Gifar terbangun dari tidurnya ketika ia mendengar suara keributan dari arah luar kamarnya. Dengan wajah kesalnya Gifar berusaha berdiri dan hampir saja Gifar terjatuh karena kepalanya sedikit pening.
Gifar menggelengkan kepalanya dan ia baru saja sadar jika ia telanjang dada, Gifar menyerit bingung. "kapan gue lepas baju?" batin Gifar bertanya-tanya.
Dengan langkah lunglai Gifar menuju kamar mandi yang ada di kamar miliknya, untuk mandi tentu saja karena ia merasa badannya lengket.
15 menit kemudian
Gifar keluar dari kamar mandi dengan handuk yang berada di pinggangnya membiarkan tubuh bagian atasnya terlihat, Gifar mendengus ketika ia masih mendengar suara teman-temannya dari arah luar.
Setelah berpakaian lengkap Gifar keluar dari kamarnya dan seketika raut wajah yang tadinya biasa saja itu mulai terlihat kesal. Kesal karena keberadaan Ian di sana, dan Amira yang terlihat akrab dengan Ian. Tapi kelamaan Gifar hampir saja kelepasan tertawa, karena tak sengaja maniknya melihat raut wajah Jihad yang menurutnya sangat lucu.
"Bang lo gak apa-apakan?" ucap Gifar kepada Jihad dan mendapat dengusan dari sang empu.
"Lo udah gak apa-apakan?" tanya Andra seraya menatap Gifar yang kini sudah duduk di depannya.
"Emang gue nya kenapa?" mereka semua saling tatap bingung bagaimana cara menjelaskannya.
"Tadi lo minum sesuatu gak" tanya Jihad dengan muka seriusnya yang dimana membuat Gifar semakin bingung, baru kali ini ia melihat wajah serius Jihad kembali.
"Emm tadi sepulang sekolah Kak Nathan kasih gue minuman bersoda" kini wajah Jihad terlihat datar, Jihad tahu siapa orang yang Gifar sebut itu. Sangat tahu.
"Lo terima?"
"Awalnya gue tolak tapi dia maksa yaudah" ucap Gifar acuh seraya bersandar di kedua kaki Andra yang terbuka, mengakibatkan Gifar bersandar di emm.
Ian melihat itu terlihat sudah gosong, walaupun ia tahu kalau Andra itu sahabat Gifar tapi tetap saja. Amira yang melihat itu senyum-senyum sendiri, ternyata anak manisnya itu terlihat sudah berpawang.
"Lain kali jangan terima apa-apa lagi dari dia" ucap Jihad seraya menatap Gifar serius.
"Lah kenapa bang?" tanya Gifar seraya menatap Jihad bingung, Jihad yang mendengar pertanyaan dari Gifar pun kini beralih menatap tajam Ian yang sedang terlihat cemburu itu.
"Gak apa-apa. Biar lo aman aja" jawab Jihad seraya menatap Gifar biasa saja, dan di balas anggukan oleh Gifar. Gifar kini beralih menatap Ian yang sedari tadi menatapnya.
"Oh iya kenapa tu gembel ada di apart gue" ucap Gifar seraya menatap Ian julid, sedangkan yang namanya di sebut menatap cemberut Gifar.
"Gak tau, anggap aja gak ada" balas Jihad acuh.
"Lo gak ingat apa-apa?" tanya Andra seraya mengelus lembut kepala Gifar, dan menatap Ian yang menatapnya tajam.
"Mmm enggak tuh" ucap Gifar seraya menggeleng karena serius ia tak mengingat apapun, memangnya apa yang terjadi pikirnya.
"Yaudah bagus kalau gitu" Andra menatap Ian yang masih menatapnya tajam. "Tu anak cemburuan banget keknya, padahal belum juga pacaran" batin Andra seraya terkekeh.
"Lo kenapa?" tanya Gifar kepada Ian yang tepat ada di depannya, tapi agak berjauhan karena meja yang memisahkan keduanya. Sebenarnya Ian ingin sekali menyingkirkan meja yang sangat menganggu untuk mendekati sang pujaan hati.
"Gak apa-apa" ucap Ian yang kini mengubah raut wajahnya seperti biasa saja.
"Tapi kenapa tadi natap Andra tajam?" tanya Gifar penasaran, Ian yang mendengar pertanyaan Gifar merasa gemas karena Gifar yang penasaran itu lucu menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASING YOU
RandomMenceritakan tentang seme yang bucin ke si uke padahal pacaran saja tidak dan uke tsundere yang selalu risih dengan keberadaan si seme. WARNING: -cerita HOMO -slow update