Siapakah Pria itu?

1.2K 44 0
                                    


Dinikahi Siluman Ular
Bab 5 : Siapakah pria itu?

Dewandaru mendekati Dudung yang ketakutan setengah nyawa. Meski murka, Dewandaru tahu bahwa Aruna tak menghendaki jika dirinya menghabisi nyawa pria yang bersikap tak sopan tersebut.

Dewandaru berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan posisi tubuh Dudung untuk terkulai lemah dengan setengah badannya yang bersandar pada dinding.

"Kalian jahat!" tuduh Dudung.

Sedangkan Dewandaru menatap tajam pamannya Aruna.

Bibirnya kasualnya bergerak-gerak perlahan, seperti tengah mengatakan sesuatu yang bahasanya sulit diterjemahkan, lalu beberapa detik kemudian bibir Dewandaru pun maju beberapa mili, meniupkan sesuatu, terlihat asap berwarna hijau menyelimuti wajah sang paman, detik berikutnya Dudung pun tak sadarkan diri.

"Om, ngapain, paman aku? Om gak bunuh dia kan?" tanya Aruna cemas, takut jika seandainya Dewandaru bener-bener mengakhiri napas pamannya. Itu petaka.

"Pergilah ke kamar!" titahnya pada Aruna.

"Hah? Tapi ... "

"Percayalah, Kakang tidak akan menyakiti Nyimas Aruna."
Pria itu berucap lirik meyakinkan gadis itu bahwa dirinya tidak mungkin membuat Aruna dalam masalah besar.

Gadis itu pun menuruti perintah Dewandaru, meski sedikit kebingungan dengan apa yang diperbuat oleh Dewandaru. Belajar percaya atas ucapan pria itu. Langkahnya pun gontai menuju kamarnya.

Sedangkan Nok, yang saat ini tengah mengorok di kamar mandi, mengerjap seketika di tempat dirinya buang hajat.
matanya masih saja mengantuk setelah semalaman lembur nonton sinetron favoritnya. Namun, dengan terpaksa dirinya membuka matanya yang ketiduran di atas kloset duduk.

Menguap, lalu mengucek matanya, setelah itu dia pun mencuci wajahnya dan menggosok giginya.

Usai mengerjakan aktivitas di kamar mandinya, Nok pun keluar dari kamar mandi.

Dirinya cukup terkejut saat didapatinya, suaminya tengah tertidur pulas di lantai.

"Bapak! bangun! Bapak ngapain tidur di lantai!?" tanya Nok seraya mengguncangkan tubuh Dudung.

Beberapa detik kemudian Dudung pun membukakan matanya perlahan, kepalanya terasa sedikit pusing dan lehernya terasa sedikit sakit, seperti habis dicekal.

"Bapak ngapain tidur di lantai! kayak gak ada kamar saja!" umpat Nok.

Pria itu pun memijit pelipisnya. Kebingungan apa yang terjadi dengan dirinya.

"Bapak nggak tahu, Bu. Tadi Bapak ngapain ya, Bapak lupa," jawabnya linglung.

Perasaannya saat ini kebingungan, pun merasa heran kenapa tubuhnya terbaring di lantai dan bersandar ke dinding, sedangkan lehernya terasa sakit. Entahlah. Apa dirinya bermimpi aneh. Atau ...

***

Sementara itu di kamar ...

Jari-jemari Aruna saling meremas, dadanya berdebar-debar ketakutan. Takut terjadi sesuatu dengan pamannya. Bagaimana jika dirinya dipenjara. Bagaimana jika bibinya harus jadi janda akibat dirinya. Takut, sungguh takut.

"Apa laki-laki itu sering bersikap seperti itu pada Nyimas Aruna?" tanya Dewandaru dingin, yang tiba-tiba kehadirannya berada di ranjang yang sama dengan Aruna. Lagi-lagi dirinya terkejut.

Gamangnya perasaan Aruna membuat bibir gadis itu tertutup rapat. Yang ada dipikirannya saat ini adalah tentang nyawa pamannya. Ia bahkan tak ingin menjawab pertanyaan pria itu.

"Jawab, Nyimas Aruna," protes Dewandaru. Pria itu tak suka diabaikan.

Tak mood untuk berbicara, Aruna hanya mengangguk.

Dinikahi Siluman UlarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang