Malam minggu yang ditunggu- tunggu pun akhirnya tiba.karin tak jadi datang menjemputku karena aku sudah me- wanti- wanti tak akan pergi bersama- nya.akhirnya,dengan seijin ayah- ibu akan pergi seorang diri ke pesta ulang- tahun Dewi dengan menumpang taxi.
Sesampainya disana,sudah kuduga kalau hampir semua teman- temanku datang dengan membawa pacarnya masing- masing.tapi aku tetap bersikap tenang,tak peduli apakah mereka akan mencibir atau mengasihaniku yang harus datang seorang diri."Kamu datang sama siapa,Ta?"Firda menarik tanganku ketika aku baru saja hendak mengambil minuman di atas meja.
"Sendiri,"sahutku cuek.
"Sendiri?"Maya yang berdiri di sebelah Firda menatapku bengong."Berani kamu datang sendiri malam- malam begini?"Aku tersenyum mendengar pertanyaan itu.kalau mau jujur,yah memang takut juga pergi malam-malam sendiri.tapi aku justru lebih takut kalau ayah tak mengizinkanku pergi ke pesta ini dengan alasan yang dicari- cari.
"Ngomong-ngomong,kamu sendiri datang sama siapa?"tanyaku kemudian mengalihkan pembicaraan.
Firda tersenyum penuh arti sambil me- nyahut dengan wajah sedikit tersipu," Sama Joy."
"Oya?Sekarang Joy-nya mana?"tanyaku penuh ingin tahu.tak menyangka kalau Firda akan jadi juga dengan Joy yang selalu didambakannya.
"Tuh,ada didepan.Lagi ngobrol sama farhan."
"Hebat juga kamu ya.bisa dapetin Joy.
Gimana caranya tuh?"aku tersenyum kecil,sedikit kagum pada Firda karena ia telah berhasil mendapatkan Joy yang kutahu banyak dikejar cewek- cewek cantik.selain tampan,Joy pun cukup simpatik dan supel dalam pergaulan.
Maka itu aku tidak heran,kalau dia banyak disukai teman- teman gadisku.
"Wah,rahasia dong,"Firda masih ter- sipu,namun ada kebanggaan yang ter- sirat di wajahnya."Tapi...kami belum resmi pacaran kok.masih dalam tahap penjajakan."
"Itu sama saja,yang pentingkan kamu sudah bisa jalan sama dia."
"Baru juga dua kali,Ta.belum ada apa- apanya,"Firda tertawa.
"Sekarang memang baru dua kali,tapi nanti bisa berkali- kali,"aku ikut ter- tawa mengomentari ucapannya.Beberapa saat kami sempat berbincang bincang sampai akhirnya Firda pun minta diri.
"Eh,ngomong-ngomong,aku mau ke depan dulu,ya?"
"Oh iya,hampir lupa,"aku seperti ter- sadar."Kamu jangan lama-lama dong di sini.kasihan Joy dong,pasti ia kelaba- kan mencarimu."Firda cuma tersenyum mendengar ucapanku dan segera pergi kembali ke ruang depan.aku cuma menggeleng pelan.melihat ia berlalu dan lenyap di balik kerumunan orang- orang yang datang ke pesta ulang tahun Dewi ini.
Dalam hatiku aku mengakui,pasti Joy punya alasan tersendiri dalam memilih Firda menjadi kekasihnya.apalagi Firda cukup manis dan lembut.ia juga ter- masuk gadis yang mudah tersipu- sipu bila digoda.
Setelah meletakkan gelas minuman yang sudah kuhabiskan setengah,aku pun bergegas menuju tempat hidangan disajikan.sejak datang tadi Dewi yang punya pesta sudah menyuruhku untuk langsung makan,tapi aku tidak langsung menuruti anjuran itu. sekarang,entah kenapa,baru aku ter- tarik untuk mengambil hidangan itu bergabung dengan mereka yang lain.
Namun baru saja aku mengambil piring,kudengar suara seseorang me- manggilku.aku pun langsung menoleh dan mengenali siapa yang barusan me- manggil."Linda!Baru datang ya?"sapaku dengan wajah berseri- seri.Linda adalah teman sekelasku ketika SMP.sudah cukup lama kami tidak pernah bertemu,maka itu aku merasa surprise juga melihat ke datangannya.
"He-eh,"Linda mengangguk dengan senyum terulas."Kamu sendiri?"
"Sudah ada setengah jam deh,"sahutku.
"Langsung makan aja yuk?temani aku,"
"Entar aja ah.Baru juga sampe."
"Sekarang aja deh,sekalian,"bujukku lagi.
"Entar deh,aku tanya Sonny dulu,mau langsung makan atau tidak,"Linda me- noleh kebelakang.sepasang matanya mencari- cari.Senyumnya segera merekah begitu se- orang pemuda berkemeja putih datang menghampiri.
Aku tertegun ketika menatap pemuda itu.Siapa dia?pacar Linda yang baru?
Setahuku,waktu SMP dulu Linda pernah pacaran dengan Theo.Lantas kenapa bukan Theo yang diajak Linda kemudian."Kenalkan temanku nih."
Cowok itu tersenyum dan segera meng- ulurkan tangannya padaku.
"Sonny,"katanya memperkenalkan diri.
"Sita,"aku menyebutkan namaku dengan gugup dan segera membuang berbagai pikiran jauh-jauh.
"Kita makan sekarang aja yuk,Son?
Temani Sita sekalian,"kata Linda lagi pada Sonny yang dijawab dengan ang- gukan kepala pemuda itu.Akhirnya,jadilah Linda menemaniku makan,disertai Sonny.bertiga kami me- milih tempat duduk yang agak di sudut.
Kebetulan tempat itu sedang kosong.
"Sudahlah lama kita enggak bertemu ya,Ta?Enggak nyangka lho,bisa ketemu kamu lagi disini,"kata Linda setelah meneguk minumannya.
"Aku juga kaget waktu melihatmu tadi, "ujarku terus- terang."ternyata kamu kenal juga sama dewi ya?"
"Oh, dia temanku lesku di kursus bahasa inggris."Aku manggut- manggut mendengar penjelasannya.Linda kelihatan ceria sekali malam ini.setelah cukup lama tak bertemu,ternyata dia semakin cantik dan mempesona.gaun hijau lumut dikenakannya begitu sesuai dengan bentuk tubuhnya yang langsing dan berkulit kuning langsat.
Namun,satu yang membuatku heran dan bertanya- tanya.Kenapa Linda malah datang berdua dengan Sonny? Sudah putuskah ia dengan Theo?
Pertanyaan itu terjawab ketika Linda menjelaskannya disaat Sonny pamit mau mengambil air minum di ruang tengah.
"Sudah hampir setahun yang lalu aku sudah enggak jalan sama Theo lagi,Ta."
"Kenapa?"tanyaku ingin tahu.
"Dia pacaran lagi sama cewek lain,"
Ada kemuraman yang terpancar di wajah Linda saat mengungkap itu.
"Kok bisa begitu,Lin?"
"Entahlah,"Linda mengangkat bahu nya."Mungkin dia sudah bosan padaku atau tak berdaya digoda terus menerus oleh cewek genit yang sekarang menjadi kekasihnya itu.Tapi,biarlah. Dengan kelakuannya itu kan aku jadi tahu bahwa dia tidak tulus mencintai- ku."
Linda menghela nafasnya dengan berat.aku pun ikut memandangnya pri- hatin.tidak menyangka kalau hubungan manis Linda dan Theo,yang juga adalah kakak kelas kami waktu di SMP dulu bakal berakhir.padahal, hubungan mereka dulu cukup harmonis dan mesra.bahkan mereka berdua pantas disebut sebagai pasangan serasi,karena yang satu cantik dan yang satunya lagi tampan.
"Lupakanlah yang sudah lewat,Lin," kataku kemudian,tak ingin membuat nya larut pada masa lalu yang menya- kitkan."Yang pentingkan,sekarang kamu sudah mendapatkan pengganti Theo.kalau mau dibandingkan,cowok mu yang ini juga enggak kalah kok sama Theo.malah kelihatannya,Sonny lebih menawan dan lebih mempunyai daya tarik tinggi ketimbang Theo."Tak kusangka,Linda malah tertawa geli menanggapi ucapanku tadi.ditepuknya bahuku pelan.
"Kamu salah sangka,Ta.Sonny itu bukan pacarku yang baru kok,"cetus nya kemudian.
"Lho,jadi?"aku menatapnya bingung.
"Sonny itu cuma teman kecil kok. rumahnya juga enggak jauh dari rumahku.aku mengajaknya kesini karena enggak punya teman.kebetulan juga dia mau.yasudah,jadi deh kami datang berdua."
"Oh,begitu,"aku manggut- manggut mengerti."Kamu enggak takut pacarnya marah karena kamu sudah memboyongnya malam minggu begini?"
"Kenapa mesti takut?Sonny juga belum punya pacar kok."
"Masa sih cowok seganteng dia belum punya pacar?"
"Benar kok,Ta,"sahutnya meyakinkan.
"Kalau nggak percaya,tanya saja dia.
Makanya aku berani ngajak Sonny ke sini kan,karena dia lagi kosong.sama sepertiku dia belum dapat pengganti yang cocok sstelah putus dari pacarnya dulu."
"Oh,begitu toh,"sekali lagi aku manggut manggut."Yasudah,kalian saling ngisi aja.kamu sama Sonny cocok kok kalau jadi sepasang kekasih."
"Sembarangan!"Linda cepat menyahut.
"Hubungan kami cuma sebatas teman kok.Mana enak sih pacaran sama tetangga sendiri?Sudah ketahuan kartu -nya,tau?!"Tawa Linda pun berderai.mau tak mau aku jadi ikut tertawa juga.dan pembi- caraan itu seketika terhenti ketika Sonny yang kami bicarakan kembali datang.
Bertiga kami berbincang- bincang ceria.Ternyata Sonny orangnya enak juga.bicara dengannya pun tidak mem- bosankan.aku menjadi tidak canggung berbincang- bincang dengannya setelah Linda memberitahu tadi bahwa antara dia dan Sonny tidak mempunyai hubungan apa- apa selain teman biasa.
Tak terasa waktu pun terus berlalu. Malam pun mulai beranjak,sudah tiba waktunya aku harus pulang.ketika aku mengutarakan ini pada mereka,baik Sonny maupun Linda berkeras untuk mengantarku pulang.apabila saat mereka tahu aku datang sendiri.dan entah mengapa,kali ini aku tak bisa mengelak.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
PEREMPUAN DINGIN
FanfictionMasa kecilku amatlah pedih.aku sering menyaksikan kekerasan sikap ayah yang bila marah suka memukuli ibu.sejak itu, aku jadi benci dengan makhluk yang namanya lelaki.aku selalu menjauh bila ada teman lelaki yang menaruh hati padaku,bahkan merasa jij...