Holaa guys~
I'm really sorry kalo update nya lama pake banget ya :(
Happy reading everyone ❤️❤️
***
Flashback on
Brakk!!
Suara bantingan pintu itu menggema ke seluruh ruangan di rumah Arka.
"Dasar anak ga tau di untung!" Teriak seorang laki-laki berumur sekitar 50 tahun itu.
Dia menaiki tangga dengan amarah dan berjalan ke tujuannya yang sudah jelas. Kamar Arka.
"Sini kamu!" Bentaknya sambil menarik kerah baju Arka.
"Brengsek!"
Bugh
Pukulan yang cukup keras hingga membuat ujung bibir Arka mengeluarkan darah.
"Ngurus satu anak penyakitan aja kamu ga becus!" Bentak laki-laki itu.
"Pa, Arka udah bilang kalo Arka ga mau berurusan sama dia!"
"Kamu sadar? Financial keluarga kita masih stabil dan semua kebutuhan kamu terpenuhi sampai sekarang ya gara-gara anak penyakitan itu!"
"Harusnya kamu bersyukur!"
"Bersyukur Papa bilang?" Tanya Arka meremehkan.
"Bersyukur karna Arka bakal nikah sama cewek yang hidupnya ga bakal lama lagi, Iya?!"
"Bukannya itu akan lebih menguntungkan kamu?" Kata Aryo Bramasta -papa Arka- sambil menyeringai.
"Nguntungin buat aku? Lucu ya pa, aku sama sekali ga merasa diuntungkan dari perjodohan ini. Semua keuntungan itu cuma papa yang nikmatin!" Bentak Arka.
Plak
"Oh mulai lancang ya kamu! mulai saat ini papa akan awasin gerak gerik kamu, kalau sampai kamu macam-macam kamu bakal tanggung sendiri akibatnya!"
Flashback off
Pagi hari yang sangat cerah untuk untuk memulai aktifitas dan disini lah seorang Arkana Dylan Bramasta menemani "tunangan" nya jogging di taman.
"Lo mau istirahat ga?" Tanya Arka.
"Bentar lagi deh tanggung 1 putaran lagi" Jawab Caca.
"Yaudah tapi habis itu istirahat ya, gue ga mau gotong lo kalo nanti lo pingsan"
"Iyee bawel!" Sahut Caca.
Akhirnya pun mereka menyelesaikan acara olahraga pagi tersebut dan syukurnya tidak terjadi apa-apa dengan Caca.
"Ar, pulang yuk!" Ajaknya tapi tidak digubris sedikitpun oleh Arkana.
"Lah malah bengong, awas kesambet lo!"
"Plak" Suara geplakan tangan Caca ke bahu Arkana.
"KDRT lu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Hope
Roman d'amourLittle Hope berisi tentang kecilnya harapan hidup yang dimiliki Caca karena penyakit yang selama 2 tahun menggerogotinya. Menyadari waktunya tidak sedikit dia menjadi wanita yang periang, tegar dan juga egois. Satu hal yang ia sangat inginkan adalah...