9

99 41 2
                                    

3 bulan kemudian

"Kenapa kau senang sekali datang tanpa memberi tahu?"

Yoongi sedikit jengkel pada gadis yang tengah menyeruput santai ice americano hasil memalak Hoseok. Beruntung kantor masih sepi. Jika tidak, keberadaan Yoona bisa saja terkuak.

"Aku kemari ingin kau tahu sesuatu." Yoona mengeluarkan beberapa lembar berkas.

"Salah satu suruhanku menemukan banyak bukti di dalam pabrik. CCTV, daftar pengeluaran dan semuanya. Kenapa kau tidak becus mengurusi perusahaanmu?" Yoona menatap tajam pria itu. Kali ini Yoongi biarkan gadis itu memaki karena memang benar apa yang ia katakan tentangnya.

"Lee Daehun terbukti sudah melakukan pelecehan terhadap dua karyawan magang. Banyak emas yang menghilang juga dana perusahaan tiba-tiba mencair tanpa persetujuanmu."

Yoongi masih terfokus pada berkas-berkas bukti dari Yoona. Pupilnya bergetar ketika menangkap nominal kerugian yang cukup besar di sana.

"Aku dapat bocoran jika rapat umum pemegang saham diadakan secara mendadak tujuh hari lagi. Bisa saja waktu yang ditentukan berubah. Jika kau tidak segera membereskan benalu-benalu ini, mereka bisa memberhentikanmu."

"Sebagai saudara aku harus membantu dan mengingatkanmu. Kau harus bertindak cepat. Jika belum beres sampai rapat diadakan, dengan berat hati aku tidak bisa membantumu lagi. Perlu kau ingat lagi jika aku adalah pemegang saham sekaligus komisaris. Dan aku tidak mau ru-gi." Yoona bangkit dari duduknya, meninggalkan Yoongi yang tidak bisa berkata-kata lagi.

Yoongi tidak bisa berdiam terus. Dengan cepat kedua kaki jenjang itu melesat, mengikuti Yoona.

"Kenapa mengikutiku?"

"Aku harus ke pabrik. Kita pergi bersama."

"Kau gila? Kau mau aku ketahuan? Pergi saja dengan sekertarismu. Aku bisa pergi sendiri," ketus Yoona.

Yoongi benar-benar menuruti gadis pucat itu. Segera ia meminta pemuda Jung mengantar ke pabrik untuk menyelesaikan urusan yang sempat ia lalaikan. Ia harus segera menjalankan rencana yang sudah ia bentuk kurun waktu terbilang lama.

Beberapa informasi mengenai Lee Daehun dan Song Damo, dua oknum yang sudah lama ia selidiki sebenarnya sudah lama didapatkan berkat bantuan Namjoon dan Hoseok.

Tidak menghiraukan sapaan beberapa staf yang dilontarkan untuk Yoongi. Pikiran terlalu kalut di pagi hari. Setelah selesai membuka gudang seperti biasa, dengan langkah tergesa ia menemui Lee Daehun di kantornya.

"Selamat datang, Tuan Min. Apa-"

"Kau dipecat. Temui personalia untuk menandatangi surat PHK besok pagi," potong Yoongi tak mau menghabiskan waktu untuk berbasa-basi. Ini adalah waktu yang tepat untuk menyingkirkan benalu sebelum tercipta masalah baru.

"T-tunggu, apa maksud anda? Apa salah saya?"

"Salahmu?" tekan Yoongi dengan geram. Seabrek berkas yang ia ciptakan bercampur dengan milik Yoona ia banting di atas meja kerja Lee Daehun.

"Jangan pura-pura bodoh. Aku tahu jika ide lemburmu untuk pekerja magang adalah semata-mata untuk mencari keuntungan bersama suruhanmu Song Damo, 'kan?"

"Setelah dipecat, aku akan menuntut perbuatanmu yang sudah merugikan perusahaan. Tidak ada lagi yang perlu diperjelas," final Yoongi tanpa banyak kata, meninggalkan Lee Daehun yang sudah mengepalkan kedua tangan di balik meja kerja.

"Bangsat kau, Min Yoongi!"



:~🌻~:

𝐌𝐈𝐒𝐂𝐇𝐈𝐄𝐕𝐎𝐔𝐒 𝐌𝐑. 𝐌𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang