Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu, suasana ruang kelas pun sudah mulai sepi- Namun Aileen sama sekali tak berkeinginan untuk beranjak dari bangkunya. Dirinya masih saja fokus menghitung rentetan soal fisika yang sebentar lagi akan segera dikumpulkan, ia sesekali mengernyitkan dahinya tak paham.
Entah dari berbagai mata pelajaran Aileen paling bodoh dalam mapel ini, ia benar-benar membenci perhitungan dalam fisika- entah mengapa Aileen tak bisa menalarnya.
" Ai udah belom? Mau dikumpul ni" pinta Andika tak sabaran. Setiap Andika meminta buku tugasnya Aileen selalu menjawab kurang satu soal tapi sampai sekarang gadis itu masih saja mencoret-coret bukunya tak selesai.
" Sabar dong dika, ini dikit lagi" kesal Aileen. Andika hanya mengganggu konsentrasinya menghitung.
" Kamu tinggal nyalin punyaku atau punya si dika aja kan bisa Aileen" ujar Caroline gemas, ia menelungkupkan kepalanya diatas meja memandang sahabatnya itu pasrah.
Sedari tadi Caroline dan Andika sudah menawarkan Aileen untuk mencontek milik mereka saja, namun Aileen tetap kekeh ingin menghitungnya sendiri.
" Ai lagi semangat mau ngitung sendiri jangan disuruh nyontek dong Colin" sungut Aileen tak terima, ia hanya ingin mengasah mekanik otaknya.
Keduanya hanya mendesah pasrah, percuma saja mereka memaksa Aileen.
" Nah ini Ai udah, tolong cepet kumpulin ya dika" Aileen tersenyum puas menatap hasil pekerjaannya, entah itu benar atau salah ia tak peduli- yang terpenting ia menghitung sendiri begitu pikir Aileen.
Andika melongo menatap Aileen yang kini sedang menampakkan senyum manisnya. Ia sedari tadi menunggu gadis itu selesai, namun dengan tampang tak berdosanya Aileen malah menyuruhnya. Ingatkan bahwa Andika adalah ketua kelas yang sabar menghadapi gadis polos di hadapannya ini.
" Iya gapapa gue sabar kok Ai" ujar Andika berusaha berkata sehalus mungkin- tanpa menunggu lama ia dengan cepat keluar untuk mengumpulkan buku tugas yang sudah lengkap itu.
" Sampe jamuran gini cuma buat nungguin kamu selesai Ai" protes Caroline menengok ke arah Aileen yang sedang sibuk mengetikan pesan entah pada siapa.
" Gapapa nanti kalo sampe rumah mandi colin biar jamurnya hilang" ucap Aileen dengan entengnya sembari tersenyum polos.
Cukuppp! Ingin rasanya Caroline menenggelamkan Aileen di kolam ikan taman belakang sekolah, kesabarannya yang setipis tisu tak sanggup menanggapi omongan absurd Aileen.
" Kak Alpha mana katanya mau kesini dia? lama amat udah dari tadi" omel Caroline mengalihkan topik.
" Gatau, Ai chat juga belum dibales" Aileen meluruhkan bahunya kehilangan semangat. Apakah Alpha lupa bahwa dirinya masih menunggu di kelas?
" Gapapa, mending kita ke kantin dulu aja yuk- laper nih gara-gara mikir fisika" Caroline merangkul pundak Aileen semangat mencoba mengalihkan perhatian gadis itu.
" Emang kamu mikir tadi?" ucap Aileen tak berdosa.
" Engga" jawab Caroline sekenanya.
*******
Suasana di ruang osis kini tegang- Alpha sedari tadi menguarkan aura yang cukup membuat nyali para anggota osis lainnya menciut, ia sama sekali tak fokus mendengarkan rapat kali ini. Dirinya terus saja memikirkan gadisnya yang sudah menunggu terlalu lama, Elisha yang sedari tadi melakukan presentasi pun dengan sengaja mengulur waktu rapat yang sudah lebih dari perkiraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ALPHA
Teen FictionAileen yang pernah mengalami kejadian buruk di masalalu membutnya trauma akan kehadiran orang baru, terutama terhadap laki-laki. Hanya abangnya yang mengetahui traumanya itu, Aileen sengaja meminta Aiden untuk tidak menceritakan traumanya kepada ked...