"lalu tadi, siapa?"
Iori mulai berkeringat dingin, perasaannya semakin sukar dijelaskan sekarang. Sedangkan dua orang dihadapannya hanya saling memandang satu sama lain, Riku lalu menarik tangan Iori dan membawanya ke kamar dengan Yamato yang mengekor di belakang.
Riku mendudukkan Iori di futon-nya kemudian menutup rapat-rapat pintu dan jendela lalu duduk di depan Iori dan Yamato.
"Dengar Iori, jangan pernah keluar sendirian terutama waktu malam, Mengerti?" Iori mengangguk kaku sebagai jawaban."Apakah Ichi adalah korban kedua?" Tanya Yamato yang mengerti apa yang dibicarakan Riku.
"Benar, tapi tadi itu hampir saja. Kami melihatmu berjalan ke bagian villa belakang dan menemukanmu mematung di ujung lorong-- Apa yang kau lakukan disana?" Riku bertanya saat mengingat hal yang baru saja ia katakan.
"Tunggu, bukankah aku tadi mengikutimu Nanase-san? Aku melihatmu menghilang di lorong itu dan aku menemukan pintu di sana jadi aku berusaha membukanya," jelas Iori.
"Pintu?" Ucap Yamato dan Riku bersamaan, mereka saling melempar pandang dan menggeleng.
"Awalnya aku mendengar suara seseorang memanggil nama Riku lalu melihatmu berjalan melewati kamar, saat aku ingin mengikutimu tiba-tiba Riku terbangun dan ikut denganku," jelas Yamato.
"Tapi saat kami menemukanmu tidak ada pintu di sana," lanjut Riku.
Suasana hening seketika, mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing berusaha mencerna peristiwa barusan,
"Sudahlah jangan dipikirkan lagi, lebih baik kita istirahat saja karna besok kita berangkat pagi-pagi," ujar Riku, akhirnya mereka lebih memilih tidur daripada pusing memikirkan hal-hal aneh.-----
"Hoam ... Ohayou," sapa seseorang memasuki ruang makan yang masih sepi.
"Ohayou Riku/-kun/Nanase-san." Sapa balik orang-orang yang sudah ada di wilayah mereka dengan nada sedikit datar.
Memang terasa agak lain dengan suasana pagi ini, mereka sama sekali tak bersemangat karena awan putih di langit dan hawa pengap yang menghantarkan rasa aneh dan suram pada pagi hari ini. Bahkan mereka yang biasanya meramaikan ruangan kini hanya menelungkupkan kepala di atas meja makan.
Setelah semua orang berkumpul sarapan pun dimulai, tak ada candaan seperti biasa di meja makan, hanya suara sendok yang berbenturan dengan piring. Suasana makan yang canggung, seperti mereka adalah orang asing saja.
Selesai sarapan mereka mengambil koper masing-masing dan bersiap keluar villa saat salah seorang staf berlari dengan tergesa-gesa,
"Gawat pak, perahu yang kita naiki rusak parah!" Lapornya pada pimpinannya.Semua orang langsung menuju tempat kapal mereka tertambat, mengabaikan barang-barang yang tergeletak begitu saja karna ditelantarkan tuannya.
Saat mereka tiba kapal sudah rusak di sana-sini, lambung kapal bocor, kaca berserakan dimana-mana, dan dek yang hancur seperti dicabik-cabik sesuatu. Melihat kapal yang hancur bahu mereka langsung merosot, hilang sudah tiket mereka untuk keluar dari pulau ini.
"Jangan lesu begitu, biar Momo-chan hubungi seseorang yang bisa membantu!" Ucapnya dengan nada riang seperti biasa. Momo mengambil benda pipih dari sakunya dan mondar-mandir mencari jaringan internet supaya bisa menelepon seseorang di pulau seberang.
Setelah beberapa saat ia menempelkan benda itu ke telinganya dan berbicara pada si penerima, ia tampak mengangguk-angguk dan sesekali mengerutkan kening mendengarkan penjelasan dari lawan bicaranya. Sesaat ia menghela nafas dan kembali menghampiri yang lain, mereka memandang Momo meminta informasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I7 misteri || IDOLiSH7 Fanfiction
Mystery / ThrillerSebuah undangan pekerjaan membawa mereka pada petualangan tak terlupakan Apa yang akan terjadi pada mereka? Langsung baca saja . . . Maafkan jika sifat tokoh berbeda dengan yang asli . Cerita berdasarkan imajinasi Author . Semua orang pasti punya i...