1.01

25.5K 2.4K 82
                                    

Sebuah tangan kasar sangat terasa di pipi Aera, gadis itu membuka secara perlahan matanya dan tampak sedikit silau ketika ingin melirik seseorang di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah tangan kasar sangat terasa di pipi Aera, gadis itu membuka secara perlahan matanya dan tampak sedikit silau ketika ingin melirik seseorang di sampingnya. Mencium dari aroma tubuhnya, Aera bernafas lega, ia tau siapa pelaku yang mengusap pipinya.

"Butuh air?" Tanyanya, mendapatkan anggukan kepala dari gadis itu.

Aera di bantu untuk duduk, kepalanya yang terasa pusing mencengkeram erat lengan lelaki di sampingnya.

"Lo yang bawa gue?" Tanya Aera tidak menerima jawaban.

"Frans?" Panggil Aera, dengan wajah mengeras lelaki itu. Aera mulai paham sekarang.

Frans sedang marah kepadanya sekarang. "Fra-"

"Diem! Mulut Lo bau." Kesal Frans pura-pura menutup hidungnya sembari memberikan air hangat ke gadis itu.

Aera menghela nafasnya, dengan segera tangannya meraih gelas berisikan air dari tangan Frans kemudian meneguknya hingga tidak tersisa.

Usapan lembut ketika menyentuh bibirnya membuat tubuh Aera membeku, gadis itu menatap mata tajam itu ketika fokus mengusap bibirnya. Aera terkekeh geli melihat raut wajah frans yang kebingungan akibat suara tawanya.

"Lo marah? Karena orang yang angkat gue?" Tanya Aera melirik mata gelap milik Frans.

"Iya.." sahutnya, frans menarik tangan Aera hingga mendekat kearahnya dengan cepat laki-laki itu mencium pipi gadis itu.

Aera melotot kemudian menyentuh pipinya. Bajingan ini?! Hampir saja Aera mulai luluh dengannya, dan tidak jadi karena perlakuan tiba-tiba darinya.

"LO-"

"Jangan brisik Aera, tangan Lo sakit." Ucap frans mengelus pergelangan tangan Aera yang sudah terbalut perban.

"Ga ada hubungannya?!" Kesal Aera tanpa ragu-ragu mencubit pinggang lelaki tersebut.

Frans terkekeh kecil ia pura-pura kesakitan agar gadis di hadapannya ini merasa senang.

"Mampus!!!" Aera mencibir melihat Frans dengan wajah konyolnya, berpura-pura kesakitan.

Frans mengelus rambut Aera dengan lembut, beberapa helai rambut gadis itu ia selipkan di sela-sela kuping Aera. Dengan penuh perhatian, Frans melirik tepat ke arah mata Aera.

"Gue bisa bantai satu sekolah cuma karena Lo Aera, dan Lo bisa bayangin kalau Lo pergi dari hidup gue, bukan satu sekolah doang bahkan mungkin lebih besar dari itu. Dari sini Lo paham maksud gue kan?" Tanya frans tersenyum indah di hadapan Aera.

THE BOY OBSESSED  (Revisi) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang