Bab 9: Perubahan Aruna."Ans ... "
"Sayang ... " seorang wanita cantik menghampiri Ansel. Membuat sapaan Aruna terpotong.
"Eh, hai, sayang ... " Ansel tersenyum ramah pada seorang gadis yang menghampirinya di kantin sekolah. Keduanya terlihat begitu akrab dan mesra. Bisa dipastikan bahwa keduanya memiliki hubungan istimewa. Terlebih lagi dengan sahutan dari Ansel yang berbalas mesra. Membuat Aruna mematung kaku. Jari jemarinya saling meremas gusar.
"Mau makan apa?" tanya Ansel seraya membenarkan rambut gadis itu yang tergerai indah. Sebagian menghalangi indra penglihatannya.
"Samain aja sama kamu," balas wanita itu manja. Ansel pun mencubit mesra hidung sang gadis.
Seketika, dunia terasa pekat bagi Aruna. Ternyata, Ansel kini telah memiliki kekasih. Parahnya, dibandingkan dengan dirinya, kekasih Ansel jauh berlipat-lipat menariknya.
Sedangkan dirinya? Akh, seharusnya, sejak awal Aruna tak menaruh rasa apapun pada Ansel. Kedekatan mereka berdua sepertinya tak lebih dari sekedar teman dekat.Durespati mendekati Aruna, "itu cowok idaman kita, kok didekati cewek lain sih!" bisiknya membuat Aruna mengerjap.
"Kita?!" protes Aruna. Durespati mengangguk.
"Udah akh, yuk kita ... "
"Aruna!" panggil Ansel yang menyadari kehadiran Aruna.
"Ha-i An-sel ... " sahut Aruna melambaikan tangannya gugup dan sedikit gelagapan. Hatinya tak kuasa untuk melihat lebih lama Ansel dan kekasihnya.
"Sini gabung sama kita! Sekalian aku mau kenalin kamu sama seseorang," ajak pemuda itu ringan.
Aruna menoleh ke arah Durespati. Seolah meminta pendapat darinya. Sedangkan Durespati mengangguk setuju. Baginya, ini seperti kesempatan emas untuk Aruna agar tak berharap lagi pada seorang Ansel.
"Yuk!" ajaknya seraya meraih tangan Aruna yang grogi. Keduanya pun ikut bergabung dengan Ansel dan kekasihnya.
"Kenalin, ini Sonia. Pacarku," tanpa basa-basi Ansel langsung mengenalkannya pada Aruna.
"Sonia ... " kekasih Ansel pun menyodorkan tangannya ke arah Aruna.
"Aruna," balasnya santun.
"Aku Dira," Durespati ikut menyodorkan tangannya ke arah Sonia.
"Kalian sejak kapan pacaran?" celetuk Durespati penasaran. Bukankah sebelumnya Aruna pernah mengatakan bahwa Ansel itu jomblo.
"Belum lama kok, kami baru aja jadian. Ya kan sayang," Sonia menyahut mesra. Ansel pun mengiyakan dengan anggukan.
Tatapan Aruna begitu sendu. Tak menyangka kedekatannya selama ini tak berarti apa-apa bagi seorang Ansel.
***
Siang telah berlalu. Matahari menyengat terasa membakar cuaca.
"Masih sedih?" tebak Durespati.
Aruna mengangguk jujur. Bohong pada mahluk seperti Durespati hanya akan membuat dirinya terlihat picik. Biarlah mengalir apa adanya.
"Belanja yuk!" ajaknya berempati. Durespati tak suka melihat Aruna yang murung. Gadis itu sebenarnya cukup cantik jika mampu berdandan dengan baik.
"Aku nggak punya duit!" jawabnya terang-terangan.
"Udah ketebak kok!" sahut Durespati.
"Ya kalau tau ngapain juga ngajak!" protes Aruna.
"Ya kan, makanya aku ajak. Aku itu punya banyak duit, mau aku habisin deh sama kamu," godanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahi Siluman Ular
Teen Fiction'Dasar mesum! Aku bahkan gak pernah mikir ngasih keperawanan aku sama, Om!' umpat Aruna jengkel. Bola mata Dewandaru membulat dengan umpatan Aruna. Pipinya memerah padam. Bahkan matanya berwarna merah menyala. "Tidak berniat memberikannya padaku? L...