Bab 8 : Pujaan hati Aruna."Ansel adalah seseorang yang aku ... " Aruna menghentikan ucapannya.
penasaran dengan tatapan Aruna pada pemuda itu, Durespati pun menempelkan dua jarinya, yaitu jari telunjuk dan jari tengahnya ke arah pelipis Aruna, kedua jarinya pun memancarkan cahaya biru, kemudian Durespati pun menutup matanya sejenak, terlihat sebuah bayangan Aruna yang selalu tersenyum ketika mendapati Ansel. Aruna yang selalu berdebar-debar ketika mendapati Ansel dihadapannya.
"Dia pujaan hati kamu!" tebak Durespati datar.
Aruna terdiam dengan tebakan dari Durespati. Sadar bahwa Durespati bukan sosok manusia biasa yang mampu dibohongi atau pun disangkanya. Akan sangat percuma juga jika dirinya ngelak. Ia hanya mengangguk. Terserah Durespati akan memarahinya atau ...
"Oh my God," ucapnya menutup mulut.
"Sebisa mungkin, kamu harusnya jauhin Ansel. Kecuali si Ansel itu orang yang hebat, yang nantinya akan bertarung dengan Dewandaru. Kalau enggak, mungkin Dewandaru yang duluan ngebunuh Ansel," ucap Durespati terang-terangan.
"Bunuh Ansel?" mata Aruna melotot. Memikirkannya saja membuat dirinya kesal setengah nyawa. "Emang apa salahnya Ansel sama Om Dewandaru?" tanya Aruna cemberut.
"Emang nggak salah, tapi aku sih mikirnya takut Dewandaru cemburu aja gitu," asumsi Durespati.
"Terus aku mesti gimana?" Aruna bertanya panik, memegangi lengannya Durespati.
"Nggak harus gimana-gimana, jauhi aja orang itu," sarannya.
"Tapi kan gak semudah itu. Aku dan Ansel baru aja deket," tolaknya halus.
"Ya ... Itu sih terserah kamu!" balas Durespati acuh.
"Durespati, aku nggak mau Ansel mati karena aku! aku tahu kalian bukan orang biasa kalian bukan sosok yang biasa-biasa saja, mudah bagi Dewandaru untuk bunuh Ansel. Tapi, Ansel gak salah apa-apa. Jadi, kumohon jangan biarkan dewandaru membunuhan ansel," pintanya mengiba.
Durespati terdiam sejenak, dahulu, dirinya pun pernah ada diposisi Aruna. Mencintai pujaan hatinya. Namun, Durespati masih kerabat dekat dengan kerajaan. Sangat dilarang sembarangan menikah. Ratusan tahun lamanya ia mengembara ke dunia lain demi mengalihkan perasaannya yang harus kandas begitu saja.
"Jadi kamu nggak ada perasaan apa-apa sama Dewandaru?" duganya.
Aruna mengangguk, "sejak awal gak ada perasaan yang istimewa. karena sejak awal aku tertarik pada Ansel. Bukan pada Dewandaru," jelasnya terbuka.
"Tertarik? Tertarik kan bukan cinta!" sanggah Durespati.
Aruna mengerutkan keningnya, apa benar tertarik dan cinta itu berbeda?
"Entahlah, Durespati! Yang jelas, semuanya seperti dadakan. Tiba-tiba aja Dewandaru datang dan mengaku sebagai suamiku. Ini tuh sangat aneh!" balasnya murung.
"Aku bahkan nggak tahu dari mana asalnya Dewandaru. Dan apa alasannya ia bisa percaya diri nikahin aku, sampai-sampai ngotot mengaku bahwa aku adalah istrinya," terangnya.
"Kamu yakin kamu enggak nggak kenal sama Dewandaru gitu?" selidik Durespati.
Aruna mengangguk mantap.
"Beneran?" selidik Durespati penasaran. Lagi-lagi, gadis itu mengangguk.
"Tapi ya emang sih, Dewandaru itu orangnya kuno dan ketinggalan zaman. Gak heran jika dia kurang diminati," Durespati membenarkan pandangan Aruna terhadap Dewandaru.
Aruna menutup mulutnya karena menahan tertawa dengan ucapan Durespati yang mengatai Dewandaru kuno. Berbeda dengan Durespati yang terbilang menarik dan modern.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahi Siluman Ular
Teen Fiction'Dasar mesum! Aku bahkan gak pernah mikir ngasih keperawanan aku sama, Om!' umpat Aruna jengkel. Bola mata Dewandaru membulat dengan umpatan Aruna. Pipinya memerah padam. Bahkan matanya berwarna merah menyala. "Tidak berniat memberikannya padaku? L...