Holaa~
Happy reading everyone~
***
Hari ini adalah jadwal check up Caca di rumah sakit langganannya. Tidak ditemani oleh siapa-siapa, dia berangkat sendiri mengendarai mobil miliknya. Dengan perasaan takut Caca memasuki ruangan serba putih itu. Jujur Caca saat ini sangat takut untuk mengetahui keadaannya sendiri. Tak lama dokter mulai memeriksa keadaan nya.
"Akhir-akhir ini kamu sering kelelahan Ca?" Tanya dokter Desi yang sudah mengenal Caca dari dia SMP.
"Ga terlalu sih dok" jawab Caca.
"Jangan terlalu cape ya Ca" saran dokter tersebut.
"Hm, iya dok"
"Kamu harus jaga dan perhatian sama diri kamu sendiri, jangan makan sembarangan terus kalo olahraga secukupnya aja. Tuh liat pergelangan kaki kamu agak bengkak sekarang" oceh dokter Desi.
"Iya dok" jawab Caca pasrah.
"Jangan iya-iya aja, Ca. Sebelum kita nemuin pendonor yang cocok untuk jantung kamu, kamu harus tetap berjuang ya Ca!" Kata dokter Desi memberi semangat.
Benar, Caca sudah lama memiliki penyakit jantung bawaan ini. Awal mula dia dan keluarganya baru mengetahui penyakit ketika Caca berumur 15 tahun. Saat itu dia pingsan sewaktu mengikuti pelajaran olahraga di sekolah dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
"Tapi sampai kapan? Dokter selalu bilang gitu dari aku SMP, tapi sampai sekarang pun dokter belum nemuin pendonor yang cocok buat aku?" Lirih Caca dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.
"Ca, bukannya dokter gak berusaha buat nemuin pendonor yang cocok untuk jantung kamu tapi memang sesulit itu Ca. Maaf banget Ca" kata dokter Desi sambil menggenggam tangan Caca.
"Sampai kapan aku bisa bertahan dok? Sepuluh atau lima tahun dari sekarang? Kata Caca lirih.
"Bisa lebih lama dari itu Ca, asalkan kamu juga aware and care sama keadaan mu sendiri. Jangan terlalu memaksakan diri yang bakal buat kamu drop Ca" kata dokter Desi sambil menatapnya hangat.
Perlahan dokter Desi kembali ke mejanya dan menulis resep baru untuk Caca.
"Semua obat di resep ini kamu minum setiap hari sesudah makan" kata dokter Desi sambil menyerahkan resep tersebut.
"Baik dok, kalau gitu Caca pamit dulu" kata Caca sambil menunduk.
"Hati-hati Ca, inget pesan dokter"
Caca hanya menganggukan kepalanya dan segera beranjak pergi dari ruangan dokter Desi. Setelah menebus resep obat tersebut dia akan segera pergi ke kampus karena ada kelas siang.
***
Setelah usai kelas, Caca membawa banyak sekali buku yang dia pinjam dari perpustakaan di tangannya, rencananya buku-buku tersebut akan dia jadikan untuk refrensi dari tugas mini research nya. Yah, walaupun namanya mini research tapi tetap harus nyari refrensi sana sini juga.
"Mau gue bantu?" Kata seorang laki-laki yang berjalan di belakang Caca.
Caca yang mengenali suara itu berhenti dan menoleh ke belakang.
"Sini bukunya, biar gue aja yang bawa" kata Aldi sambil mengambil buku yang di pegang Caca.
"Eh, eh ga usah Al, gue bisa sendiri kok" tolak Caca.
"Udah gapapa, kasian gue liat cewe cantik gini bawa yang berat-berat" katanya lembut.
"Ga usah Al, beneran deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Hope
RomanceLittle Hope berisi tentang kecilnya harapan hidup yang dimiliki Caca karena penyakit yang selama 2 tahun menggerogotinya. Menyadari waktunya tidak sedikit dia menjadi wanita yang periang, tegar dan juga egois. Satu hal yang ia sangat inginkan adalah...