12.👣

13 1 0
                                    

---

MY NAME |  12

Chrisa terbangun dari mimpi buruknya. Nafasnya tersengal-sengal. Dia menekan dengan kuat dadanya itu mengurangi perasaan sesak yang hinggap di dadanya.

Meskipun ia berubah, meskipun sekarang ia bisa melawan kekerasan dan ketidakadilan yang ia dapatkan, semuanya tak bisa mengembalikan ketenangan dalam hidupnya.

Setiap hari yang tumbuh dalam hatinya adalah kebencian, kebencian, dan hanya kebencian.

Dendam, amarah semua itu yang hanya menyelimuti hatinya. Balas dendam hanya satu kata itu yang memenuhi pikirannya.

"Mengapa rasanya sangat sakit Chriss.." ungkap Chrisa pada dirinya. Dia tak menangis, tetapi kedua matanya memerah seperti memaksakan diri untuk melarang cairan bening mengaliri kedua matanya.

"Lo harus berpikir itu semua hanyalah mimpi buruk,, ya hanya mimpi buruk...." Chrisa terus mensugesti dirinya sendiri dengan kembali berbaring diranjang kamar nya itu.

"Tapi itu bukan hanya sekedar mimpi buruk, itu tadi nyata. Kenangan buruk yang paling banget pengen gue lupain, tapi justru semakin gue berusaha melupakan yang ada hanyalah gue justru semakin mengingat."

Chrisa kembali mendudukan dirinya di kasurnya itu. Perempuan itu melirik kesebelah nakas yang ada disisi ranjangnya. Dia melihat kearah sebuah jam weker.

20.36

Chrisa tertidur begitu lama, saat ia pulang dari sekolah, dirinya tertidur dikamarnya. Dan mendapati dirinya bermimpi buruk. Ahh ralat, bukan bermimpi buruk, itu adalah kejadian buruk yang pernah ia alami.

Sadewa is calling.....

Ponselnya bergetar, Chrisa terjingkit kaget mendengar hal itu, lalu saat ia melihat siapa yang.menelpon nya perempuan itu segera mengangkatnya.

"Are you okey Chriss?"  tanya Sadewa diseberang telepon sana. Sebenarnya dirinya selalu menanyakan kepada dirinya sendiri, apakah Sadewa adalah seorang cenayang? Mengapa dirinya selalu tahu dan selalu menanyakan dirinya disaat ia kesulitan ataupun sedang tidak baik-baik saja.

Tapi Chrisa bersyukur,Sadewa berada disisinya. Sadewa adalah sebuah anugerah yang Tuhan berikan melalui perantara sebuah doa yang selalu ia panjatkan.

"Iam okey Dewa. Why?" jawab Chrisa sesaat ia mengangkat telepon nya itu.

"Markas Relacious, berangkat sama gue, gue tunggu."

Setelah Sadewa mengatakan hal itu, sambungan telepon terputus begitu saja. Chrisa masih mencoba memahami ucapan Sadewa. Setelah dia mengingat apa yang akan ia lakukan, tanpa menunggu lama,Chrisa masuk kedalam kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi.

Pintu kamar mandi terbuka.

Perempuan itu sudah siap dengan celana jeans hitam dan kaos polos dengan warna yang senada, jangan lupakan juga jaket levis yang ia simpan dilengan kirinya.

Tak lupa juga sebuah topi hitam dan juga masker hitam. Chrisa siap untuk pergi menemui geng Relacious seperti yang ia janjikan tadi siang ketika ia berada dimarkas Relacious di Angkara.

"Okey Chrisa, you are ready, and must always be ready."

---


21.05

Markas Relacious terlihat sangat ramai. Didalam tempat itu semua inti Relacious berkumpul bersama. Sekalian membahas hal tertunda yang mereka lakukan bersama Chrisa.

Tak hanya ada keenam inti Relacious, disana juga ada Maudy sebagai pacar Atta. Dan juga perempuan cantik nan manis, Laura Zavrina. Kekasih dari sang Leader sekaligus Queen Relacious.

MY NAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang