1a. Awal

169 15 1
                                    

Jangan datang, jika akhirnya kau berniat untuk pergi meninggalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan datang, jika akhirnya kau berniat untuk pergi meninggalkan.

- Journey -


•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Di depan sebuah minimarket, dua orang manusia tengah menikmati cemilannya masing-masing. Lebih tepatnya sang perempuan yang sangat antusias dengan makanan yang ada didepannya sekarang.

"Res, tumbenan banget. Ada apa nih?" Sambil memasukkan snack kedalam mulutnya ia mencoba bertanya.

"Telen. Baru ngomong!" Bukannya jawaban yang dia dapat, malah teguran yang ia terima.

"Dapet lotre ya? Atau menang taruhan lagi nih?" Laki-laki itu hanya menggelengkan kepala. Namun, tiba-tiba dia sedikit mencondongkan badan pada si laki-laki. "Ngaku deh! Nyolong ya? Ih engga jadi lanjut makan ah, duitnya haram! Nanti ngendap diperutku lalu jadi penyakit." Dengan tanpa perasaan, si laki-laki menyentil kening sang perempuan.

Ctak~

"Yak! Ares! Bodoh! Kening berhargaku." Dia tatap laki-laki tersebut dengan kesal, sambil terus meringis sakit karena ulah laki-laki yang ada didepannya. "Kalo sampe aku amnesia gimana? Mau tanggung jawab kamu? Males sama kamu ah." Dia juga tak lupa mengelus keningnya yang terasa sakit sekarang.

"Banyak tanya. Tinggal makan! Kenyang, terus balik. Repot!"

"Aku juga berhak curiga, karena seorang Areska si manusia kutub Utara. Tiba-tiba membawaku kemari, lalu memberikanku cemilan seperti ini."

"Traktiran, saya baru saja memiliki seorang pacar." Ucapan dari Ares membuat si perempuan yang tadinya meringis langsung terdiam begitu saja. Dengan senyum terpaksa, lalu dia mengulurkan tangannya pada laki-laki yang minim ekspresi itu.

"Selamat! Akhirnya aku engga bakal digangguin sama kamu lagi kalo Minggu. Eh tiap hari yah kamu gangguin aku, hehe" Karena tangannya tak kunjung dibalas, perempuan itu pun menarik paksa tangan yang berada di atas meja.

"Itu pun saya terpaksa, karena dia yang meminta saya." Kalimat itu tentu membuat perempuan tersebut menatap tak percaya laki-laki yang ada didepannya, dan langsung melepaskan tautan pada tangannya.

"Kau gila Areska! Bagaimana mungkin kamu menjalin hubungan dengan perasaan terpaksa seperti ini?!" Laki-laki itu masih dengan ekspresi yang sama. "Kau benar-benar laki-laki yang tidak punya perasaan."

"Ge, kamu tidak tau apapun! Saya hanya kasian padanya, itu saja."

"Terserah! Ares terserah! Aku bosan denger ucapan kamu yang selalu seperti itu, perempuan juga punya perasaan! Jika kamu lupa itu, Aku pulang!" Dengan kesal perempuan itu mendorong kursinya hingga menghasilkan dercitan. Sontak Ares pun ikut berdiri, hendak menyusulnya namun terhenti. "Renungi apakah tindakanmu benar atau tidak, dan jangan temui aku untuk sementara. Aku mau pulang sendiri!" Ares hanya mampu menatap punggung si perempuan yang sudah masuk kedalam angkutan umum.
















SIMP FOR YOU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SIMP FOR YOU

𝚂𝙸𝙼𝙿 𝙵𝙾𝚁 𝚈𝙾𝚄 (JAERI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang