25

307 41 4
                                    


Maaf atas typo yg bertebaran ✨

Happy Reading!

•••


"Kamu kambuh lagi, (Name)? Makanya minta kakak buat anterin ke Dokter Shirabu?"

(Name) terdiam sejenak, pandangannya berpusat pada jalanan yang ada di depannya.

Ia menelpon Miwa--Kakaknya Kageyama untuk mengantarnya ke Rumah sakit bertemu dokter Shirabu. Hanya Miwa satu-satunya yang ia harapkan.

Haruna? (Name) belum bisa percaya sepenuhnya pada orang lain, mungkin masih trauma dengan kejadian sebelumnya. Namun bukan berarti (Name) tidak menyukai Haruna, saat ini (Name) sedang membiasakan dirinya untuk bisa lebih percaya pada Haruna.

"(Name)?" panggil Miwa lagi.

(Name) pun menoleh, ia mengernyit saat Miwa melebarkan bola matanya. Wanita itu bahkan membuka dashboard mobil nya dan mengeluarkan kotak tissue dari sana.

"Kamu mimisan lagi, (Name)!" seru Miwa panik.

(Name) pun langsung meraih tissue-tissue tersebut dan memegang nya. Benar saja, darah itu kembali mengalir.

Ada apa ini?

Ia tak pernah seperti ini sebelumnya, padahal ia mimisan belum ada dua jam. Tetapi kini dia mimisan lagi.

"Gak bisa seperti ini. Kamu harus di rawat (Name)! Ini gak beres!", tukas Miwa.

(Name) hanya diam. Ia menoleh pada Miwa yang membawa mobilnya lebih cepat dari tadi namun tetap dalam keadaan berhati-hati.







Tidak lama kemudian, keduanya pun tiba di rumah sakit. Sayangnya darah di hidung (Name) belum mau berhenti.

Miwa memegang kedua bahu (Name) untuk berjaga-jaga jangan sampai cewek itu akan pingsan.

"Ken!" seru Miwa saat keduanya baru saja keluar dari lift.

Ada dokter Shirabu yang baru saja keluar dari ruangannya.

Miwa mempercepat langkah keduanya, dokter Shirabu yang melihat kepanikan Miwa pun ikut panik.

"Ken! Lo harus periksa (Name) lebih lanjut, ini--"

Brukkk!


Miwa melototkan matanya saat (Name) ambruk di depan mereka begitu saja.

Dokter Shirabu sama paniknya dan langsung membopong cewek itu ke ruang pemeriksaan. Ia memerintahkan para perawat untuk membantunya.

Miwa sendiri di suruh untuk menunggu di kursi ruang tunggu. Dengan perasaan yang campur aduk, Miwa hanya bisa menggenggam kedua tangannya. Menghilangkan segala rasa takut, panik dan khawatir yang ia rasakan.


Dokter Shirabu di dalam yang tengah memeriksa (Name) seketika merasa mulai panik, karena (Name) tiba-tiba drop. Namun ia harus terus tetap tenang, karena jika ia panik dan membuat kesalahan, akan berbahaya bagi (Name).

"(Name)! Bertahanlah! Dokter mohon!" Dokter Shirabu melakukan segala cara yang ia praktekan selama menjadi dokter pada pasien pengidap penyakit leukimia ini.

"(Name)! Nggak!" Dokter Shirabu semakin panik karena (Name) sama sekali tidak meresponnya, "Suster! Siapkan ruang operasi! Kita harus operasi (Name) sekarang juga!"

"Tapi dokter, kita harus punya persetujuan dari keluarga pasien."

Wajah dokter Shirabu seketika memerah dan menatap perawat yang menjawab itu dengan tajam.

✅Thank You, Kageyama || Kageyama Tobio x Readers ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang