19

315 46 4
                                    

Sorry for typo

Selamat membaca!

•••

Di pagi menjelang siang itu, kelas (Name) memiliki jadwal olahraga. Artinya 10 IPS 1 dan 11 MIPA 1 juga olahraga. (Name) berbaris di barisan paling belakang dengan kepala menunduk kebawah. Kepalanya terasa sangat pening dan berdenyut. Ia bahkan tak mendengarkan dengan baik apa yang dijelaskan oleh Pak Ukai di depan.

"Oke, semuanya ambil posisi sesuai dengan kelompoknya masing-masing!" teriak Pak Ukai membuat mereka semua langsung bergerak.

(Name) mengangkat kepalanya, ia mengedarkan pandangannya dengan tatapan bingung. Dengan langkah lesu ia beranjak menghampiri Pak Ukai.

"Pak, Maaf. Kelompok saya siapa ya?" tanyanya membuat Pak Ukai yang tengah fokus melihat buku penilaian menolehkan kepala pada (Name). Beberapa saat kemudian, mata Pak Ukai melebar sempurna.

"(Name)? Kamu gak papa? Wajahmu pucat sekali." katanya.

(Name) tersenyum tipis lalu menggeleng, "Gak papa kok, Pak. Saya baik-baik aja."

"Kalo gak sanggup olahraga, gak usah paksain, oke?"

(Name) kembali menggeleng, "Saya sanggup kok, Pak." jawabnya.

Pak Ukai menghela napas dan memandang (Name) khawatir, "Serius gak papa?" tanyanya lagi dibalas anggukan oleh (Name).

"Yasudah, kalau merasa gak enak, langsung istirahat ya?"

"Iya, Pak."

"Kamu masuk kelompok tiga, bareng Lev, Suna, dan Kaori."

(Name) mengangguk paham lalu mengucapkan terima kasih dan ikut bergabung dengan kelompoknya. Ia mengembangkan senyumnya pada Kaori yang memandangnya, namun cewek itu tak membalas senyumnya dan malah membuang muka ke arah lain.

(Name) tersenyum tipis lalu kembali menundukkan kepalanya.

Kali ini kelas (Name), kelas Kageyama dan kelas Shinsuke tidak di satukan seperti biasanya karena sudah ada guru lain yang menangani kedua kelas tersebut.

Hari ini Pak Ukai menyuruh mereka untuk lari estafet mengelilingi lapangan. Kelompok satu dan dua sudah bersiap di tempat mereka masing-masing yang telah ditentukan oleh Pak Ukai. Mereka berlari dari satu tempat ke tempat yang lain dimana teman sekelompok mereka berada untuk saling mengoper sebuah tongkat.

"Selanjutnya kelompok 3 dan 4. Ambil posisi masing-masing." Pak Ukai kembali menginterupsi.

Kelompok 3 dan 4 pun mengambil tempat masing-masing. Di kelompok (Name), yang berlari pertama adalah Lev, kemudian Suna, (Name), lalu Kaori yang akan kembali ke tempat Lev sebelumnya.

Setelah Lev mengoper tongkat ke Suna, Suna berlari ke arah (Name), setelah sampai (Name) langsung menerimanya dan berusaha untuk menggapai Kaori. Di pertengahan larinya, (Name) merasa kepalanya sangat pening sehingga ia menutup matanya untuk menghilangkan rasa pening tersebut, namun ia tak sadar bahwa ada sebuah batu besar di hadapannya. Sehingga (Name) pun terjatuh dan tergeletak, hal tersebut menyebabkan lututnya tergores dan berdarah. Walaupun hanya tergores, namun darahnya banyak yang keluar.

Kaori berdecak kesal karena kelompok 4 telah menyelesaikan nya, sedangkan mereka harus terhenti karena (Name) terjatuh.

Tak ada yang mendekati (Name), semua hanya diam dan melihat tanpa niat membantu.

Kaori dengan kesal menghampiri (Name) yang terduduk sembari membersihkan lututnya dari tanah dan pasir. (Name) mengangkat kepalanya, ia tersenyum melihat Kaori yang sepertinya akan menolongnya.

✅Thank You, Kageyama || Kageyama Tobio x Readers ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang