Transmigrasi

2.9K 165 1
                                    

Chapter sebelumnya

"Al sayang gak sama Ata?" Tanya Alev kepada ken dengan pipih yang me-merah menahan malu dan gugup mugkin.

"Hmm. Jawab jujur apa bohong?" Bukanya menjawab Ken malah balik bertanya kepada Alven. Yang membuat Alven kesal setengah mati.

"Jawa jujur lah masa boong si!" Kesal Alven tanpa melihat ke Arah Ken yang sedang menatapnya.

"Al itu sayang dan ci....."

Ekhemmm

Ucapan ken terpotong oleh deheman di belakang mereka. Dan itu adalah....

------






















"Ci apa ken?" Tanya wanita paruh baya yang sedari tadi diam melihat kemesraan anak dan Bodyguard nya itu Anes Ofelya istri dari Alex Gelvano.

"Iya Al ci apa?" Tanya Alev yang masih nyaman dududk di pangkuan Ken. Tanpa menyadari tatapan tajam dari keluarganya, kecuali dua wanita paruh baya yang sedang menatap jail ke arah  Ken dan Alev.

"Ci... oh iya saya lupa ada pekerjaan lain" ucap Ken dengan muka datar agar tak terlihat gugup.

"Ckk. Pergi sana! Kau sudah tidak di butuhkan lagi! Oh iya jangan pernah kau jatuh cinta kepada anak saya" bisik Athur ketika Ken disisinya.

"Bila anak anda yang jatuh cinta terlebih dahulu kepada saya bagaimana Tuan Athur Gelvano" jawab Ken lirih tapi dapat di dengar oleh Athur.

"Bocang ingusan satu ini!" Batin Athur dengan menatap punggung Ken tajam.

"Daddy kenapa liatin Ken?" Tanya Alev yang tidak sengaja melihat tatapan tajam Athur di arahkan ke ken.

"Tidak ada baby. Hanya saja tadi Daddy melihat ada pup cicak di bajunya" ucap asal Athur tanpa melihat reaksi keluarganya yang cengo.

"Wah! Mata daddy tajem banget kaya mulut tetangga!" Pekik Alev dengan menatap binar ke arah Athur.

"Ade mulutnya! Mau abang hukum?!" Ucap Aland jangan lupa tatapan tajam yang di arahkan ke pada Alev.

"GAK MAU!" Teriak reflek Alev yang mengagetkan keluarganya (-Agnes dan Anes. Karna mereka udah ke kamar pas si Athur ngeles).

"Daddy apakah kelinci kecil kita sudah mulai nakal?" Tanya pria yang berada di samping kiri Aland itu Alaska Gelvano anak pertama dari  Ales Gelvano dan Anes Ofelya.

"Kira-kira hukuman apa yang cocok untuk kelinci nakal kita ini" tanya pemuda bersurai coklat muda itu Alaric Gelvano. Dengan smrik andalanya.

"Bagaimana kalo kita bawa dia ke rua...." perkata'n Aldri terpotong oleh pria bertopeng yang baru saja memasuki monsion

"Bawa dia ke ruang BlackRed biar aku yang menghukum kelinci nakal kita ini" ucap pria itu dengan di akhiri senyuman yang membuat Alev makin merasa takut.

"L-lu si-siapa?" Tanya Alev dengan gagap ke arah pria bertopeng itu.

"Apakah itu penting baby?" Tanya pria bertopeng itu. Dengan berjalan menuju ke arah Alev.

"Y-ya penting lah! Barang kali lu mau nyelakain gue atau keluarga gue gitu?" Ucap Alev tanpa melihat tatapan keluarga dan pria bertopeng itu.

"Kau mulai nakal baby. Untung saja tadi aku mengintip kau" batin pria bertopeng itu.

"Ckk. Apakah amnesia bisa menyebabkan menjadi pembangkang?" Tanya pria bertopeng itu.

"Sepertinya begitu menantu" jawab Athur

"Aku akan membawa dia ke apartemen dan aku juga yang akan menghukumnya" ucap pria itu lalu mengangkat Alev ala karung beras.

Kyaaaaa...

"Dady... abang... papi... opa... bantuin Ev... Ev di bawa sama om om mesum" teriak Alev

Plak...

"Diam baby jika tidak ingin hukumanya bertambah" ucap pria itu setelah memukul pantat Alev.

"Ckk.. oke gue bakal nurut kalo lu beliin gue Stawberry banyak-banyak gimana mau kan?" Tawar Alev dengan menekan bagian Stawberry.

"Baik! Tapi kau harus ikuti semua perintahku tanpa menolak" ucap pria itu jangan lupa smrik andalnya.

Skip apartemen

"Hmm enak nya nyam nyam nyam...." lirih Alev yang sedang menghabiskan mangkuk ke 7 stawberry.

"Om mau?" Tanya Alev karna sedari tadi pria bertopeng itu selalu memperhatikanya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Tidak. Sepertinya aku terlalu baik kepadamu bukan?" Tanya pria itu saat melihat Alev sudah menghabiskan mangkuk ke 7.

"Iya om baik banget sama gue. Gue kira lu bakal ngasih hukuman sama gue" ucap alev kepada pria itu yang pasti di akhir kalimatnya lirih namun sayang pria itu dapat mendengarnya meskipun lirih.

"Terimakasih sudah mengigatkan tentang hukuman untukmu kelinci nakal" kata pria tersebut lalu melangkah ke arah Alev yang duduk di hadapanya.

Kyaaaa...

"Apa yang lu lakuin! Lepasin anjing! Gue mau pulang! Huaaa daddy help me!" Teriak Alev dengan memukul punggung pria itu brutal.

Plak...

Plak...

Plak...

Plak...

"Apa kau harus di didik lagi baby supaya kau jinak?" Tanya pria itu setelah selesai memukul pantat Alvep

"anak anjing! Gue bukan hewan anjing!" Bentak Alev tanpa melihat perubahan dari pria itu.

"Ko jadi dingin ya? Ko jadi takut gini si sama ni orang? Anjing lah jadi malu sama gender gue! Mana muka gue ke cewe lagi!"  Batin Alven ketika merasakan hawa dingin di dekatnya.

Bruk...
Alven di lempar ke tempat tidur dengan sprei berwarna hitam.

"Shttt.. sakit anjing! Main lempar lempar aja! Apa-apa'n ini ngapa hampir semua ni kamar warna item ama merah?" Pekik Alev ketika di lempar ke tempat tidur untung empuk pikirnya. Dengan di akhiri pertanya'n (biasa kepo).

"Ini itu kamar kamu baby" jawab pria itu

Klik

Klik

Klik

Klik

"Ehh anjing ngapa tangan and kaki gue di borgol anjing?" Tanya Alev yang kagat ketika tangan dan kaki dia sudah di borgol.

"Lebih bagus mulai dari mana baby?" Tanya pria itu kepada Alev yang menatap taku ke arah nya.


























Gimana kabarnya baik?

Jangan lupa jaga kesehatan bestiee jangan pernah menjadi urat nadi untuk orang yang sudah mati:)

Jangan begadang, jangan halu nikah/pacaran sama tokoh fiksi/bias bestie itu gak bakal tercapai bestiee ibarat kalian tanah dan mereka langit gak bakal bisa di capai bestiee.

AYO BANGUN DARI TIDURMU BESTIEE!! KALO GAK BANGUN JUGA GPP KAN LUMAYAN AKU DAPET NASI GRATIS. (canda bestiee)

Jangan di masukin ke hati ke jantung aja jadi kalo sakit kan langsung mati.

CANDA BESTIEE JAN BAPER YA KALO MAU BAPER SAMA AYANK KAMU AJA KALO GAK PUNYA AYANG REBUT AYANG ORANG AJA DI JAMIN HALAL KO!!


















transmigrasi El Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang