- 3. Basket

359 68 44
                                    

Di hadapan Haruto sekarang terdapat formulir pilihan ekstrakurikuler dan klub yang akan dia ikuti kedepannya.

Sebenarnya Haruto ga minat masuk manapun. Baginya itu hanya membuang waktu dan menguras tenaga nya lebih.

Masuk sekolah saja sudah beban baginya.

Tapi apa boleh buat, semua siswa/i wajib memilih satu dari banyaknya pilihan yang ada.

"Gue saranin klub model aja, lagian postur badan sama tinggi lo cocok banget jadi model sekolah," seru Junkyu sekalian mempromosikan klub modelnya.

Haruto mendecih malas.

"Basket aja lah," ucap nya pada kakak kelas dihadapannya.

Junkyu sedikit cemberut melihat pilihan Haruto yang tak ingin masuk ke klub nya. Padahal sekolah mereka akan lebih terpandang bagus jika memiliki model setampan Haruto.

Oh iya, kebetulan tadi Junkyu lagi di ruang guru jadi dia diberi tugas untuk memberikan formulir itu kepada Haruto. Dan dia bertemu Haruto di lapangan belakang sekolah. Kesempatan juga bagi Junkyu untuk mempromosikan klub nya walau pada akhirnya ditolak gitu aja sama Haruto.

"Bentar, jangan diisi dulu." Junkyu mengangkat tangan Haruto yang memegang pena siap untuk mengisi formulir itu.

"Kalo basket lo harus nanya sama ketuanya mereka lagi butuh orang atau nggak, sama paling suruh kasih liat skill. Mereka lumayan pemilih buat rekrut anggota baru," lanjut Junkyu menjelaskan.

Haruto menghembuskan nafas kasar, dia berfikir ini sangat menyusahkan.

"Ribet kan? Makanya, jadi model aja yuk!"

"Gak. Gue mikir dulu deh, boleh diisi nanti kan?" Junkyu mengangguk cemberut karena tetap mendapat penolakan dari Haruto.

Haruto pun berdiri dari duduknya, mengambil kertas formulir tersebut dan beranjak pergi meninggalkan Kim Junkyu.

"Jangan lupa ya, klub model masih butuh lo!" Teriak Junkyu yang masih berusaha membujuk Haruto yang sekarang sudah menjauh pergi dari Junkyu.

Haruto hanya menggeleng mendengar kakak kelasnya yang pantang menyerah menawarkan klub yang dipegangnya.

Waktu istirahat pertama sebentar lagi akan habis, karena tak ada kegiatan yang akan dilakukan Haruto, dia pun beranjak menuju kelas.

Di depan kelas nya, kelas XI-IPS 1 Haruto berhenti. Dia menatap seseorang yang dicarinya sedari kemarin, Haruto pun menghampirinya.

"Woi, tukang ngibul."

Ji-an menoleh cepat, menatap Haruto kaget dan mendorong tubuhnya yang terlalu dekat.

Ji-an sedang berdiri dibalik pintu niat mengagetkan Jeongwoo yang akan keluar kelas beberapa saat lagi setelah Ji-an menyuruhnya keluar melalui pesan singkat.

Eh, malah dia yang dikagetkan oleh Haruto.

"Enak aja lo!"

"Tapi emang lo tukang ngibul. Mana hp gue?" Pinta Haruto.

Ji-an mengalihkan pandangannya pada lantai, "lagi dibenerin."

"Udah dua hari gue gak pake hp, terus kalo mak gue nanya kabar gue, gue harus bilang hp nya rusak gara-gara lo? Terus lo mau datengin mak gue?"

"Nggak mau," spontan Ji-an mendongakkan kepalanya menatap Haruto. "Pake hp gue lagi? Nanti gue lepas password nya, sama pasang aplikasi pesan ganda buat lo, gue sih gak terlalu butuh hp."

Ji-an membuka ponselnya dan mengotak-atik sebentar sebelum akhirnya memberikan ponsel miliknya kepada Haruto yang langsung diterima oleh lelaki didepannya.

[✓] Pacar KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang