8

256 27 2
                                    


"....."

"Huh?" Setelah mengucapkan beberapa kata sosok itu menghilang meninggalkan pertanyaan di benak Riku.

"Ada apa Riku?" Tanya Ten yang merasa adiknya sedang bingung.

"Eh? Tidak apa-apa Ten-nii," jawab Riku meyakinkan.

Tok! Tok!

"Permisi, apa kami mengganggu?" Ucap seseorang sengaja mengganggu kemesraan si kembar.

"Ti-tidak kok, tidak sama sekali. Hehehe masuklah," Riku gelagapan dibuatnya sedangkan Ten hanya melirik tajam mereka.

"Ada apa dengan tatapanmu itu bocah? Kau sangat tidak rela kemesraanmu diganggu ya," ledek Gaku yang melihat lirikan tajam Ten pada mereka.

"Diamlah ubanan!" Ketus Ten.

"Hah!Warna rambutku memang seperti ini dasar bocah!"

"Sudahlah kalian berdua, Gaku ini selimutmu," lerai Ryuu.

Ini sudah pukul sembilan namun hujan belum berhenti malah angin kencang datang menyusul sang hujan, menembus dinding dan membuat mereka kedinginan, karna itu mereka pindah ke kamar untuk menghangatkan diri di atas futon dan selimut tebal.

"Haaah, kapan hujannya berhenti." Suara Mitsuki memecah keheningan yang sempat hadir.

"Iya, padahal kita ke sini untuk bekerja, kenapa malah terkurung begini," sahut Torao.

"Apa kalian merasa disini jadi lebih dingin?" Tanya Haruka tiba-tiba.

"Kau benar, padahal selimut yang kita pakai tebal tapi aku masih merasa dingin," jawab Minami, yang lain juga mengangguk merasakan hal yang sama dengan mereka.

Sebenarnya Riku juga merasakannya, samar-samar ia mendengar suara aneh dari luar kamar seperti genangan air yang terinjak, ia heran karna tidak mungkin kan salah satu staf akan masuk villa dengan sepatu basah. Namun keraguannya terjawab sudah, mata Riku membola saat melihat seseorang masuk ke kamar itu. Seseorang itu mengenakan seragam maid seperti penjaga villa namun yang ini berbeda, jika para penjaga villa terlihat seperti manusia-manusia seperti dirinya, yang satu ini berwujud manekin dengan rambut panjang yang kusam dan berantakan yang menutupi bagian depan kepalanya, pakaian maid yang dikenakannya juga kotor seperti habis tercebur ke lumpur. Auranya membuat Riku tidak enak, ia tidak bisa menebak apakah sosok ini jahat atau tidak.

Sosok itu berjalan lurus ke arah Riku, kakinya yang basah menimbulkan bunyi saat ia melangkah membuat jantung Riku berdetak lebih cepat (bukan karena ada rasa lain ya😋)

menenggelamkan sebagian wajahnya ke pundak kiri Ten, menyisakan sepasang mata crimson yang mengintip dari sana. Ia memperhatikan si sosok yang berjalan menembus beberapa temannya, ia memeluk Ten lebih erat dan tangannya mencengkram baju bagian belakang bahu Ten. Ten yang merasa pelukan adiknya lebih erat melihat ke bahu kirinya, tapi pandangannya terhalang karna Riku membenamkan wajahnya membuat rautnya tidak terlihat.

Ten hanya bisa mengelus punggung Riku supaya lebih rileks, namun sepertinya tidak berhasil. Tubuh Riku mulai bergetar dan nafasnya memberat suhu tubuhnya juga menurun dan mengeluarkan banyak keringat, Ten sadar kalau Riku melihat 'orang lain' di kamar ini namun ia tak bisa melakukan apapun karna dirinya tak bisa melihat mereka, jadi ia hanya bisa berusaha membuat Riku tenang.

Sosok itu berhenti tepat 3 inchi di belakang Ten, sosok itu berjongkok membuat kepalanya sejajar dengan Riku. 'ia' menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan dengan pelan seperti menilai Riku sedangkan si surai merah mengamati sosok di depannya ini. Tak berselang lama sosok itu diam, tak bergerak, tak bersuara, juga tak menghilang. Sosok itu menelengkan kepalanya membuat rambut yang menutupi bagian wajahnya tersingkir, dan saat itu Riku melihatnya,












































I7 misteri || IDOLiSH7 FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang