12

40 0 0
                                    

Sudah lama banget gak update krna kesibukan dan beberapa hal lainnya.

Happy Reading.

"Maaf ya, aku tahu posisiku disini siapa. Tapi jika boleh aku mengatakan, Geovan curi pandang itu"

Tak lama ada yang datang dan duduk disebelahnya, Lisa menoleh mendapati seseorang yang baru saja memenuhi pikirannya

"Ge..."

Geovan tersenyum teramat manis, Lisa yakin senyum Geovan kali ini tampak berbeda entah itu apa.

Tak lama ia mengeluarkan sebatang rokok dari dalam sakunya, menghidupkan korek menyulutnya dan mengeluarkan asap.

Dalam pikiran Geovan mungkin ini sudah saatnya untuk berterus terang terhadap Lisa, selama ini ia tidak memiliki waktu berdua untuk membahas ini. Ia sudah tidak ingin menahannya lagi karena ini menyakitkan untuknya.

"Ge, sejak kapan kamu merokok?"

"Terima kasih sudah kembali, Sa." Ucapnya pada Lisa tanpa menjawab pertanyaannya

"Aku tidak pernah kemana-mana, Ge."

Geovan menggeleng "Kamu selalu menghindariku beberapa tahun belakangan ini. Sejak Aksa kembali dan bertemu, kamu baru memulai seperti ini lagi, seperti dulu"

"Ge, aku..."

"Aku tahu, Sa. Saat itu aku benar-benar brengsek. Mungkin kamu gak cinta sama aku tapi aku tahu jelas betapa kecewanya kamu saat itu. Aku ninggalin kamu, tapi sungguh bukan itu yang aku mau sesungguhnya. Aku punya alasan kenapa memilih Mika. Tapi sebenarnya aku sangat menginginkan hal itu" Potongnya dengan cepat, sebab ini sudah lama sekali ingin ia ungkapkan ke Lisa kejadian yang sesungguhnya, penyesalannya.

Lisa menggeleng, kecewa tentu saja tapi untuk kalimat tidak cinta, Geovan salah.

"Itu sudah berlalu, Ge. Kita juga sudah melupakan itu dan berdamai, bukan?"

"Iya aku tahu, Sa. Karena itu aku ingin mengungkapkan ini. Tapi untuk alasan kenapa memilih Mika saat itu, tolong percaya padaku. Aku tidak benar mencintai Mika"

Lisa menoleh langsung menatap Geovan dengan tatapan tak percaya. Geovan membuang puntungan rokoknya kemudian menatap Lisa tepat di manik matanya dengan dalam.

"Aku mulai merokok sejak malam itu, aku frustasi melihat kamu kecelakaan karena ulahku. Juga aku merasa bersalah pada Aksa, aku tidak ingin semua itu terjadi, Sa. Sungguh."

"Bukan itu yang ingin aku dengar, Ge. Aku ingin mendengar kenapa kamu tidak mencintai Mika sedangkan kamu rela mempermalukanku di hari itu? Aku kecewa sama kamu, Ge. Karena kamu saat itu sudah menyakitiku begitu dalam, bukan hanya aku tapi juga orang tua kita" Lisa menghela nafas, Geovan menunggu kelanjutan ucapan Lisa "Aku bahkan tidak tahu harus mengatakan apa lagi jika mengingat kejadian itu." Keluhnya

Geovan memegang tangan Lisa "Dengar, Sa. Selama ini yang kulakukan dengan Mika karena suatu kesalahan, aku ingin menjadi penguatnya tapi itu juga cukup menyiksaku. Aku sungguh mencintai kamu, Lisa"

Pernyataan Geovan malam ini membuat Lisa tak percaya, tangan Geovan turun menggenggam kedua tangan Lisa.

"Tolong percaya padaku. Suatu saat aku akan mengatakan mengapa aku memilih Mika. Saat ini tolong percaya."

Lisa menatap Geovan, tatapan mata Geovan tak sedikitpun ada kebohongan tapi bagi Lisa ini sudah terlambat.

Lisa menghela nafas mencoba menarik tangannya dari genggaman Geovan tapi ditahan oleh Geovan.

"Aku sudah memutuskan, Sa. Aku ingin bersama kamu. Tolong izinkan aku untuk bersama kamu"

"Kamu gila ya, Ge." Cerca Lisa. "Bagaimana dengan Mika?"

When I Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang