2.👣

28 3 0
                                    

---

"Pilih iblis berhati malaikat? Atau malaikat berhati iblis?"

-Chrisa-

MY NAME 02

Dengan langkah kaki yang terburu-buru, Chrisa berjalan memasuki kelasnya. Amarah yang sejak tadi ia pendam harus segera ia tuntaskan. Kilatan kebencian memenuhi pikiran dan hatinya.

Sekolah yang dulu menjadi tempat favoritenya menjadi tempat yang sangat ia benci. Solidaritas yang selalu ia tanamkan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.

" I hate here." gumamnya.

"Mau kemana kamu Chrisa? Ini jam pelajaran saya, sekarang lebih baik kamu masuk!" tegur seorang guru. Namanya pak Bondan.

Chrisa membenci guru yang ada dihadapannya itu. Sudah dikatakan bukan, semua yang ada disekolah ini membuatnya muak. Termasuk para jajaran guru yang mengajar.

Mengabaikan perintah dari gurunya itu, Chrisa malah mengambil tas yang terletak diatas mejanya, dan bersiap untuk keluar. Dirinya akan membolos, tamparan dari Atta membuat sisi iblis nya keluar dan meminta untuk segera dituntaskan.

Ia haus akan suara jeritan kesakitan seseorang.

Ia menginginkan tangan nya yang lentik itu mematahkan tulang seseorang.

Ia haus akan semua itu. Jangan salahkan Chrisa jika sekarang dirinya bersikap sebagai iblis. Karena semua orang yang berada didekatnya mengatai nya sebagai itu.

Jadi mari kita lihat bagaimana cara seorang iblis bermain.

Dengan cepat dan tangkas, Chrisa melempar pak Bondan yang dengan kasar menyentuhnya. Gadis itu refleks melakukan nya, karena sedari dulu ia sudah diajarkan untuk tetap waspada dikondisi apapun dan dimanapun.

"Sekali lagi Anda menghalangi jalan saya, jangan salahkan saya bila tulang punggung anda akan patah sebentar lagi!" ancam Chrisa lalu pergi dengan amarah yang begitu berkobar.

Meninggalkan pak Bondan yang tergeletak diatas lantai, dan keterkejutan diwajah semua orang yang sejak tadi menyaksikan kejadiannya.

"Jemput gue sekarang!"

---


"Kenapa Chris?" tanya pemuda disamping Chrisa. Namanya Sadewa.

Sedangkan Chrisa hanya diam, dia menutup kedua matanya menggunakan lengan. Berusaha mengontrol emosi yang kapan saja bisa meledak.

"Kamu tahu hal apa yang paling aku nggak suka?" tanya Sadewa dengan penuh penekanan. "Pengabaian Bocil!" lanjutnya.

Sadewa menurunkan lengan Chrisa dengan sebelah tangannya. Sedangkan satu tangan nya yang lain sibuk memegang setir mobil.

"Kenapa hmmm?" tanya lagi Sadewa kali ini dengan nada dingin tapi diselipi kelembutan.

Chrisa terkekeh,dia menatap Sadewa yang sejak tadi menatapnya,meskipun sesekali melihat kearah jalanan.

"Apa ada makanan bagi gue? Gue lagi laper pengen makan." Chrisa tak menjawab pertanyaan Sadewa, malah membalikan pertanyaan.

Sedangkan Sadewa tertawa kecil. Ia mengerti sekali dengan makanan yang disebut Chrisa.

"Ada bocil. Malah gue baru nyuruh orang buat masak, karena lo udah lapar." jawab Sadewa. Dengan Mengubah kosa katanya.

MY NAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang