Bagian 2 | Nanti, Suka ?

31 5 0
                                    

" Wina pulang " teriak perempuan bernama Wina itu

Wina pun berjalan menuju ruang keluarga dia pun duduk di sofa yang ada, sambil terus menerus menghela nafasnya.

" Baru pulang Lo ? " Tanya seseorang yang entah datang darimana,lalu duduk di samping Wina

" Iya, Bang Haidar sendiri. Kapan pulang ? " Jawab Wina lalu bertanya balik kepada Haidar sang Kakak.

" Udah dari satu jam yang lalu " jawab Haidar lalu mengambil cemilan di atas meja

" Loh kok, Abang bolos ya. Gue aduin Mama tau rasa Lo "
" MA, MAMA " teriak Wina menggelegar di ruang keluarga

" Diem heh, gue gak bolos ya bocah " ucap Haidar sambil melemparkan bantal sofa kepada Wina

" Terus, kenapa Lo udah di rumah aja. Padahal kan sekolah belum bubar " ucap Wina mengintimidasi sang Abang

" Gue gak bolos Wina Natalia Gentala, guru² juga gak ngelarang muridnya pulang lebih awal. Karena apa?, Ya karena kita belum belajar normal, sebab masih tahap MOS anak kelas 10 PAHAM GAK ? Ucap Haidar panjang lebar dengan menekankan kata paham tersebut

" Oh, gitu " singkat Wina sambil ngangguk², lalu dalam sekejap saja raut wajah Wina langsung muram.

" Tadi ngomel², sekarang muka malah kusut gitu. Kenapa Lo ? Ada masalah hidup. " Ucap Haidar yang melihat perubahan raut wajah Wina

" Semua orang juga punya masalah hidup kali Bang" jawab Wina masih dengan ekspresi yang sama.

" Terus masalah hidup Lo apa ? " Tanya Haidar Lagi, meskipun Haidar sering jahil kepada Wina dia sebenarnya sangat peduli. Dan sayang kepada Wina, namun rasa gengsi nya itu menutupi semuanya.

" Entahlah, mungkin gara² kak Jaffan. " helaan nafas Wina terdengar sangat kasar

" Eh APA ?, LO DI APAIN SAMA SI JAFFAN HAH BILANG SAMA GUE. BERANI²NYA DIA NYENTUH ADIK GUE " teriak Haidar yang membuat Wina menutup telinganya

" Abang! DIEM ATU IHH, TELINGA WINA SAKIT. JANGAN TERIAK "

" Kalian berdua mah sama aja " celetuk Daffa, anak pertama keluarga Gentala.

Seketika Wina dan Haidar pun diam, dan melihat sosok manusia yang menimpal tadi.

" Kak Daffa. Tumben udah pulang ? " Tanya Wina

" Udah waktunya " balas Daffa lalu duduk bersama Wina dan Haidar.

" Kalian berdua tadi kenapa?, Pada teriak² segala. Untung Mama gak turun dari atas " lanjut Daffa

" Tuh Bang Haidar, " tunjuk Wina kepada Haidar

" Apaan kok nyalahin gue sih, tadi Lo yang bikin gue panik ya. " Jawab Haidar tak mau di salahkan

" Emang apa yang bikin Lo panik si Dar ? " Tanya Daffa

" Si Wina katanya punya beban hidup gara² si Jaffan kembaran si Jeffrey itu loh " jawab Haidar

" Ih, bukan itu maksud Wina Abang mah " Wina pusing kenapa Haidar salah menyimpulkan

" Terus apa dong ? " Daffa kini bertanya kepada Wina. Sungguh menghadapi ke dua adik nya itu harus ekstra sabar.

" Jadi gini Kak, Bang. Wina cuman sebel aja gitu sama kak Jaffan. Dia itu ngeselin banget, mentang² dia OSIS seenaknya aja gitu. Terus tadi dia kan adu mulut sama Wina, ya gak salah dong Wina ngomong kasar sama dia. Eh dia malah ngusir Wina dari kelompoknya, nyebelin banget kan " jelas Wina panjang lebar.

Haidar serta Daffa melirik satu sama lain hingga akhirnya kedua nya menepuk jidat. Sungguh Wina itu, untung saja Jaffan tidak menonjoknya karena sudah membuat dia marah.

[2] Life Love (NaRa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang