Status: [ TAMAT. ]
Point penting bagi Aera yang harus terpaksa berurusan dengan Antagonis gila.
• Ini tentang lelaki periang dengan kepalsuannya.
• posesif adalah bagian dari hidupnya.
• misterius adalah sosoknya.
• dan kegelapan adalah permainanny...
Apa yang kalian lakukan beberapa hari kebelakang? Mulai dari gue ya, sibuk ngurusin masalah perkuliahan, ospek dan dll maaf ya kalau ceritanya telat mulu gue publish, kalau aja ga ada notifikasi vote dari kalian mungkin gue udah lupa buat publish ada juga ya untungnya nge-vote.
Oke lah selamat membaca, jangan jadi silent reader. 🌻
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jerycho dan Arselo tengah menonton pertunjukkan di kantin itu dengan semangat memuncak. Apa lagi drama antara Liana dan viona, sangat rugi jika tidak melihatnya.
"Anjir, Liana keren banget. Mana tendangannya berdamage lagi." Bisik jerycho, membuat Arselo melirik sinis kearah lelaki itu.
"Suka Lo?" Tanya Arselo, mendapatkan kedipan mata dari jerycho.
"Ga dulu deh, strong banget kayanya tu cewe. Gue mah sukanya yang diem, penurut, bukan yang bad girl. Bisa habis gue."
Arselo menggeleng heran, tangannya menepuk bahu Jerycho, kemudian berlalu dari hadapan cowok itu. Jerycho yang merasa di tinggal Langsung saja mengejar Arselo.
Suasana kantin terlihat mencekam, apa lagi Viona yang baru saja keluar dari kantin dengan kedua temannya. Sedangkan Silla beralih melirik lofita yang sibuk bermain handphone sambil tersenyum misterius.
"Ha, ternyata elo." Gumam Silla tidak percaya. Lalu pergi dari kantin yang sudah terlihat mengerikan itu. Lebih baik ia menyusul Aera, dari pada berlama-lamaan bersama lofita.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aera melihat seseorang yang dia kenal tiba-tiba saja menjauhinya tanpa alasan. Tangan Aera menahan lengan lelaki itu agar berhenti.
"Bentar dulu. Lo kenapa sih? Kaya ngejauhin gue?" Tanya Aera bingung.
"Bukan urusan Lo." Jawabnya singkat dan beralih menepis lengan Aera.
"Heru! Lo yakin ga ada alasan dengan sifat aneh Lo?"
Heru memperbaiki kaca matanya yang bertengger di hidungnya, lalu memandangi Aera dengan wajah dingin.
"Jauhin gue." Ujarnya pelan dan melangkah pergi meninggalkan tubuh kaku Aera.
