CHAPTER 2

3.5K 169 1
                                    

Alpha baru saja menyelesaikan kegiatan jogging nya, dengan kaos hitam yang sudah basah akan keringatnya dan celana jogger berwarna abu, Alpha memasuki kamarnya yang bernuansa gelap dipenuhi warna dark grey dan hitam.

Alpha menyapukan handuk kecil ke lehernya. Tubuhnya terasa lengket, ia butuh sedikit penyegaran.

Baru saja hendak beranjak ke kamar mandi ponselnya berdering, tertera nama Aiden disana. Tak biasanya Aiden menelfonnya di pagi-pagi begini, jam masih menunjukkan pukul 6.

Tak ingin berlama-lama, Alpha dengan malas mengangkat panggilan dari Aiden.

"hm?"dehem Alpha

Hening, tidak ada suara sama sekali.

" Ck kalau gak penting gue tutup" decak Alpha kesal.

Baru saja ingin mematikan panggilan, Perkataan Aiden disebrang sana benar-benar mengganggu telinganya. Wajah yang semula menampakkan raut kesal kini berubah menjadi resah. Matanya menajam, namun sorot kekhawatiran tercetak jelas disana.

" Aileen masuk rumah sakit, gue udah sharelock alamatnya"

Tak menunggu lama, Alpha mematikan panggilan secara sepihak. Membatalkan niatnya yang tadi ingin membersihkan diri setelah jogging, Alpha hanya mengambil jaket bombernya dan langsung menyambar kunci motor ninjanya di nakas meja.

Sekarang yang terpenting hanyalah keadaan kekasihnya, Aileen-nya.

**********

Alpha menyusuri lorong rumah sakit dengan langkah lebarnya, hatinya tak henti berdoa supaya gadisnya itu baik-baik saja. Suasana rumah sakit cukup sepi, hanya ada beberapa suster yang terlihat berkeliling.

Kamar VIP nomor 3, di lantai 6 itu yang Aiden tuliskan di kolom chatnya. Dirinya menunggu tak sabaran lift yang masih berdenting di lantai 4.

Kabar Aileen drop benar-benar membuat Alpha kalut, padahal semalam Aileen masih terlihat baik-baik saja saat face time dengannya.

Ting!

Pintu lift terbuka, Alpha berlari tergesa-gesa menuju ruang rawat Aileen dia sudah bisa melihat Aiden bersama kedua orangtuanya yang masih menunggu dengan khawatir di kursi rumah sakit.

Bersamaan Alpha yang baru saja berkumpul bersama mereka, pintu ruang rawat terbuka menampakkan Dokter Liana bersama seorang suster.

" Bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya Rianty berusaha tenang.

" Nona Aileen terkena Hipotermia ringan karena terlalu lama terpapar hawa dingin dan asmanya tadi sempat kambuh untuk beberapa saat. Saya sudah pasangkan masker oksigen, nanti sudah bisa dilepas saat napasnya sudah mulai teratur" jelas Dokter Liana.

Mereka sedikit menghela nafas lega, keadaan Aileen tidak terlalu buruk namun tetap saja tidak menghilangkan rasa khawatir mereka.

" Terimakasih dok" ucap Antonio.

" Sama-sama Tuan, Nyonya dan tuan muda. Saya pemisi" Dokter Liana tersenyum pamit undur diri.

Ketika Rianty membuka pintu ruang rawat, pandangan mereka tertuju pada gadis yang terbaring lemah dengan infus dan masker oksigen yang terpasang.

Rianty tak dapat menahan air matanya, melihat putrinya seperti itu membuat hatinya seperti tersayat.

" Princess ini mommy nak" ujar Rianty menggengam tangan dingin Aileen.

"Ai bisa dengar suara mommy kan, kita semua disini nungguin kamu sayang" Antonio berusaha menenangkan istrinya yang sedang menangis, matanya memandang sedih putrinya.

Aiden mendekati bangkar, mengecup kening adiknya sayang.

"Cepet sembuh baby" bisik Aiden pelan.

Aiden menegakkan badannya, menatap orangtuanya yang tidak pernah lepas memandang Aileen.

" Daddy sama Mommy lebih baik pulang dulu buat bersih-bersih, biar Aiden yang urus administrasinya. Ada Alpha juga yang jagain adek" ujar Aiden menyenggol lengan Alpha yang sedari tadi melamun menatap Adiknya dengan sorot khawatir.

" Iya mom sama dad lebih baik istirahat dulu, mom udah kelihatan capek" ucap Alpha.

Rianty yang awalnya tidak setuju itupun akhirnya menurut setelah mendapat sedikit paksaan dari Antino.

"Nanti siang mommy kembali lagi, kalau ada apa- apa kabarin mommy" Aiden dan Alpha hanya mengangguk, kemudian Antonio menggiring istrinya untuk keluar.

Aiden memandang Alpha yang sedari tadi hanya diam, penampilan lelaki itu tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

Alpha... errrr terlihat berantakan.

Berteman dengan Alpha dari semasa SMP membuat Aiden dengan mudah mengerti perasaan sahabatnya itu. Alpha terlihat begitu menyayangi Aileen.

" Aileen pasti gapapa, gue keluar dulu buat urus administrasi" Aiden menepuk pelan bahu Alpha.
Sekarang hanya tersisa Alpha, matanya tak lepas memandang wajah pucat gadisnya.

Bagaimanapun keadaan Aileen, gadisnya itu masih terlihat tetap cantik.

" Aku kangen baby, katanya mau jalan-jalan kok kamu malah tidur" ujar Alpha. Alpha mengenggam tangan Aileen dengan hati-hati seakan takut jika itu akan menyakiti gadisnya.

" Kamu memang paling tau gimana buat aku mau mati karena khawatirin kamu sayang" kekeh Alpha pelan.

Jantungnya masih berdegup dengan cepat. kabar bahwa Aileen drop benar-benar mengejutkan dirinya. Setelah hampir satu tahun Aileen tidak pernah kambuh karena Alpha selalu memantau dengan ketat seluruh aktivitasnya, namun tiba-tiba saja pagi tadi Aiden memberikan kabar yang tidak pernah ia harapkan.

" Cepet sembuh, nanti kita jalan-jalan kemanapun yang kamu mau" kata Alpha sembari mengecup pergelangan tangan Aileen.

MY ALPHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang