Empatbelas

33 30 46
                                    

Hai..
Apa kabar?

Happy Reading

Tandai jika ada, typo!

•••

Ibu, jika kehadiran Maura disini bikin Ibu sakit. Maura bakal pergi, pergi yang jauh sampai Ibu nggak bakal liat Maura lagi."

"Maura!" Seru ketiganya saat Maura mengucapkan kata-kata yang tak mereka ingin dengar. Maura tersentak oleh tiga suara tersebut. Ia lantas mendongak, melihat wajah ketiga pria itu satu persatu.

"Ngomong apasih kamu, Ra?" Timpal Dion merasa tidak suka saat mendengar ucapan dari Maura.

"Gue gak suka ya, lo ngomong sembarangan kayak gitu." Terang Ken.

Maura menunduk dalam sembari tetap terisak. Ia lantas berdiri dengan pelan, karena rasa sakit ditelapak kakinya.

"Terus aku harus gimana? Ibu aja udah gak mau liat aku lagi!" Seru Maura.

"Kak, lo masih ada kita. Kenapa lo bersikap seolah-olah kalo lo gak punya siapa-siapa lagi?" Ujar Sean dengan parau. Maura semakin menangis mendengar kalimat-kalimat pria ketiganya.

"Sini, gue obatin lukanya." Ken meraih tubuh Maura. Maura menggelengkan kepala tidak mau.

"Obatin dulu, Maura," Timpal Dion.

"Sean, tolong beresin pecahan gelas itu ya. Abang mau bawa ibu ke kamar dulu." Sean mengangguk dan dengan cepat membereskan pecahan gelas itu.

Ken menarik tangan Maura, membawanya keluar dari rumah. Lantas Ken membantu Maura duduk. Ken bergerak menjauh dari Maura, ia berjalan menuju mobilnya, membawa kotak obat yang selalu berada dimobilnya untuk mengobati Maura.

"Awsh, sakit." Ringis Maura memegang kakinya.

"Tahan dulu, ya. Banyak beling yang nancep dikaki lo." Ken dengan telaten membersihkan kaki Maura untuk yang kedua kalinya. Ia dengan pelan dan lembut mengobati luka-luka dikaki Maura.

Maura menunduk memerhatikan Ken yang tengah mengobatinya. Hingga tak sadar ada empat pasang mata yang memerhatikan Maura dan juga Ken.

"Ken, kok kamu ada disini?" Ujar Tiara membuat Ken dan Maura tersentak dan menatap Tiara. Ken tak menghiraukannya yang terus mengobati kaki Maura.

"Maura manja banget, deh. Kasian Ken tau." Celetuk Tiara menatap tak suka Maura.

"Kan bisa sendiri, lagian cuman luka kecil kan?" selorohnya lagi. Maura menunduk dalam, sedangkan Ken acuh tak memperdulikan.

"Maura, udah sehat?" tanya Niva, duduk disamping Maura.

Maura tersenyum kecil lantas menjawab, "Alhamdulillah"

"Maaf ya, aku gak jenguk kamu waktu dirumah sakit." Sesah Niva menunduk

"Gapapa, Va." Balas Maura tersenyum tulus. Dan dibalas senyum balik oleh sang empu. Berbeda dengan Tiara.

Ia terus berdiri mematung menatap Maura tak suka. Ia teramat cemburu melihat kedekatan Ken bersama Maura. Ditengah suasana awkwrd itu, terdengar suara ponsel yang berbunyi dengan nyaring. Semua pasang mata lantas menatap Ken yang tengah mengeluarkan ponselnya yang berada didalam saku.

Drrt drrtt

"Bentar ya, Ra" ujar Ken, Maura mengangguk tersenyum tipis. Sementa Tiara dibuat semakin kesal.

Ken berjalan sedikit jauh dari para gadis tersebut, dan mengangkat telepon.

"...."

"Ya, hallo."

MAURA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang