MD|008|End

20.1K 1.3K 14
                                    

Follow aku sebelum baca.
Jangan lupa vote & komen ya.
Happy Reading & Enjoy Guys 🐝

(NOTE: SUDAH DI REVISI)

"Karena akan di jadikan e-book, jadi ada beberapa bab yang aku gabungkan"

***

Chapter 8. Rindu


Terhitung sudah tiga hari Elard berada di italia, pekerjaan yang banyak berhasil menyita waktu nya, hingga ia tak sempat mengecek hp. Ia tidak tahu bahwa ada seseorang yang sangat mengkhawatirkan nya di belahan bumi lain.

"Pak, ini ada beberapa berkas yang harus bapak periksa," Dean meletakan setumpuk berkas di atas meja yang sudah terdapat beberapa berkas lain nya.

Elard mendesah frustrasi melihat berkas yang baru saja di letakkan Dean. Ia sudah mengerjakan nya dari pagi, namun berkas-berkas itu sepertinya tidak menurun, namun malah semakin bertambah.

"Dean, kenapa berkas nya semakin banyak?" tanya nya protes. Dean melihat Elard prihatin, jika ia bisa mengerjakan nya maka akan ia lakukan, namun berkas-berkas itu hanya bisa di periksa oleh Elard saja, selaku bos.

Dean menggeleng pelan, lalu berucap, "Saya juga tidak tau pak," Dean juga heran, mengapa berkas-berkas sialan ini tidak ada habis nya. Di meja kerja nya sendiri ada beberapa tumpuk dokumen yang belum ia periksa, apakah mereka harus lembur lagi seperti hari-hari sebelum nya.

Elard melirik jam nya lalu menatap Dean. "Kita pulang saja, tidak usah lembur hari ini!" Dean memekik senang dalam hati, akhirnya ia bisa tidur dengan nyenyak. Pekerjaan nya sebagai sekretaris membuat nya harus siap siaga, apalagi perusahan di italia ini sedang dalam kondisi yang tidak stabil, membuat mereka bekerja keras untuk memulihkan nya kembali.

"Baik pak," jawab nya antusias.
Elard tersenyum kecil, ia kasihan melihat kantung mata Dean yang tampak menghitam karena lembur akhir-akhir ini.

Ia sendiri merindukan kekasih nya, sudah lama mereka tidak bertukar kabar. Seingat nya terakhir kali mereka bertukar kabar saat ia memberitahu nya bahwa ia sudah tiba di italia.

***

Elard dan Dean di hotel yang sudah mereka tempati beberapa hari ini, keduanya berjalan melewati lobby hotel yang cukup ramai. Dari arah depan seorang wanita berjalan dengan cepat hingga tak sengaja menabrak Elard.

"Please, forgive me sir. I didn't mean to run into you!" ucap wanita itu meminta maaf, sambil memungut beberapa kertas yang terjatuh.

"Its okay," jawab Elard sambil mengambil hp nya yang terjatuh. Saat mereka akan kembali berjalan, wanita itu menahan tangan Elard, membuat nya refleks menepis nya pelan.

"Maafkan saya pak, bagaiman jika saya mentraktir anda, sebagai permintaan maaf saya?" ucap wanita itu. Dahi Elard mengernyit, lalu melirik Dean yang sedari tadi diam.

Seakan mengerti kode dari sang bos, Dean langsung berucap. "Maafkan kami nona, kami sedang terburu-buru," Elard dapat melihat raut kecewa dari wanita itu, namun itu bukan urusan nya, keduanya langsung meninggalkan wanita yang masih menatap mereka.

"Astaga dia sangat tampan," gumam nya sambil tersenyum kecil.

***

Mas Duda [End]✓(Terbit Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang