Karina, atau Kim Jimin di masa depan, adalah putri Suho EXO dan Irene Red Velvet. Untuk melindungi identitasnya di masa kini, ia menggunakan marga Yu marga keluarga angkatnya di masa silam. Keberadaan Karina di masa lalu bukan kebetulan. Lee Soo Man dari masa depan, yang Karina panggil hal-aboeji dengan penuh kasih sayang, membawa cucunya ke masa lalu dengan tujuan mengubah sesuatu yang penting, sesuatu yang hanya bisa diselesaikan jika Karina kembali ke titik awal.
Flashback ke Masa Depan
Di masa depan, Lee Soo Man adalah seorang kakek yang penuh cinta pada cucunya, Kim Jimin. Setelah sebuah tragedi merenggut senyuman ceria Jimin, ia berubah menjadi pribadi yang pendiam dan tertutup. Tak tega melihat cucunya menderita, Lee Soo Man bersumpah untuk mengembalikan kebahagiaannya, apa pun harganya.
Dengan bantuan ilmuwan terkemuka dunia, Lee Soo Man menciptakan mesin waktu proyek ambisius yang dimulai saat Jimin berusia 8 tahun. Selama 8 tahun penuh kerja keras, akhirnya alat itu berhasil disempurnakan.
Satu malam, Lee Soo Man mendatangi kamar cucunya. “Jimin-ah, maukah kamu ikut Hal-aboeji ke masa silam? Kamu bisa bertemu dengan orang-orang yang sangat kamu rindukan,” katanya lembut di depan pintu.
Namun, Jimin tidak menggubris. Ia tetap fokus membaca bukunya, tak ingin mendengar apa yang menurutnya mustahil.
“Jimin-ah, bukankah kamu ingin melihat mereka lagi? Eomma dan appa-mu?” Lee Soo Man mencoba lagi.
Kata-kata itu membuat Jimin berdiri. Ia membuka pintu kamarnya dan menatap kakeknya dengan mata berkaca-kaca. “Hal-aboeji pikir aku bodoh? Itu nggak mungkin! Hal-aboeji cuma mempermainkan perasaanku!” katanya dengan suara bergetar.
“Hal-aboeji nggak bohong, Jimin. Mesin waktu ini nyata, dan Hal-aboeji akan menemani kamu hingga bertemu eomma dan appa-mu.” Suara lembut Lee Soo Man disertai sapuan tangannya yang menghapus air mata cucunya perlahan menghangatkan hati Jimin.
Setelah jeda yang panjang, Jimin akhirnya berkata, “Kalau Hal-aboeji bohong, aku bakal rampas seluruh harta Hal-aboeji!” katanya sambil menyeka matanya sendiri. Lee Soo Man tertawa kecil dan berkata, “Kalau begitu, bersiaplah. Minta izin dari nenek dan kakekmu dulu, ya.”
Setelah mendapatkan izin, Lee Soo Man dan Jimin akhirnya menggunakan mesin waktu. Destinasi pertama mereka adalah Gedung SM Entertainment di masa silam. Sebelum membawa Jimin, Lee Soo Man dari masa depan sudah lebih dulu menemui dirinya di masa lalu untuk menjelaskan situasi.
Awalnya, Lee Soo Man di masa silam tidak percaya dan hampir melaporkannya ke polisi. Namun, setelah diberikan bukti, ia akhirnya menerima kenyataan yang luar biasa itu.
“Jadi, ini putri Suho dan Irene yang kamu ceritakan?” Lee Soo Man di masa lalu bertanya dengan senyuman kecil, tatapannya lembut mengamati Jimin. “Dia memang cantik, seperti ibunya.”
Lee Soo Man dari masa depan hanya mengangguk, sementara Jimin memutar matanya malas. “Hal-aboeji, cukup dengan pertanyaannya. Aku lelah menjawab hal-hal yang sudah jelas,” ucap Jimin sambil bersandar di kursi.
Lee Soo Man di masa silam hanya tertawa kecil. “Kamu punya semangat yang sama seperti Irene waktu muda,” komentarnya, yang hanya dijawab Jimin dengan gumaman kecil.
Namun, jauh di lubuk hatinya, Jimin merasakan sesuatu yang tidak ia duga. Ada rasa nyaman di gedung itu, ada kehangatan yang mengingatkannya pada sesuatu yang pernah hilang. Perjalanannya baru saja dimulai, dan ia tahu, meski berat, ini adalah kesempatan yang tidak akan ia sia-siakan.
“Kau akan menyayanginya seperti cucu kandungmu sendiri di masa depan,” ujar Lee Soo Man dari masa depan, tatapannya penuh keyakinan. Lee Soo Man di masa kini hanya bisa terpaku, kaget mendengar gelar "Hal-aboeji" yang dilontarkan kepadanya.
“Baik, tapi selama kau berada di sini, panggil aku seonsaengnim saja,” katanya tegas, mencoba menutupi keterkejutannya.
Jimin, atau Karina, hanya mengangguk pelan. Baginya, ini awal dari perjalanan panjang yang tidak boleh gagal. Lee Soo Man dari masa depan kemudian berpamitan. “Aku harus kembali ke masa depan. Ada banyak tanggung jawab yang menunggu. Jimin, kau bisa melakukannya. Percayalah pada dirimu sendiri,” ujarnya sambil tersenyum penuh kasih.
Jimin menatap sosok kakeknya menghilang ke dalam mesin waktu, membawa serta harapan besar yang ia titipkan. Kini, ia berada di bawah pengawasan Lee Soo Man dari masa kini atau seonsaengnim yang dengan berat hati menerima tanggung jawab itu.
Setelah menyelesaikan urusan administratif dan berbelanja untuk kebutuhan sehari-harinya, Lee Soo Man mengantar Jimin ke asrama para trainee.
“Kau yakin ingin menjadi trainee? Ini bukan jalur yang mudah,” kata seonsaengnim, mencoba memastikan.
“Aku yakin, seonsaengnim. Ini adalah jalanku untuk mengubah masa depan,” jawab Jimin tegas. Meski usianya di masa ini lebih tua dari para trainee lain, ia tahu menjalani kehidupan sebagai trainee adalah satu-satunya cara agar ia bisa berada di tempat yang tepat untuk mengubah takdir.
Hari-hari sebagai trainee penuh perjuangan. Latihan vokal, koreografi, hingga tekanan mental dari persaingan membuat Jimin harus bekerja dua kali lebih keras dibandingkan yang lain. Namun, ia tidak pernah menyerah.
Setelah empat tahun penuh kerja keras, akhirnya ia debut sebagai leader aespa sebuah grup yang menjadi fenomena besar di Korea Selatan dan dunia. Di balik wajahnya yang tenang dan profesional, Jimin menyimpan misi pribadi iaitu mengubah alur kehidupan agar tragedi pahit di masa depan tidak pernah terjadi.
Setiap langkah yang ia ambil sebagai Karina aespa bukan sekadar demi popularitas atau mimpi di industri hiburan. Ada beban berat yang ia pikul—sebuah keinginan untuk melindungi orang-orang yang ia cintai. Jimin tahu bahwa satu kesalahan kecil saja dapat membuat usahanya sia-sia.
Namun, bisakah seseorang benar-benar mengubah takdir?
Seiring waktu, Jimin mulai menyadari bahwa takdir bukan sekadar garis lurus yang bisa ia ubah sesuka hati. Ada hal-hal yang tak terelakkan, hal-hal yang terjadi karena alasan yang lebih besar dari dirinya sendiri.
Di tengah gemerlap panggung dan sorotan kamera, Jimin terus berjuang. Ia harus menemukan cara untuk menjaga keseimbangan antara perannya sebagai idola yang dicintai jutaan orang dan seorang anak yang ingin memperbaiki masa depan keluarganya.
Jalan Jimin masih panjang, dan perubahan yang ia dambakan belum tentu akan terjadi seperti yang ia harapkan. Namun, satu hal yang ia tahu pasti: ia tidak akan menyerah. Dengan setiap langkah yang ia ambil, ia berusaha menuliskan ulang takdir, meskipun ia tahu risikonya besar.
“Eomma, Appa... aku di sini, di masa ini, untuk melindungi kalian,” bisik Jimin pada dirinya sendiri setiap malam. Apa pun yang terjadi, ia tidak akan membiarkan masa depan yang kelam terulang kembali.
Kalau aku gunakan ,
Hal-aboeji: Lee Soo Man di masa depan
Seonsaengnim: Lee Soo Man di masa silammaaf ya kalo feel nya gak dapat soalnya ini cerita pertama yang aku tulis🙏🏼
![](https://img.wattpad.com/cover/310668144-288-k587713.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Future Destiny
FanficBagaimana jika hoobaemu merupakan putrimu dari masa depan? Cerita mengisahkan tentang Karina, yang merupakan putri Suho dan Irene dari masa depan. Apakah cerita di balik kedatangannya ke masa lalu, dan mengapa dia memilih untuk menjadi seorang idol...