MD|007|

20K 1.3K 14
                                    

Follow aku sebelum baca.
Jangan lupa vote & komen ya.
Happy Reading & Enjoy Guys 🐝

(NOTE: SUDAH DI REVISI)

"Karena akan di jadikan e-book, jadi ada beberapa bab yang aku gabungkan"

***

Chapter 7. Milan, Italia

Elard beserta kedua anaknya serta sang kekasih, sedang dalam perjalanan menuju bandara.

Tangan besar Elard sedari tadi menggenggam tangan Zia. Wanita itu sudah mencoba melepaskan namun genggaman nya akan semakin mengerat dan ada saja alasan laki-laki itu menolak.

Riel dan Gio yang duduk di belakang hanya tersenyum kecil melihat daddy nya yang terus menggenggam tangan mommy mereka.

"Daddy mau pelgi kemana?" tanya Riel membuka suara.

"Ke italia sama om Dean."

"Liel ikut, boleh nggak daddy?" ucap nya semangat.

"Riel beneran mau ikut, berarti nggak jadi dong Riel nginap di rumah mommy!" celetuk Zia.

"Eh, Liel nggak jadi ikut daddy. Liel mau sama mommy aja," ucap nya cepat. Mereka sontak tertawa karena anak itu tampak panik.

"Haha, iya boy. Kalian sama mommy aja," mereka akhirnya tiba di bandara. Dean yang sudah disana langsung menghampiri Elard.

"Mari pak, koper nya saya bawakan," Elard menyerahkan kopernya pada Dean, setelah itu ia melihat kedua anaknya yang di gandeng Zia. Kedua nya tampak murung, mungkin karena ini pertama kali nya Elard meninggalkan mereka dalam waktu yang lama.

"Kenapa nangis, hm?" ucap nya sambil berjongkok menghadap kedua nya.

"Hiks, daddy jangan lama disana," tangis Gio pecah membuat Elard menarik anak itu pada pelukan nya.

"Daddy nggak lama kok, cuma seminggu, nanti daddy usahakan pulang cepat," Riel yang melihat sang kakak menangis ikut menangis juga.

"Hiks, mommy, Liel mau ikut Daddy," Zia dengan sigap langsung menggendong Riel.

"Udah jangan nangis, daddy pergi kan buat kerja, Riel dan abang sama mommy dulu ya, nanti kita main sama Ay," tangisan anak itu pun perlahan berhenti kemudian mengangguk.

"Riel turun dulu ya sebentar," pinta Elard sambil mengambil alih anak nya, kemudian memanggil Dean untuk menjaga mereka, ia harus menyelesaikan sesuatu yang sangat penting.

"Oke daddy.

Melihat kedua anak nya yang sudah bersama Dean, Elard langsung menghadap Zia yang menatap nya sendu.

"Mas," cicit Zia pelan sambil menunduk.

"Hm?" jawab Elard sambil memandang wanita yang kini sudah menjadi kekasih nya.

"Mas, masa kita baru pacaran, udah di tinggal pergi hiks," tangis Zia pecah membuat Elard membawa wanita itu ke dalam pelukan nya.

"Eh, kok nangis juga," tanya Elard terkekeh kecil, wanita nya sangat lucu.

"Kan saya pergi buat kerja, cuma seminggu kok, nanti saya sering-sering kabarin kamu deh," ucap nya menenangkan tak lupa tangan yang setia mengelus rambut Zia.

"Tapi kan lama seminggu!" ucap nya sesenggukan.

"Saya akan usahakan, secepatnya saya balik. Oke!" Zia mengangguk lalu mendongak menatap Elard yang juga menatap nya. Dengan posisi yang masih berpelukan, Elard bisa melihat jelas hidung kecil yang sudah memerah karena menangis. Sangat menggemaskan.

Mas Duda [End]✓(Terbit Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang