07. Masalah

1.8K 101 0
                                    

Tak Masalah jika kamu berbeda, siapa tahu masa depan nanti kamu yang akan merubah dunia

***
Suasana hening rumah sakit membuat Zigar beberapa kali tertidur. Namun kali ini, Zigar tak bisa tidur karena beberapa menit yang lalu kakaknya tiba-tiba menelponnya dan berkata jika mama dan papa akan berpisah.

Bukan ini yang Zigar mau, bukan ini yang Zigar inginkan. Kenapa orang tuanya sangat egois? Kenapa mereka lebih memilih mementingkan ego mereka daripada anak-anak mereka. Jika mereka sama-sama paham, mungkin mereka akan bisa jauh lebih berbaikan dan mau saling menghargai satu sama lain. Bukankah mereka sudah dewasa? tapi kenapa pemikiran mereka masih seperti anak kecil?

Zigar tidak memungkiri jika materi yang diberikan oleh orang tuanya sudah lebih cukup untuknya, namun yang Zigar inginkan adalah kasih sayang mereka, dan keluarga yang utuh. Mengapa kakaknya bisa mendapatkan kasih sayang mereka sedangkan Zigar tidak? Bukankah mereka masih terlalu anak kecil untuk menjadi orang tua?

Terdengar suara pintu rumah sakit yang diketuk, kemudian terbukalah pintu tersebut dan terlihat dua orang gadis yang memasuki ruangan tersebut. Zigar tersenyum melihat keduanya. Rumah yang indah tidak harus berupa benda, bukan?

"Zigar kenapa ngeluarin air mata? Ada yang sakit? Ini semua gara-gara Zizi, lihat tuh zigar sampai nangis gara-gara kesakitan" ucap Cia sambil berlari menghampiri berangkat milik zigar.

"Gue baru datang sama lo barusan ya, Ci. Bagus deh lo udah sadar, gue takut sama lo langsung hilang pas di coel kemarin"

Zigar membulatkan matanya lalu berkata "Mata lo di coel, bukannya minta maaf. Lihat! gara-gara lo gue yang kena imbasnya" Ucap Zigar menggebu-gebu.

"Terus Zigar kenapa nangis?" Tanya Cia khawatir, takut ada yang sakit di tubuh Zigar.

Zigar menutup matanya sejenak, kemudian ia membuka matanya dan menghela nafas lalu berkata "Orang tua gue mau cerai" ucap Zigar sambil tersenyum.

Cia dengan cepat langsung memeluk Zigar erat "Nggak apa-apa, nggak semuanya harus sempurna, bahkan keluarga juga. Tapi anggap ini sebagai pembelajaran untuk mendewasakan. Zigar harus memahami kenapa mereka harus berpisah, nggak semua hal bisa diselesaikan dengan cara bersama kembali" bisik Cia di telinga Zigar. Dengan tiba-tiba, setetes air mata jatuh di mata zigar setelah mendengar penuturan dari Cia.

"Gar, selain orang tua lo, lo punya banyak orang yang masih sayang banget sama lo. Jangan hanya karena orang tua lo yang mau pisah, lo jadi menjaga jarak sama orang yang sayang dan peduli sama Lo"

***
"Zizi, Zigar, Cia pulang duluan ya ada urusan, Maaf ya"

Zizi menaikkan sebelah alisnya dan bertanya "Urusan apa Ci? Tumben banget" tanya Zizi yang duduk di kursi di samping brankar milik Zigar. "Udah beberapa hari ini lo selalu bilang ada urusan, urusan apa sih emang? Lo nyembunyiin sesuatu dari kita?" Tanya Zizi intens.

Cia menggeleng cepat lalu dengan cepat menjawab "Cia lupa bilang kemarin Cia udah keterima kerja di cafe-cafe" jawab Cia dengan nada agak ragu. Zigar yang tadinya diam kini berkata "Cafe mana Ci? BTW gue tahu semua cafe yang ada di kota ini loh, kali aja kita bisa mampir ke tempat kerja lo kayak gue sering mampir ke tempat kerja Zizi"

"Cia lupa nama cafenya, nanti Cia kabarin ya kalau udah tahu. Cia pergi dulu ya, dadah zigar dadah Zizi" dia berpamitan lalu keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Zizi dan Zigar berdua.

Zizi lantas menoleh ke arah Zigar, seolah mereka memiliki pemikiran yang sama. "Apa yang lo pikirin??" Tanya Zigar sambil menatap Zizi dengan pandangan bertanya.

"Nggak ada, cuman aneh aja ngeliat tingkah Cia" jawab Zizi sambil mengedikkan bahunya. "Emang apa yang lo pikirin?" Kini Zizi yang beralih bertanya kepada Zigar.

She Stupid! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang