TWM 9

175 25 0
                                    

Kini Namjoon benar-benar merasa gila setelah percakapannya dan Jennie semalam dan permintaan tak terduga dari gadis itu.

Ia menatap punggung Jennie karena gadis itu sedang memasak untuk nya.Tanpa ia sadari bibirnya tertarik keatas menampilkan sebuah senyuman tipis.

Berbeda mereka sangat berbeda,Aeri yah gadis yang selalu menjadi cinta pertamanya adalah Choi Aeri.Gadis yang manis,lembut,dan selalu bergantung padanya.

Sedangkan Kim Jennie adalah gadis yang imut,sedikit manja,dan penuh kejutan.Ia nyaman berada di sekitar Jennie tapi ia juga butuh Aeri untuk bersamanya.

"Makanlah dulu lalu kita bisa mengunjungi makam appa dan eomma" ujar Jennie seraya menaruh panci keramik berisi sup daging yang masih mengepul ke atas meja.

Ia juga mengambil dua mangkuk nasi untuk nya dan Namjoon lalu ia duduk di samping suaminya itu.

"Gummy apa kau tahu tentang Park Jinsil?" tanya Namjoon membuat Jennie menghentikan gerakannya.

"Kenapa?,apa gadis sialan itu bersamanya?" Jennie balik bertanya lalu melanjutakan makanya.

"Berhenti memanggilnya seperti itu Kim Jennie" entah sadar atau tidak Namjoon mulai manaikan suaranya.

Jennie sangat terkejut,ia tak pernah sekalipun mendengar orang menaikan suaranya bahkan ayahnya sendiri.

"Lanjutkan makan mu oppa,aku berangkat dulu" pamit Jennie meninggalkan meja makan begitu saja.

Di dalam mobil Jennie hanya termenung,ia bahkan tak bisa mengendarai mobilnya tubuhnya terasa lemas,badannya bergetar hebat.

Ia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang,"Eonni aku ingin menyerah saja" lirih Jennie yang mulai terisak.

.....
Namjoo hanya memandang kosong berkas yang ada di hadapanya bahkan saat meeting pun ia tidak fokus.

Ia merasa sangat bersalah pada Jennie setelah membentaknya tadi.Ia juga sadar tak seharusnya ia percaya dengan mudah pada krimanal macam Park Jinsil.

"Sial,aku harus bagaimana sekarang?" gumam Namjoon dan mengacak rambutnya frustasi.

Bahkan ia tak sadar jika seseorang masuk ke dalam ruangannya dan menatapnya aneh.

"Mulai gila sekarang?" tanya Yoongi membuat Namjoon mengangkat wajahnya.

"Hyung,untunglah kau disini" Yoongi menatap Namjoon datar lalu duduk di salah satu sofa yang di ikuti oleh Namjoon.

"Ada apa?" tanya Yoongi to the point

"Hyung,aku tidak sengaja membuat Jennie marah lalu aku harus bagaimana untuk meminta maaf padanya?" ujar Namjoon panjang lebar.

"Bilang saja kau ingin minta maaf padanya" jawab Yoongi padat,jelas,dan tak menyelesaikan masalah Namjoon.

"Hyung aku mohon seriuslah" ujar Namjoon dengan tatapan memohon.

"Baiklah jika Seungwan marah aku hanya perlu mengajaknya makan di restoran dan meminta maaf dengan tulus jika kau sadar kesalahan mu" Namjoon hanya menganggukan kepalanya.

"Kau ada masalah dengan Jennie?" lagi-lagi Namjoon hanya menganggukan kepalanya.

"Baru satu hari kau menikah,berbaik hatilah padanya Namjoon" ujar Yoongi menasehati.

"Aku tahu hyung" balas Namjoon lirih.

"Sudah aku kesini untuk mengambil contoh senjata untuk di uji" ujar Yoongi mengutarakan kedatangannya.

Namjoon berdiri dan berjalan menuju lemari kaca miliknya dan mengambil tempat yang berbentuk seperti tempat biola.

"Kau selalu mempunyai ide yang aneh untuk senjata buatan mu" sindir Yoongi saat melihat tempat biola itu.

"Lakukan saja uji cobanya hyung,keakuratanya hampir 80 persen" Yoongi mengangguk paham lalu ia mengambil senjata itu.

"Aku pergi dulu,Seungwan menggila sekarang" ujar Yoongi membuat Namjoon tertawa mengingat kelakuan ibu hamil itu.

Setelah Yoongi pergi Namjoon memutuskan untuk menemui Jennie di klinik-nya dan membawa dua ice americano.

"Ada Jennie?" tanya Namjoon pada

"Dokter Jennie sedang ada pasien,euhmm..."

"Namjoon kau bisa memanggil ku Namjoon" sabar Namjoon saat melihat wajah bingung dari Yein.

"Ahhh..Namjoon-sii bisa menunggu di ruangan dokter Jennie" jelas Yein lalu mengantarkan Namjoon ke ruangan Jennie.

Ruang periksa dan ruang pribadi Jennie memang berbeda karena wanita itu ingin lebih tenang saat sudah di ruangan pribadinya.

Tak lama Jennie membuka pintu ia sedikit terkejut saat melihat Namjoon tengah duduk dan menatapnya.

"Ada apa oppa,kau tidak jadi menemui Jinsil itu" ketus Jennie sambil melenggang masuk lalu menyampirkan jas dokternya ke kursi.

"Tidak,Kau sudah makan aku bawakan makanan dan ice americano" balas Namjoon mengeluarkan mangkok berisi Jajangmyeon.

Mata Jennie langsung berbinar tapi sial ia sedang marah dan ia tidak akan mudah luluh biar tuan Kim ini tahu bahwa ia juga bisa marah.

"Tadi aku sudah makan dengan Yein dan masih kenyang sekarang" acuh Jennie tapi jujur saja air liurnya seakan menetes melihat mie yang sangat menggoda itu.

"Tapi Yein bilang kau belum makan,ini Jajangmyeon dari restoran depan klinik dan Yein bilang—"

"Fine jika kau memaksa,aku akan makan" potong Jennie lalu langsung melahap jajangmyeon itu.

"Kau masih ada pasien lagi?" tanya Namjoon.

"Tidak,kenapa memang?" Jennie balik bertanya menatap Namjoon dengan mulut penuhnya.

Namjoon mengecup bibir Jennie gemas,"Oppa!!!" seru Jennie kaget atas serangan Namjoon.

Namjoon tertawa lepas lalu ia mengusap kepala Jennie,"kita pergi Greenland,ku dengar kau belun pernah kesana"

Seolah melupakan kemarahanya ia langsung meletak mangkok dan sumpitnya,"Kau serius?",tahu darimana?"

"Jisoo dengan imbalan tas Dior terbaru" ujar Namjoon.

Jennie sudah menduga itu sepupunya memang lemah jika sudah mendengar tentang brand mahal itu.

Namjoon mendekat ke arah Jennie dan memeluk tubuh mungil itu erat.

"Ayo mulai semuanya dengan benar Jennie" bisik Namjoon tulus.

....

Lama banget gak up kan..hehe semoga masih ada yg suka sama cerita ini.

Luvvv banyak buat yang vote apalagi komeb hehe

Find me
Rianiani



Trap With Mafia|| NAMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang