"Kak."
"Kak!"
Teriakan Jungwon berhasil menyadarkan Hyegi dari lamunannya. Netra hangat tersebut menangkap figur menjulang yang tengah memaku perhatian dengan binar kebingungan. Lelaki Kwon menunjukkan dua kantong penuh bahan makanan sekali lagi di hadapan kakak perempuannya.
"Kau terlihat lebih buruk setelah kerja di klub itu." Suara pemuda tersebut terdengar khawatir dan kentara. "Apa ada orang yang mengganggumu?"
Hyegi tidak menyahut dan memilih untuk membantu Jungwon memasukkan bahan - bahan makanan ke dalam kulkas, menyibukkan diri agar bisa berpikir untuk mencari seribu alasan agar adik kesayangan tak membahas perihal pekerjaannya.
"Apa ayah yang menyuruhmu berbelanja?"
"Ah, iya benar," balas figur menjulang sambil menata beberapa bumbu dan mulai mencuci piring yang cukup menumpuk. "Lagipula aku sedang tak banyak tugas jadi aku bisa kemari." Entah Jungwon memang anak yang peka jika Hyegi tidak mau membicarakannya atau pemuda tersebut hanya bersikap natural seperti biasanya.
"Kak."
"Hm?"
"Akhir - akhir ini ada orang yang sering menemuiku bahkan sering mentraktirku banyak makanan enak." Sambil menaruh beberapa alat makanan yang selesai di cuci, aksa setajam elang menusuk sedikit demi sedikit pasang cokelat sehangat musim panas di belakang Jungwon. Wanita itu hanya sibuk mengulik beberapa sayur dan daging mentah untuk makan malam sebelum dirinya berangkat kerja lagi.
"Siapa namanya?" tanya Hyegi tak tertarik.
"Min Yoongi. Dia bilang dia mantan bos kakak."
Jemari lentik yang sedari tadi telah memotong beberapa sayuran terhenti seketika. Pipi kemerahan tersebut semakin memerah seperti tomat saat nama seseorang yang sangat ia hindari lolos dari belah bibir Jungwon. "Hah? Kau mengenal orang seperti itu?"
"Sudah lama sih." Piring terakhir mendarat di atas rak. Sambil mengeringkan tangan, Jungwon berbalik. "Sejak kapan, ya? Sepertinya sejak ia tak sengaj menabrakku. Semenjak kejadian itu, kami jadi dekat."
"Apa?! Dia menabrakmu?" Hyegi meletakkan pisau dengan kasar, menimbulkan gebrakan sesaat yang mampu melonjakkan tubuh seorang Jungwon. "Kenapa kau tak pernah bercerita padaku? Yang benar saja. Apa kau sudah tidak menganggapku sebagai saudara lagi?" cerca Kwon Hyegi mendramatisir. Namun, di mata Jungwon, Hyegi terlihat seperti orang yang salah tingkah? Haha, semoga itu hanya perasaannya saja.
"Jangan marah. Lagipula itu salahku juga tak lihat - lihat." Jungwon menghampiri anak tertua untuk membantu memasak.
"Ngomong - ngomong, mantan bos kakak orang baik. Jadi jangan terlalu khawatir."
"Baik apanya, sih," balas Hyegi sewot.
Jungwon menatap sang kakak sejenak untuk mengusut berbagai pancarona yang terpapar. Bibir sedikit mencebik ke bawah, pipi merona sedikit menggembung. Buliran air yang perlahan muncul dari pelupuk terlihat jelas bagi Kwon Jungwon. Bukan ekspresi seseorang yang ingin menangis. Tepatnya salah tingkah.
Hah, hal seperti ini Jungwon memang jagonya. Sedikit usil pada Hyegi sepertinya tidak apa. Ah, bukan tidak apa lagi. Usil adalah hal wajib yang dilakukan oleh semua anak laki - laki yang menduduki nomor dua dalam silsilah keluarga, haha.
"Kau suka dia, kan?" ejek Jungwon.
Seluruh muka Hyegi memerah. "Tidak! Mana ada!"
"Jangan seperti itu, kak. Kapan lagi ada orang tampan dan kaya yang mau bersamamu."
"Dia bukan tipeku!"
Tidak menggubris kata - kata denial sang kakak, Jungwon kembali mengusili. "Ah, hampir lupa. Yoongi hyung bilang dia akan setiap hari datang ke tempat kerja kakak. Sepertinya dia juga menyukaimu." Meski dibumbui nada ejekan, Kwon Jungwon tidak mengada - ada dengan yang satu ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐈𝐒𝐂𝐇𝐈𝐄𝐕𝐎𝐔𝐒 𝐌𝐑. 𝐌𝐈𝐍
Fanfiction[M] ㅡ 𝐨𝐧 𝐠𝐨𝐢𝐧𝐠. Kwon Hyegi berpikir hidupnya akan tenang-tenang saja selama ia tidak membuat masalah seperti di tempat kerjanya dulu. Namun, ekspetasi berkata lain. Kwon Hyegi tidak sengaja melempar sandal pada seorang pria pucat tepat di kep...