Kamu bukan yang bilang mau jadi seseorang yang bisa banggain orang tua, tapi kenapa kamu masih tiduran aja?
***
Setelah pemakaman selesai, Cia, Sean, dan Zigar akhirnya pamit pada Ibu Arjuna. Meskipun sebenarnya Sean, Cia, dan Zigar ingin lebih lama lagi menemani ibu Arjuna, namun mereka ingat jika besok mereka harus masuk sekolah. Ada beberapa teman sekelas Arjuna yang datang untung belasungkawa meskipun sudah malam hari. Berita meninggalnya Arjuna juga sudah tersebar satu sekolah.
Cia dan Sean juga sudah menjelaskan kronologi meninggalnya Arjuna, dan ketika mendengar cerita tersebut, Ibu Arjuna semakin menangis keras. Ibu Arjuna mempercayakan semuanya pada Cia dan Sean untuk menghukum orang yang telah berbuat hal keji tersebut. Ibu Arjuna mendukung dan akan maju paling depan, karena nyawa harus dibalas dengan nyawa.
"Cia Lo bareng gue naik mobil Kak Sean yaaa... Masa gue berduaan doang sihh" Zigar tak hentinya merengek meminta Cia untuk pulang bersamanya menggunakan mobil Sean.
"Ck, gak usah manja" Pedas Sean pada Zigar. Melihat kelakuan Zigar yang terus berdekatan dengan tangan selalu memegang tangan Cia membuat Sean meras panas sendiri melihatnya, entah kenapa. "Cia sama gue" Setelah mengucapkan itu, Sean langsung menarik tangan Cia menuju motor Sean. Sean memberikan jaket miliknya untuk dipakai Cia "Udara malam hari gak bagus" Ucap Sean.
Zigar yang melihat drama percintaan yang ada di depannya langsung memasang wajah sedih dan berkata "Pak, kita berduaan aja gak apa apa kan? Saya orangnya asik kok pak, jangan turunin saya di tengah jalan ya" Ucap Zigar pada supir mobil Sean.
***
Cia dan Sean sedang berada di motor. Jalanan begitu sepi karena ini sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Hanya ada beberapa kendaraan yang berlalu lalang, dan salah satunya motor Sean.
"Kak, ini bukan jalan ke rumah Cia" Ucap Cia sambil menepuk pundak Sean, takut kalau Sean lupa jika sedang membawa Cia. Sean tak menyahut apa-apa, justru tangannya kini memindahkan tangan Cia yang berada di pundak kini memeluk Sean. Cia yang kaget lantas membulatkan matanya, pipinya memerah. Siapa yang tidak baper digituin.
"Lo ngerepotin gue kalo pulang ke rumah Lo dulu" Hanya itu yang diucapkan oleh Sean.
15 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah Sean. Cia turun dari motor Sean dan langsung mengikuti Sean dari belakang. Sean berhenti berjalan membuat Cia menabrak punggung Sean. Cia meringis sambil mengusap dahi nya yang seperti terpentok dinding yang keras.
"Kenapa kak?" Tanya Cia. Sean berbalik menghadap Cia, kemudian mengusap kepala Cia. Pipi Cia merona, apa maksud Sean melakukan hal itu?? Tidak taukah jika hal mematikan di dunia itu adalah puk puk dikepala?
"Jangan tanya, pikiran gue berisik banget suruh usap kepala Lo" setelah mengucapkan itu, Sean langsung masuk terlebih dahulu ke dalam rumahnya, meninggalkan Cia yang diam tanpa berkata-kata.
Bi Neng ternyata sudah tidur, maka dari itu rumah Sean gelap gulita karena semua lampu dimatikan. "Hemat listrik banget, padahal kak Sean orang kaya" Celetuk Cia tanpa sadar dan didengar oleh Sean. Sean sendiri tak memperdulikan ucapan Cia, toh tidak berpengaruh apa-apa sama dia.
Sean langsung menekan salah satu tombol, dan akhirnya lampu ruang tamu hidup. "Cia tidur dimana, Kak?" Tanya Cia sambil menatap Sean.
"Kamar gue" jawab Sean dengan santainya. Cia yang mendengar itu membulatkan matanya. Apa yang terjadi jika dua orang Adam dan hawa satu kamar dan mereka tidak memiliki ikatan apapun?
"Emangnya gue bakal ngapain Lo?" Cia terdiam malu mendengar pertanyaan Sean. Benar, Cia yakin jika Sean adalah anak baik baik, gak mungkin Sean akan melakukan hal yang tidak tidak. "Lo masih ada utang cerita" ucap Sean lagi sambil menarik tangan Cia menuju kamarnya.
Setelah sampai di kamar Sean, Cia terdiam menatap kamar tersebut. Kamar Sean terlihat sangat maskulin sekali, keliatan cowok banget. Wangi kamar Sean juga sangat maskulin, Cia sampai merinding.
Tipe kamar Sean itu bukan yang aesthetic, tapi lebih ke tertata dan rapih. Apalagi cat kamar Sean berwarna abu abu.
"Baju ganti Lo ada di lemari warna putih, gue mau mandi duluan" Cia mengangguk paham dan langsung mencari baju yang berada di lemari putih.
Pagi pun tiba. Semalam mereka tidak melakukan apapun, kalian jangan soudzon. Meskipun Cia awalnya susah tidur, tapi lama kelamaan Cia dapat tidur dengan tenang. Mereka tidur dalam 1 ranjang, namun mereka tau jika mereka harus menjaga jarak.
"Cia gak bisa bayangin kalo Cia nantinya nikah sama Kak Sean. Baru beberapa jam aja udah kena serangan jantung, kalo setiap hari mungkin jantung Cia udah gak berfungsi lagi gara-gara dag dig dug terus" Gumam Cia.
***
"Istirahat gue tunggu di rooftop" Ucap Sean lalu berjalan meninggalkan Cia di parkiran sendirian.
"Tuhkan bener, Lo ada apa apa kan sama Kak Sean" Ucapan tiba tiba dari Zizi membuat Cia tersadar. Cia langsung menatap Zizi kesal "Zizi, kebiasaan banget ngagetin orang" Kesal Cia sambil mendorong Zizi.
Kenapa Cia hari ini? Seperti terlihat orang yang sedang malu-malu tai kucing. "Lo kenapa? Kayak orang kesurupan tau dari tadi senyum-senyum terus" Celetuk Zizi.
Kalian harus tau, Zizi sampai heran melihat Cia yang berjalan dengan wajah tersenyum seperti itu. Meskipun setiap hari tersenyum terus, tapi ini beda. Senyum nya kayak senyum orang lagi jatuh cinta. Apa karena Kak Sean?
***
Part ini lebih sedikit, soalnya perut aku lagi sakit huhu
KAMU SEDANG MEMBACA
She Stupid!
Teen Fiction[Update setiap hari sampai tamat] "Kenapa kalian baru sadar sekarang? This game is almost over" Tidak ada hal yang bisa di percaya di dunia ini, begitupun juga Cia. Gadis bodoh yang kata orang sangat-sangat tidak bisa disebut memiliki akal. Tapi, a...