Hello everyone~
Jujurly ini tulisan pertama aku di Wattpad~
Agak nervous tapi ya sudahlah
Hope you like it yaa~***
"Arkaaaa"
Teriak seorang gadis yang tengah berlari mengejar laki-laki berparas tampan yang sudah jauh berada di depannya.
"Apa sih lo, ganggu aja!"
"Lo kok tega sih ninggalin gue?" Kata gadis itu
"Ga penting!" Balas laki-laki itu.
"Lo lupa kalo gue itu tunangan lo?"
Arkapun memilih melangkah pergi daripada meladeni ocehan Ravelica.
Ya seorang Ravelica Anastasia Beverly atau biasa dipanggil Caca, gadis tinggi berparas cantik dengan kulit putih pucat di wajahnya yang menjadi wanita most wanted di fakultasnya, kini hanya bisa meringis menatap punggung Arka yang perlahan terlihat menjauh dari pandangannya."Saat semua orang ngejar-ngejar gue, kenapa cuman lo yang berpaling dari gue?"
***
Setelah tiba di rumah, Arka langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur empuknya. Lelah, sangat lelah itu yang dia rasakan.
tok tok tok
Suara ketukan pintu itu mengganggu dirinya yang sedang beristirahat.
"Pasti Mama" gumamnya.
"Arka, kamu tidur?" tanya seorang wanita di balik pintu.
"Ngga ma, kenapa?" sahut Arka sedikit berteriak.
"Turun ke bawah gih, ada Caca dateng mau ketemu kamu katanya".
"Iya, suruh tunggu bentar ma" teriak Arka.
"Yaudah, kamu jangan lama keluarnya"
Setelah itu terdengan suara langkah kaki yang kian menjauh.
Arka tidak kaget lagi Caca akan datang ke rumahnya dan mencarinya karena itulah rutinitas seorang Caca, mengganggu hidup Arka.
Arkapun menuruni anak tangga dan melihat pemandangan yang sangat memuakan menurutnya. Disana Caca duduk memegang sesuatu yang sudah pasti untuk dirinya sambil tersenyum manis ke arahnya.
"Lo ga bosen apa tiap hari ke rumah gue?"
"Kan gue kesini buat ketemu lo. Nih gue buatin lo brownies kesukaan lo"
"Udah?" tanya Arka.
"Hah?"
"Udah kan? Lo kesini cuman ngasi ini doang kan?" sinis Arka.
"Anterin gue beli buku yuk" kata Caca semangat.
"Lo bisa beli sendiri"
"Gue maunya dianter sama lo" kata Caca memelas.
"Anterin aja gih, kasian loh Caca udah kesini nemuin kamu Ar" sahut mama Arka yang mendengar percakapan mereka dari dapur.
Mau tidak mau Arka menuruti suruhan dari mamanya dengan terpaksa.
"Ck, yaudah lo tunggu disini"
Caca hanya mengangguk semangat seperti anak kecil. Tak lama kemudian Arka turun memakai baju kaos hitam dan celana pendek yang berwarna senada.
Caca yang melihat itupun bertanya.
"Outfit lo item-item mau melayat bang?"
"Ya, mau ngelayatin lo!" sahutnya dengan dingin.
"Huss ga boleh ngomong Ar!" tegur mamanya.
"Yaudah Mama Allen, Caca sama Arka berangkat dulu ya" pamit Caca sambil mencium punggung tangan mama Arka dan disusul oleh Arka.
"Arka berangkat ya ma" pamit Arka.
"Iya, hati-hati dijalan. Kamu jaga Caca yang bener ya" teriak Mama Arka.
***
Selama perjalanan tidak ada yang membuka suara. Hening dan sangat aneh menurut Arka karena biasanya Caca akan terus mengoceh mencari perhatian kepadanya. Namun yang terjadi sangat tidak sesuai dengan ekspetasi Arka.
"Ngapa ni bocah tumben adem ayem" pikirnya.
Mata Arka sedikit curi-curi pandang ke kursi disebelahnya yang diduduki Caca. Dia melihat Caca yang menyandarkan kepalanya di kaca Mobil.
"Ca, lo masih hidup kan?"
Caca hanya menganggukan kepalanya dan menjulurkan tangannya ke Arka.
"Lo mau apa?"
"tisu" jawab Caca dengan suara sedikit lemah.
"Nih" kata Arka sambil menyerahkan sekotak tisu.
Dan seketika itu Arka melihat banyak darah segar keluar dari hidung Caca.
"Kalo lo udah mau mati jangan sekarang pas sama gue" ucapnya santai.
"Tenang aja Ka, gue ga bakal mati sekarang kok" sahutnya dengan suara serak.
"Bagus lah, sekarang lo masih tetep pengen beli buku?"
"Hmm, tapi gue mau tidur bentar disini" kata Caca sambil memejamkan matanya perlahan.
"Gue kasi waktu 30 menit, kalo lo belum juga bangun gue bawa lo pulang"
Caca hanya membalasnya dengan anggukan kepala sebelum benar-benar terlelap.
Gimana nih?
Kalian pada suka gak?
Kalo suka bantu vote cerita ini ya~
Ada pesen gak buat doi?
Eh Arka deng maksudnya :p
Tulis disini ya gaiss~
Thank you for reading xoxo
♥️♥️♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Hope
RomanceLittle Hope berisi tentang kecilnya harapan hidup yang dimiliki Caca karena penyakit yang selama 2 tahun menggerogotinya. Menyadari waktunya tidak sedikit dia menjadi wanita yang periang, tegar dan juga egois. Satu hal yang ia sangat inginkan adalah...