Nikahlah Dengan Saya!

1.2K 52 19
                                    

Bab 17: Nikahlah dengan saya!

Aruna tersenyum bahagia saat mendapati email dari kawannya, yang mengabarkan tentang penerimaan surat lamaran kerja melalui media sosial.

Hatinya bahagia dengan pekerjaan pertamanya. Menjadi pelayan di cafe. Itu artinya, kedepannya ia akan mandiri. Bertahap memulai hidup dengan kerja keras sendiri.

"Aruna, mau kemana?" Durespati memperhatikan Aruna yang tengah berdandan rapi.

"Aku mau wawancara kerja," balasnya seraya fokus pada tampilan dirinya di cermin. Kesan utama pencari pekerja adalah rapi. Pikir gadis itu.

"Kerja?" Durespati mengulang ucapan Aruna.

"Iya. Ini pertama kalinya aku kerja," ucapnya ceria.

"Untuk apa kerja?" Durespati tak mengerti kenapa Aruna selalu membuat rumit keadaan. Sudah jelas-jelas ia telah dijamin biaya kesehariannya oleh Dewandaru. Tapi malah capek-capek bekerja. Apa dunia manusia selalu ingin yang ribet-ribet?

"Bodoh. Ya untuk dapat duit," jawab Aruna seraya mencubit pipi Durespati.

"Duit untuk apa lagi?" Durespati pikir mungkin Aruna masih merasa kurang dengan pemberian dari Dewandaru.

"Manusia itu butuh duit, untuk membeli banyak hal," jelas Aruna.

"Aku tau. Tapi kan, ada Dewandaru. Tinggal ngomong ke dia!" solusi mudah menurut Durespati.

Sesaat Aruna terdiam dengan penuturan Durespati. Separuh hatinya membenarkan ide dari Durespati. Namun harga dirinya untuk dirinya bersikap kemenangannya terhadap orang lain.

Tak ada jaminan juga, bahwa Aruna dan Dewandaru akan berjodoh.

"Aku gak mau. Aku ingin mandiri," tolaknya percaya diri.

"Oke! itu bagus. Tapi, berapa gaji dari cafe itu?" selidik Durespati.

"Gak seberapa. Tapi aku ingin berdiri di kaki sendiri," timpalnya optimis.

"Durespati, aku mohon jangan katakan tentang ini pada Dewandaru, ya!" pintanya memelas.

"Tapi ... "

"Please! Aku nggak yakin bahwa diantara kami suatu saat akan bersama. Dunia kami berbeda. Aku harus mandiri. Gak boleh bergantung sama Dewandaru," Aruna memotong ucapan Durespati.

Durespati mengangguk setuju. "Oke deh!"

Sepupunya Dewandaru tak ingin memaksa Aruna, yang sangat keras kepala.

"Ya udah, aku pamit, bye!" pamitnya melangkahkan kakinya menuju ke luar rumah.

Sepupu Dewandaru pun melambaikan tangannya pelan.

Namun, hal tak terduga terjadi.
Durespati terkejut saat melihat Dewandaru yang tiba-tiba muncul di hadapan.

"Kakang Dewandaru!" sahutnya kaget.

"Kakang sudah belajar beberapa hal dari dunia manusia. Dunia manusia memiliki sejenis kata emansipasi wanita. Mungkin itu termasuk juga bagi Aruna.
Selagi dirinya baik-baik saja, biarkan saja.
Tapi tetap awasi dia," sang pangeran menenangkan Durespati yang terkejut.

"Terima kasih atas pengertiannya Kakang," Durespati mengangguk pelan.

"Beberapa saat lalu paman memanggilku," ucap Dewandaru seraya duduk di samping ranjang Aruna.

"Untuk?"

Durespati terkejut. Tak biasanya ayahnya menyuruh Dewandaru untuk pergi ke dunianya. Biasanya, justru Durajaya yang menghampiri Dewandaru. Berarti ada hal besar yang terjadi.

Dinikahi Siluman UlarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang