1

3.3K 129 3
                                    

Matahari perlahan-lahan menampakkan dirinya untuk kembali menyinari bumi. Kicauan burung-burung yang berterbangan mulai terdengar sangat indah jika kamu mendengarnya di pagi hari seraya duduk didepan teras dan meminum teh sebagai pendampingnya, sangat beruntung jika kamu hidup dipedesaan.

Cahaya matahari perlahan-lahan memasuki sela jendela kamar seorang pemuda yang masih memeluk erat guling miliknya, terlihat ia sangat lelah entah lelah karena apa.

Perlahan namun pasti pemuda itu bergerak perlahan menandakan ia akan bangun sebentar lagi. Gifar Emanuel biasanya dipanggil Gifar itulah nama pemuda yang akan menjadi tokon utama cerita ini.

Gifar perlahan beranjak dari tempat tidur ketika ia sepenuhnya sadar dengan perlahan Gifar menuju kamar mandi untuk mencuci muka, sikat gigi dan tidak mandi, hari ini libur jadi Gifar santai-santai saja.

Selesai dengan mencuci muka dan sikat gigi, Gifar kembali menuju tempat tidur miliknya dan berbaring dengan nyaman di atasnya. Perlahan Gifar menarik nafas panjang dan menghembusnya kasar.

"Hahh gue capek banget" Gifar menenggelamkan wajahnya pada bantal empuk yang berada di depannya, apakah ia bisa hidup besok?

Tokk tokk tokk

"GIFAR BANGUN, LIBUR BUKAN BERARTI KAMU GAK HARUS BANGUN PAGI" teriakan seseorang yang menurut Gifar sangat-sangat mengganggu hari liburnya tapi ia sudah biasa dengan suara itu.

"GIFAR" lagi Gifar menghela napas panjang, lelah dengan semua ini agak lebay tapi ia harus gimana lagi.

"Iya-iya" Gifar perlahan membuka pintu kamar miliknya, pandangan pertama yang dapat ia lihat adalah wajah Ayahnya yang menatapnya penuh amarah.

Plakk

"Anak gak berguna, pagi-pagi itu kamu harus bangun pagi, lihat kakak kamu dia itu bersih-bersih kamar sedangkan kamu malah tidur seperti ayam" ucap Ayah Gifar ketika ia selesai menampar pipi Gifar.

Tapi apakah pantas ia di sebut Ayah? -Gifar

"Tapi yah ini masih jam setengah 7 lohh" Gifar menatap Ayahnya yang kian semakin emosi.

Plakk Bughh

"KAMU DIBILANGIN MALAH NGELAWAN HAH!! KAKAK KAMU AJA GAK PERNAH NGELAWAN AYAH!"

"YAUDAH AYAH PERGI AJA SAMA ANAK KESAYANGAN AYAH ITU" balas Gifar penuh emosi karena Ayahnya telah merusak moodnya padahal saat ini masih sangatlah pagi mungkin saja masih ada orang yang masih tertidur.

"BERANI-BERANINYA KAMU NGEBENTAK AYAH HAH!!"

"AYAH AJA NGEBENTAK GIFAR DAN SAMPAI KAPANPUN ANAK KESAYANGAN AYAH ITU GAK AKAN PERNAH JADI KAKAK AKU" langsung saja Gifar menutup pintu dengan keras dan menguncinya dari dalam. Itulah keseharian Gifar dibentak, ditampar, ditendang dan dipukul dengan perabotan. Ulah siapa lagi kalau bukan Ayahnya tapi masihkah pantas ia memanggil bajingan itu dengan sebutan Ayah?.

Tokk tokk tokk

"GIFAR BUKA PINTUNYA"

"DASAR ANAK KURANG AJAR"

"ANAK GAK TAU DIRI"

"DASAR SAMPAH"

"KELUAR KAMU SEKARANG"

"KAMU GAK BERGUNA SAMA SEKALI"

"CUMAN BISA NYUSAHIN AYAH SAMA IBU KAMU"

Gifar menghembus nafas kasar, tak bisakah orang tua bangka itu diam satu hari saja. Merasa jenuh dengan semua ini Gifar memilih untuk keluar dari rumah melewati jendela kamar miliknya.

 Merasa jenuh dengan semua ini Gifar memilih untuk keluar dari rumah melewati jendela kamar miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CHASING YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang