2.04

17.5K 1.5K 8
                                    

"Namanya yohan, anak IPA 3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Namanya yohan, anak IPA 3. Guru BK udah ngasih 5 kali surat peringatan tapi dia abai. Dan ibu hani ngasih tugas buat kita tuntasin nih Fir'aun tanpa surat pengeluaran, kalian tau sendiri keluarga yohan salah satu donatur gandala. " Kata Raka menjelaskan tentang kasus pertama mereka, termasuk siapa yohan itu.

Gama mengangkat salah satu tangannya. "Yohan bukannya berandalan satu geng sama Frans ya?" Tanya gama melirik Frans di depannya dengan sinis. Ada perasaan tidak suka saat melihat lelaki itu apa lagi duduk berdekatan dengan Aera.

"Mulut Lo perlu gue bagusin enggak?" Tanya frans memutar pulpen di jari-jarinya santai. Dia sangat tau kenapa gama sampai sesinis itu memandanginya.

"Ga perlu."

Frans terkekeh kecil. "Bagus deh." Frans mengira gama akan mau, sangat di sayangkan tangannya menganggur.

Aera menatap Frans di sampingnya dengan penuh tanda tanya. Dia tau jika Frans pernah adu jotos bersama gama, apa pertengkaran itu berakhir dengan dendam?

"Masalah Yohan biar gue yang atasin." Ujar Frans melirik Raka dengan senyuman manisnya.

Raka mengangguk. "Oke, rapat kali ini selesai. Dan Aera ayo ikut gue, tugas lo urus murid baru."

Sebelum bangkit mengikuti Raka, frans menahan tangan Aera di pegangan kursi gadis itu hingga Aera kembali terduduk.

"Coba Lo ulangi kata-kata Lo?" Tanya Frans semakin tersenyum lebar kearah Raka. Berani sekali ketos ini meminta Aera-nya ikut dengan dia.

"Frans?" Tegur Aera pelan.

"Kamu diem dulu Ra." Balas Frans tanpa menoleh ke gadis itu. Tatapannya menajam tapi tidak dengan senyumannya.

Sedangkan di sisi lain, semua anggota di sana tampak terhibur dengan suasana mencekam di ruangan itu. Apa lagi Jerycho sudah memasang kaca mata bulat hitam dan menonton pertunjukan dengan perasaan.

"Oke. Lo dan cewe Lo ikutin gue." Frans tersenyum tipis, tangannya bergerak menggenggam erat telapak tangan Aera. Ini yang ingin dia dengar dari tadi, emang dasar raka yang tidak peka dengan keinginannya.

"Hampir aja gue salah paham." Aera menganga tidak percaya, hampir saja makian keluar dari mulutnya untuk lelaki di hadapannya ini. Tapi ia urungkan, menabung dulu sampai penuh baru Aera keluarkan jika sudah tidak bisa tertampung di dalam mulutnya.

Raka tidak peduli, lelaki itu keluar dari ruangan kesiswaan menuju ke perpustakaan sekolah.

"Suatu saat kamu akan nyesal sama perbuatan kamu yang sekarang, obssesi kamu Frans terlalu berlebihan. Dan mungkin aja kalo aku bebas, kamu buang aku. Aku akan hidup damai." Gumam Aera pelan dapat di dengar oleh telinga Frans yang sangat peka.

Anehnya lelaki itu sama sekali tidak marah, dia malah tersenyum lembut. "Bebas? Mustahil Aera. Demi Lo semua pintu semesta gue buka asal Lo tetap di samping gue."

THE BOY OBSESSED  (Revisi) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang