Hai..
Apa kabar?Happy Reading
...
Hari ini, ibu Maura akan memulai usaha berdagangnya kecil kecilan. Tidak banyak makanan yang akan dijual. Menu makanan yang utama pun hanya siomay. Tapi sedia juga gorengan seperti bakwan dan tempe mendoan. Selebihnya hanya jajanan anak anak seperti permen, pop ice, ciki-cikian, dan lainnya. Sedia kopi juga untuk bapak-bapak yang menginginkannya.
Alhamdulillah, Ibu Maura dipinjamkan modal oleh teman baiknya itu. Meskipun cerewet dan bermulut pedas. Bi Nuri, teman ibu itu kerap membantunya dikala kesusahan.
Dihari pembukaan warung pertama, banyak sekali orang ramai yang mengantri ingin membeli berbagai macam jajanan. Tiara dan Niva pun turut datang membeli jajanan.
Ibu membuka warung dihalaman rumah. Jadi tidak akan terlalu cape bila harus kesana sini. Posisinya pun cukup strategis, rumah kami berada dipinggir jalan. Memudahkan orang-orang untuk melihat warung kecilnya.
Maura bisa melihat wajah ibunya yang sedari berseri-seri sembari melayani orang yang membeli. Senang sekali melihat ibunya seperti ini. Tidak murung atau menangis diam-diam lagi dikamar.
"Kak, mau pop ice. " ujar seorang anak kecil perempuan berpipi chubby. Maura sangat gemas sekali melihatnya, apalagi saat ia berbicara dengan malu malu.
"Iya, mau rasa apa, ade manis? "ucap Maura tersenyum manis. Ia melihat anak kecil itu semakin malu saat ia sebut manis.
"Umm... Rasa cokelat, kak," Maura tak tahan melihat ekspresi menggemaskan anak kecil itu.
"Baiklah, tunggu sebentar ya, manis. " Maura terkekeh kecil melihat anak kecil itu menghampiri mamanya, menenggelamkan kepalanya dikaki sang-ibu. Mungkin merasa malu, pikir Maura.
Dengan segera, Maura membuatkannya pop ice rasa coklat sesuai keinginannya.
" Terimakasih, kakak cantik. " anak kecil yang menggemaskan. Rupaya dia balas dendam. Sungguh, jika anak kecil yang memuji rasanya sangat-sangat berbeda. Tentu saja, anak kecil pasti tidak berbohong. Uh, Maura sangat malu.
Orang-orang yang melihatknya dengan anak kecil ini. Kompak tertawa, melihat Maura salah tingkah karena anak kecil itu.
...
Sore hari telah tiba. Dagangan Ibu Maura mulai tak tersisa bahkan siomaypun tinggal beberapa porsi saja. Ibu pergi kedalam rumah untuk mandi dan sholat. Kini hanya Maura yang menjaga warung sendirian.
Bola mata Maura, melihat dua orang pria menghampiri warungnya. Maura tidak mengenalnya, belum pernah juga ia melihatnya. Pakaiannya terlihat rapi meskipun pakaian santai. Tidak seperti bajunya yang sudah kusam, dan mungkin juga sudah, bau.
Kulihat dua wajah pria itu melirik Maura sekilas. Sangat tampan, Maura sedikit terpana. Belum pernah melihat pria tampan sebelumnya disini. Keduanya pria itu sama-sama tampan.
Namun, pria pertama yang memakai kaos berwarna hitam itu lebih tampan dibanding temannya. Kulit putih bersih, hidung mancung, pahatan alis yang tebal dan bibirnya yang merah alami. Serta sangat, tinggi.
"Ekhem. "
Maura tersadar dari lamunannya, lantas tersenyum kikuk karna ketahuan memandang wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAURA (ON GOING)
Teen FictionCerita hidupku, keluarga dan teman-teman kampungku. Dan mungkin sedikit kisah cinta tentang diriku. ... Aku mencintainya. Tapi aku tidak berani mengatakannya, karna aku bukan dari kalangan sepertinya. ... Ibuku, malaikat tak bersayapku. Ayah, ak...