Dan kesempatan yang terbaik adalah yang menyempatkan.
***
Sore harinya, di rumah Sean saat ini Sean sedang beristirahat di kamarnya. Sambil menunggu siswa yang bernama Alicia Tiffany datang ke rumahnya. Beberapa jam yang lalu ada seorang gadis yang menghampirinya dan berkata jika dia adalah murid yang akan diajar oleh Sean, Saya hanya mengangguk sebagai jawaban kemudian berkata untuk datang ke rumahnya dan meminta alamat rumahnya kepada Bu Gita.
"Den, ada tamu. Katanya mau belajar sama Den Sean" Panggilan itu membuat Sean tersadar dari lamunannya. Sean akhirnya membuka pintu, ternyata sudah ada Bi Neng yang sudah menunggu didepan pintu Sean.
Tanpa menjawab, Sean langsung keluar kamarnya. Si kutub ini bahkan tidak menjawab ucapan pembantunya sama sekali. Semua pelayan tahu bagaimana sikap Sean.
Sean menuruni tangga. Mata Sean tak sengaja melihat gadis berkuncir ponytail yang menatap kagum pada makanan-makanan yang ada di rumahnya.
"Ambil"
Satu kata itu keluar dari bibir Sean. Gadis yang tak lain adalah Cia menyerngit bingung, ambil apa?
"Maksud Kakak?" Tanya Cia bingung.
Gadis itu dengan santainya tanpa disuruh pun sudah duduk di sofa empuk milik Sean.
"Ambil makanan" Cia mengerti dan akhirnya mengangguk. Tangan Cia dengan cepat mengambil makanan yang sudah menjadi targetnya itu.
Sean hanya memutar bola matanya malas. Gadis yang sedang makan makanan itu bukan tipe nya sekali.
Tipe Sean adalah gadis yang anggun dan pintar, itu point utama jika ingin mendaftar.
"Kakak beli dimana makanannya? Enak banget Kak. Kalo aku bawa pulang boleh?" Tanya Cia dengan frontal nya.
"Dikasih hati minta jantung"
"Gak Kak. Cia cuma minta permen, gak minta jantung, apalagi hati Kakak"
Sean memutar bola matanya malas. Sudah bodoh, suka ngegombalin orang lagi.
"Gue gak peduli" Sinis Sean memandang Cia yang fokus makan makanannya. "Lo mau belajar apa makan?"
Cia menyengir tanpa dosa, kerusakannya mengangguk lalu menjawab "Belajar dong Kak"
Sean menggeleng. Dalam hati Sean berpikir benarkah jika ini adalah murid beasiswa? Kenapa tampilan dan otaknya seperti bukan anak beasiswa? Kebanyakan anak beasiswa adalah anak yang pendiam, nerd, dan tak banyak bicara. Tapi kenapa yang Sean dapat adalah anak yang berisik, tak tahu malu, dan seperti tidak memiliki sopan santun kepada yang lebih tua.
Cia ini juga orang yang kemarin memberikan Sean minumannya kepada Sean. Dapat saya ingat bagaimana dengan polosnya gadis itu memberikan minumannya padanya, dan sudah dipastikan jika anak itu menyukainya. Sean bukan orang bodoh yang tidak tahu gelagat orang yang menyukainya, banyak yang menyukainya namun tidak se-terbuka itu seperti gadis yang ada di depannya. Sean juga tidak geer jika menganggap Cia menyukainya, karena sayang sadar jika Sean ganteng.
Tanpa mereka sadari, Bu Neng melihat interaksi mereka. Bi Neng tersenyum, jarang ada teman Sean yang berkunjung ke rumah Sean.
"Kak, ini kok gak ada jawabannya ya?" Tanya Cia sambil menunjukkan sebuah kertas yang berisikan tulisan-tulisan.
"Ini kertas soal, Yang Lo cari jawabannya!" Kesal Sean. Cia mangut-mangut.
'Hanya satu bulan' Batin Sean menutup matanya.
"ADUH SUSAH BANGET"
Sean menaikkan sebelah alisnya ketika mendengar teriakkan Cia. Gadis itu terlihat menggarukkan kepalanya yang tidak gatal. Apakah sesusah itu soalnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
She Stupid!
Teen Fiction[Update setiap hari sampai tamat] "Kenapa kalian baru sadar sekarang? This game is almost over" Tidak ada hal yang bisa di percaya di dunia ini, begitupun juga Cia. Gadis bodoh yang kata orang sangat-sangat tidak bisa disebut memiliki akal. Tapi, a...