Linda memang tak pernah main-main dengan ucapannya.semakin hari semakin menggebu saja ia mempromo- sikan cowok tetangganya itu.sepertinya Linda begitu penasaran melihat aku pacaran.atau bisa juga ia ingin di temani pacaran bila aku sudah menjadi pacar Sonny nanti.
Dan apa yang dipromosikan Linda ten- tang Sonny itu,cukup beralasan dalam arti tidak sengaja dibuat- buat Linda sendiri dalam rangka mendekatkanku dengan Sonny.buktinya,seiring itu Sonny pun mulai sering mendatangiku di sekolah,seminggu dua atau tiga kali.
bahkan ia juga pernah nekad men- datangi rumahku,meskipun sudah ku- katakan kalau ayahku galak.
Tapi aneh bin ajaib.bayangan wajah ayahku yang marah dan murka begitu mengetahui aku menjalin hubungan dekat dengan teman cowok,sirna begitu saja.begitu melihat dan berkenal -an dengan Sonny,ayah malah kelihat- an senang,dan itu terbukti dengan tidak ada tanda- tanda kemarahan di wajahnya.sebaliknya,beberapa kali sempat kudengar ayah tertawa kecil di sela- sela pembicaraannya dengan Sonny.
Gila!pandai juga cowok itu dalam me- ngambil hati ayah yang keras dan kaku.entah dengan cara bagaimana, secara pelan tapi pasti Sonny telab ber- hasil membuat ayahku suka padanya.
Mungkin ayah suka dengan sikap Sonny yang sopan dan hormat pada orang tua.
Melihat kenyataan itu,aku ikut ber- syukur.dalam hati yang paling dalam, ada kegembiraan yang tiada terkira. Sungguh aku tak menyangka kalau ayah akan berubah secepat itu.bahkan kini ayah bersikap sedikit lunak kepada ku dan sering menanyakan Sonny bila seminggu saja cowok itu tidak datang.
Dari kenyataan yang ada,aku tahu kalau ayah diam- diam mengijinkan aku berteman dengan Sonny.bahkan mungkin lebih dari sekadar berteman.
dari gelagat yang ada,sepertinya ayah mendambakan Sonny bisa menjadi menantu atau bagian dari keluarga nya.hebat juga cowok itu,ia telah ber- hasil merubah pribadi ayah yang diktator dan kaku,menjadi pribadi yang mulai mengerti dan memahami perasa- an orang.
Aku sendiri tidak tahu,apakah aku men
cintai Sonny dengan tulus atau tidak.
Namun terus terang,aku mengagumi ke hebatannya dalam 'menundukkan' ayahku.bahkan dalam berhubungan dengan keluargaku yang lain,Sonny juga cukup luwes dan pandai mem- bawa diri.tutur katanya yang sopan dan sikapnya yang penuh dedikasi, membuat semua keluargaku menaruh simpatik dan menyukainya.
Sejak tahu kalau seluruh keluargaku terutama ayah menyenanginya, aku tidak lagi melarang Sonny main ke rumah.seperti orang yang pacaran saja layaknya,ia selalu mengunjungiku se- tiap hari sabtu malam minggu atau hari minggu siang.dan,sekali lagi, setelah cukup lama Sonny rutin meng- unjungiku,ayah pun tak keberatan ketika suatu malam Sonny mengajakku nonton keluar rumah.Jadilah hari- hariku sebagai hari- hari yang ber- kesan dan penuh kemanisan.Linda benar,mungkin beginilah orang yang sedang pacaran,selalu tak tahan bila lama tak berjumpa.begitupun yang ter- jadi padaku.
Pelan tapi pasti,aku sadar kalau ke- hadiran Sonny lambat laun mulai me- numbuhkan getaran lain dalam hatiku.
Aku merasa senang bila berdekatan lama- lama dengannya,selain tentu juga merasa lega karena ayah tak me- larang hubungan kami,seperti yang pernah kukira dulu.
Ah,dapat kurasakan kini betapa hari- hariku seperti dipenuhi bunga- bunga yang indah bermekaran.semangat hidupku mulai tumbuh dan aku ingin menikmati hidup ini selama mungkin.
Boleh dibilang,Sonny adalah cinta per- tamaku,karena baru dengannya saja aku pernah mengalami apa yang nama nya pacaran.
Apa yang pernah dikatakan Linda. Bahwa Sonny bermaksud serius padaku ternyata benar.setahun setelah itu,Sonny benar- benar meminangku dan menikahiku secara resmi.tentu saja aku bahagia dan bersyukur,ter- nyata apa yang kuharapkan dulu ingin pacaran dan menikah sekali saja,ke- sampaian.selain Sonny,belum ada cowok lain yang singgah dihatiku begitu lama.hanya dengan Sonny-lah aku pernah pacaran.hanya dengan Sonny-lah akhirnya aku menikah.
Entah mengapa,hatiku terasa lepas dan lega begitu Sonny memboyongku ke rumah baru kami setelah menikah.
Beban berat dan ganjalan-ganjalan yang selama ini menghimpit batinku, seperti lepas begitu saja.aku merasa plong dan bahagia saat menyadari, kalau kini aku telah lepas dari penga- wasan orang tuaku.bahkan yang mem- buatku gembira tiada terkira,aku tak akan lagi setiap hari bertemu ayah yang sempat mengukir trauma men- yakitkan tentang kelakuannya pada ibu,dulu.
Aku berharap,semoga saja Sonny yang telah resmi menjadi suamiku itu tidak mempunyai sifat seperti ayah.semoga saja aku bisa berlindung dengan damai dan tenang disisi Sonny.semoga saja 'Hukum Karma'itu tidak menimpaku.
Semoga saja sikap dan sifat Sonny yang selama ini baik dan penuh perhatian adalah sifat asli dan tidak dibuat- buat demi untuk mendapatkanku,sehingga aku tidak berfikir 'Lepas dari mulut buaya,masuk ke mulut singa'.
Dan ketika malam pengantin itu tiba, aku siap menyerahkan mahkotaku yang paling berharga pada orang yang berhak menerimanya.apalagi sejak tadi,Sonny sudah tak sabar menunggu saat yang mendebarkan itu.
Dengan hati dag-dig- dug,kutunggu ia berganti pakaian sambil aku pun sibuk membukai sanggul dan berbagai aksesoris lainnya di rambutku.baru juga aku melepas gaun pengantinku dan belum menggantinya dengan gaun tidur,Sonny sudah menghampiriku dan memeluk pinggangku erat-erat dari belakang."Sita..."bisiknya lembut ditelingaku.dan aku menggelinjang geli ketika bibirnya mulai menciumi tengkukku.rasanya, bulu kudukku naik semua ketika ia mulai memperlakukanku dengan mesra.bahkan darahku pun sempat ber desir.
Dibalikkannya tubuhku yang setengah telanjang dan dipandangnya wajahku dalam- dalam,sementara kedua tangan -nya mulai membukai bra yang kupakai,bahkan melucuti celana dalam -ku.setelah aku berada dalam keadaan polos,barulah Sonny mendekatkan wajahnya ke wajahku dan mencium bibirku lembut.
Bukan itu saja yang dilakukannya,ia juga mencelucupi leherku dengan bibir nya yang hangat,bahkan terus turun ke bawah dan lidahnya yang lincah kini mulai bermain- main di ujung buah dadaku yang terbuka bebas.
Sekali lagi aku menggelinjang ketika tangan nakal Sonny meremas bagian sensitif dari tubuhku.kupejamkan mata ku dan membiarkan saja ia berbuat se maunya atas diriku.aku toh sudah men- jadi miliknya,jadi ia berhak melakukan apa saja pada diriku.
Puas mencumbuiku sambil berdiri, Sonny pun segera memboyongku ke atas ranjang yang masih bertabur bunga pengantin.sekali lagi ia mengge- luti dan memesrai aku dengan lembut- nya.namun begitu aku sempat men- geluh kesakitan ketika ia mulai me- minta haknya dengan menerobos ke- sucianku.
Meskipun sempat beberapa kali gagal karena aku selalu meringis kesakitan, akhirnya 'usaha' itu pun berhasil. Dengan nafas tersengal- sengal dan keringat bercucuran,Sonny menjatuh- kan tubuhnya ke sampingku ketika per- mainan itu usai.ada kepuasan yang ter- pancar di wajahnya,apalagi ketika melihat bercak darah di atas sprei. Cuma sedikit memang,tapi itu justru membuat sepasang matanya menjadi berbinar- binar.
Ia tahu kalau itulah darah kesucianku yang telah kupersembahkan baginya, sebagai suamiku.
Dan malam itu,menjadi malam yang mengesankan,bukan hanya bagiku tapi juga bagi Sonny.malah sepertinya Sonny lebih bahagia dan terkesan, karena telah berhasil menerobos dinding kesucianku dan telah mem- buktikan bahwa aku masih perawan murni.
Memang ketika permainan tadi, beberapa kali ia harus menahan gairah nya yang meluap saat melihat aku menahan sakit.namun,itu toh tak ber- langsung lama,karena selanjutnya ia begitu menikmati dan merasakan ke- mesraan itu,walaupun tenaganya cukup banyak terkuras.
Dan kini,kelelahan itu datang.tanpa dapat ditahan lagi,Sonny pun segera ter-tidur dengan lelapnya,dengan seulas senyum yang masih tersungging di bibir.senyum kepuasan.
Dan aku juga merasa puas,karena telah berhasil memberinya sesuatu yang ber- harga.sesuatu yang telah kujaga baik- baik dan harus kupersembahkan hanya untuk orang yang telah menikahi dan memilikiku.
Yah,meskipun aku tak merasakan nikmatnya permainan tadi karena rasa sakit yang mengganggu,bahkan rasa sakit itu masih terasa hingga permain- an usai,tapi aku rela telah memper- sembahkan mahkotaku yang tak ter- nilai itu pada Sonny,suamiku.semoga saja rasa sakit itu cepat hilang,hingga saat Sonny meminta untuk mengulangi kemesraan tadi,aku bisa menikmatinya pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEREMPUAN DINGIN
FanfictionMasa kecilku amatlah pedih.aku sering menyaksikan kekerasan sikap ayah yang bila marah suka memukuli ibu.sejak itu, aku jadi benci dengan makhluk yang namanya lelaki.aku selalu menjauh bila ada teman lelaki yang menaruh hati padaku,bahkan merasa jij...