Saya tidak suka menjeda, karena disetiap jeda akan ada rindu yang terasa menyiksa.
- Journey -
•
•
•Setelah hampir dua minggu mereka tidak bertemu dan mengirim pesan. Kini mereka kembali bertemu, namun sedaritadi belum ada satupun dari mereka yang mau mengawali percakapan untuk sekedar basa-basi. Hanya hembusan angin yang terdengar diantara keheningan ini.
"Mau ngomongin apa?" Karena gatal dengan suasana yang hening, dia lebih dulu mengalah karena ia tau bagaimana laki-laki yang ada disampingnya ini. Jika bukan dia yang mengawali, maka hanya akan ada hening yang menyelimuti mereka berdua.
"Ares, aku masih ada tugas. Kalo masih mau diem, bukannya lebih baik engga usah ketemu aja yah?"
"Kabar?" Si perempuan pun diam, mencerna ucapan laki-laki yang masih asik memandang awan yang sebentar lagi akan berubah jingga.
"Kabar? Kabarku baik. Hari ini aku masih makan dengan teratur, cemilanku juga sudah terpenuhi sama Mama." Ia menjeda ucapannya, karena ia pun sedikit geram dengan tingkah laki-laki itu. "Bisa tidak pertanyaanmu yang lebih penting! kamu bisa mengira-ngira dong gimana kabarku saat pertama bertemu tadi." Ares hanya menganggukkan kepala setelah mendengar jawaban perempuan yang mungkin sebentar lagi hilang kesabaran.
Kemudian hening kembali tercipta diantara mereka berdua, sesekali helaan nafas terdengar diantara keheningan mereka. Hingga sore hari mereka masih betah dengan posisi awal, entah apa yang mereka pikirkan. Namun, mereka juga enggan untuk mengakhiri perjumpaan hari ini. Pertemuan setelah jeda selama dua minggu tentunya.
"Ge.." perempuan yang merasa terpanggil pun mengakhiri lamunannya, berganti menatap kearah laki-laki yang masih duduk setia disampingnya. Namun, ia menyadari sesuatu dari panggilan laki-laki itu.
"Sebelum kamu lanjutin ucapanmu, aku mau protes dulu! Ingat baik-baik ini yah Areska Xabiru yang terhormat. Namaku Gemara, Ge.ma.ra. Jika Gemara terlalu susah untuk lidahmu, kamu bisa panggil aku dengan Gema. Bukan Ge atau Gege, ngerti kamu?!" Ares hanya mendengarkan tanpa minat gadis itu.
"Sudah sore, saya antar pulang yah?" Sambil menawari itu, dia kembali menatap senja yang sudah akan tenggelam dari singgasananya.
"Engga usah, aku bisa pulang sendiri. Lagian arah rumah kita tidak searah? Kamu lupa, aku kan cewe terkuat dimuka bumi." Selain banyak omong dia juga sangat percaya diri jika sedang dengan orang-orang terdekatnya, itu kepribadian yang selalu melekat padanya.
Setelah mendengar jawabannya Ares pun beranjak dari duduknya, meninggalkan Gemara begitu saja. Sikapnya tentu membuat perempuan itu melongo dengan perilaku laki-laki tersebut.
"Yak! Ares! Bodoh! Kamu ninggalin aku gitu aja?! Kamu engga inget, kamu ganggu waktu tidurku! Maksa-maksa buat menemui kamu disini, kamu pikir aku engga bosan! Nunggu kamu untuk cerita, tapi percuma karena kamu tiba-tiba jadi bisu seketika! Dan sekarang? Cih. Udahlah sana, aku bisa pulang sendiri!" Setelah ia tahan semua kesabarannya, akhirnya perempuan itu meledak juga.
"Kamu tau saya tidak suka menawarkan sesuatu sampai dua kali. Gemara." Tanpa menatap lawan bicaranya, dia juga menghentikan langkah kakinya.
Jawabannya semakin membuat Gemara kesal, dengan menghentak kaki dia berjalan terlebih dulu meninggalkan Ares yang masih diam dibelakang.
•
•
•SIMP FOR YOU
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚂𝙸𝙼𝙿 𝙵𝙾𝚁 𝚈𝙾𝚄 (JAERI)
Teen FictionHanya kisah random antara dua insan tuhan yang disatukan dalam sebuah hubungan. Jangan berharap cerita ini sesuai ekspektasi kalian, karena cerita ini hanya sebatas pemikiran yang melintas dikepala. Tapi serius, ini adalah khayalan yang terkadang in...