekor kuda. Riasan di wajahnya juga tidak tebal. Bahkan tanpa alis dan maskara seperti dirinya. Apalagi lipstick tebal.
Melihat Joanna, tiba-tiba saja jiwa iri di hati Kalandra berkobar. Padahal, dia sudah berusaha untuk berdamai dengan masa lalu suaminya. Mencoba berteman dengan semua mantan pacar suaminya. Termasuk Joanna yang memang sudah dianggap sebagai penyelamat anak-anak desa.
Setiap ada alumni yang datang, mereka pasti menyempatkan diri untuk menyapa Joanna. Berjabat tangan dengannya. Sekaligus berbasa-basi sebentar. Kentara sekali jika Joanna memang cukup terkenal semasa SMA. Bahkan di tiga angkatan. Membuatnya terus saja menjadi pusat tatapan orang-orang sejak datang.
"Di mana Jeffrey?"
Tanya Ethan yang baru saja datang. Sendirian. Karena istrinya sedang hamil besar. Dia juga ikut duduk di kursi mereka. Meskipun Mega sudah memanggilnya.
"Masih mengantar barang. Aku diminta datang terlebih dahulu. Nanti dia menyusul di belakang."
Ethan mengangguk singkat. Lalu beralih menatap Joanna. Bertanya akan banyak hal padanya. Mengenai kabar dan banyak yang lainnya. Bahkan, Mega dan Justin ikut bergabung sekarang. Membuat meja mereka menjadi meja yang paling ricuh sekarang. Karena si pencetus acara duduk di sana.
11. 10 PM
Malam semakin larut, namun Jeffrey tidak kunjung datang menjemput. Membuat Kalandra yang sudah mengantuk ingin pamit dan pulang sendiri saat itu. Namun niat itu diurungkan setelah Jeffrey datang dengan tawa dan senyum.