9

239 28 6
                                    

Detik detik berlalu, setelah kejadian pagi tadi tidak ada lagi orang di villa ini yang mendapat gangguan, seolah 'mereka' semua terlelap bersama dengan Riku. Waktu kini menjelang sore, di bawah cahaya merah yang indah, manik menawan milik seseorang menampakkan diri dari persembunyiannya, warna Crimson yang memikat bersatu dengan cahaya kemerahan yang menghiasi langit, seolah menunjukkan bahwa dirinya adalah jelmaan dari sang senja itu sendiri.

Riku bangun dari tidurnya, ia memperhatikan sekeliling, tak ada orang disana selain dirinya. Dengan perlahan ia berjalan menyusuri lorong dan menuruni tangga hingga berakhir di ruang tamu.

Kosong, ia tak melihat satupun dari makhluk pelangi itu disana padahal biasanya mereka berkumpul di sini sambil bercanda, bahkan saat tadi ia berjalan ke sini ia tak melihat seorang pun baik staf atau manager, tidak mau memikirkannya lebih jauh Riku memilih duduk di salah satu sofa panjang di sana. Ia merebahkan tubuhnya karna kepalanya masih terasa pusing dan tanpa sadar ia kembali menuju alam mimpi.

-----

Seorang pemuda berjalan melewati pintu-pintu yang terbuat dari kayu jati, terlihat rambutnya yang basah dan sebuah handuk tersampir di bahunya menandakan ia baru saja selesai mandi.

Saat memasuki kamar ia terkejut mendapati kalau ruangan itu ternyata kosong, ia mencari teman-temannya menanyakan dimana si surai merah yang seharusnya terbaring di sana, namun mereka tidak tahu.

"Astaga, kenapa ia suka sekali menghilang," ucap orang itu frustasi.

"Tenanglah mungkin ia sedang ke kamar mandi untuk cuci muka atau ia merasa lapar dan pergi ke dapur," ucap seorang yang lebih tua untuk menenangkannya. Mereka mulai mencari dan sesekali bertanya pada staf yang lewat.

"Kalau Riku-kun, aku tadi melihatnya di ruang tamu," ucap salah seorang staf. Mendengar jawaban staf tersebut Ten langsung bergegas ke lantai bawah untuk mengeceknya.

Begitu sampai di bawah ia tidak menemukan apa yang ia cari, namun Ten menangkap sesuatu dari balik sofa, dengan hati-hati ia berjalan menuju sofa dan ternyata orang yang ia cari sedari tadi berada di sana dan tengah tertidur.

Ten menghampirinya dan duduk di karpet tepat dihadapan Riku, ia tersenyum simpul saat melihat wajah tidur adiknya yang benar-benar manis. teman-temannya yang ikut mencari Riku menyusul Ten ke ruang tamu, begitu sampai mereka disuguhi pemandangan yang membuat gemas dimana Riku yang tertidur di sofa dan Ten yang duduk di karpet tengah mengelus rambut adiknya dengan sayang. (Mimin iri sama kalian😥)

Para idol menghampiri mereka dan ikut duduk di tempat yang ada -sofa dan karpet-. Angin sepoi-sepoi berhembus melewati fentilasi udara membuat suasana ruang tamu terasa segar dan sejuk, ditambah aroma tumbuhan dan tanah yang basah membuat mereka lebih rileks.

Sore itu mereka habiskan dengan canda tawa dan obrolan yang menyenangkan hingga tak terasa hari semakin petang dan jam makan malam pun tiba, mereka semua beranjak ke ruang makan sedangkan Ten berusaha membangunkan adiknya yang entah bagaimana masih bisa tidur pulas padahal keadaan sangat berisik.

"Riku bangun, waktunya makan malam." Ten mengguncang tubuh adiknya pelan. Namun tak ada reaksi.

"Riku, Riku! Ayolah," ucap Ten menepuk pipi Riku pelan.

"Ungh..." Riku hanya melenguh tanpa membuka mata. Melihat respon yang didapat Ten hanya bisa menghela nafas.

"Oke tidak ada cara lain," ucapnya kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Riku.

"Ten-nii pergi ya, sayonara Riku~, jaga diri baik-baik," mendengar kata-kata Ten, Riku sontak terduduk tegak dan memeluk leher Ten erat.

"Tidak mau, Ten-nii tidak boleh pergi, jangan tinggalkan aku!" Teriak Riku spontan mengundang beberapa orang untuk melihat mereka.

I7 misteri || IDOLiSH7 FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang