Menceritakan tentang seme yang bucin ke si uke padahal pacaran saja tidak dan uke tsundere yang selalu risih dengan keberadaan si seme.
WARNING:
-cerita HOMO
-slow update
"Maaf...udah gak usah nangis, gue bakal tetap ngejar lo kok. gue cuman becanda" ucap Ian yang sudah tidak tahan lagi ketika ia melihat Gifar yang menangis sampai tersedu-sedu.
"Ian... Lo mau jadi pacar gue?" Ian menyerjap matanya beberapa kali, ini serius Gifar nembak dia? Wow.
"Lo serius?" Ian sumringan ketika melihat Gifar menganggukan kepalanya, lucu.
"Gue pengen lo jadi pacar gue" ucap Gifar seraya menarik kerah baju yang Ian pakai. Ian cukup terkejut dengan tingkah laku Gifar yang seperti ini.
"Kok lo tiba-tiba gini?" tanya Ian bingung.
"Ian, gue gak mau lo sama Nathan" ucap Gifar seraya menatap Ian dengan mata berkaca-kaca. Ian akan membalas kata-kata Gifar yang membuatnya tersinggung, tapi sebelum itu Gifar menutup mulutnya dan kembali menyampaikan isi hatinya.
"Gue capek ngalah dari dia, dia udah rebut kasih sayang ayah. Padahal sebelum dia ada, ayah selalu sayang sama gue" tatapan Ian melembut, ia sedikit bersyukur karena Gifar mulai berani bercerita kepadanya.
"Lalu?" ucap Ian seraya mengelus lembut kepala Gifar yang tengah duduk di pangkuannya.
"Gue gak mau ngalah sama dia, dia mau ngerebut lo dari gue" ucap Gifar sedih. Seketika semburat merah muncul di wajah tampan Ian. "Ini kalau gue kayang bentar dia bakal ilfil gak ya" ucap Ian dalam hati.
"Ian" panggil Gifar dengan tatapan sedihnya, dia sudah berpikir jika Ian akan menolak dirinya. Sebab pemuda tampan itu tak menjawab ucapannya.
"Lo gak mau?" ucap Gifar dengan mata berkaca-kaca, Ian yang mendengar itupun langsung tersadar dari lamunannya.
"GUE MAU. Udah gila kali kalau gue nolak cinta lo. Ini impian gue dari lama, ayo kita nikah aja"
Brak
Jihad menatap posisi keduanya yang terlihat dekat, Jihad berjalan dengan cepat seraya menatap Ian dengan tatapan tajam.
"Apaan nikah-nikah!? Kalau mau nikahin Gifar minta izin dulu ke gue!! DANN KENAPA GIFAR NANGIS KEK GINI??? JAWAB?!!" ucap Jihad seraya menarik kerah baju milik Ian. Posisi keduanya masih sama karena ia tau bahwa Gifar tengah sakit jadi biarkan saja anak itu.
"Itu bukan gue yang bikin dia nangis" balas Ian sedikit menahan Jihad yang tengah emosi.
"KALAU BUKAN LO SIAPA LAGI? SETAN!?"
"Bang udah gue pusing" ucap Gifar kepada Jihad, karena jujur saja pemuda satu itu berteriak dengan sangat keras.
"Ehh iya maaf, Lo udah makan? Udah minum obat?" Ian menatap Jihad yang melepaskannya, memang ya ternyata banyak orang yang sangat menyukai dan menyayangi Gifarnya. Gifarnya? Bukannya ia sudah bisa memanggil Gifar dengan sebutan Gifarnya tak ada yang melarang kan😏.
"Belum" Ian dengan reflek menatap Gifar, ia lupa memberi anak itu makanan yang ia beli tadi.
"Belum? Gue ada beli bubur buat lo. Cuman gue gak beli obatnya"
"Gue udah beli obatnya, Lo makan dulu baru minum obat setelah itu istirahat aja" ucap Jihad seraya mengelus kepala Gifar. Sedangkan Gifar, anak itu menjawab pertanyaan Jihad hanya dengan mengangguk.
"Ian, tetap di sini ya" ucap Gifar kepada Ian yang sedari tadi menatap dirinya.
"Iyaa" balas Ian seraya menatap Gifar dengan mata berbinar. Jihad yang melihat itu tersenyum tipis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam hari
Setelah merawat Gifar yang sedikit rewel, kini keduanya tengah duduk di ruang tamu apartemen milik pemuda manis yang tengah tertidur nyenyak dikamar.
"Tumben amat, dia udah nerima keberadaan lo?" Ian menatap Jihad dengan ekspresi bangga, Jihad yang melihat itu sangat ingin meludahi wajah sombong pemuda itu.
"Hahaha, gue udah pacaran sama dia" sesuai dugaan, pantas saja dia sombong.
"Dihh muka lo jijik banget setan"
"Bilang ae iri" ucap Ian dengan ekspresi julid.
"Iri apa coba. Tapi kenapa tadi mata dia merah kayak orang nangis?" kini Jihad menatap Ian dengan ekspresi serius.
"Ohh itu dia curhat doang soal saudara tirinya"
"Ohh si lonte itu ya"
"Hahah iya, dia gak mau kalau gue bareng si Nathan"
"Ya emangnya lo mau?"
"Gue gak mau sama dia kali, Gifar yang cakep dan imut tiada tandingannya cukup banget buat gue seumur hidup" Jihad menatap wajah bahagia Ian, pemuda satu ini memang sedang jatuh cinta.
"Pftt Gue liat-liat lo bucin banget ya anjing" ucap Jihad dengan sedikit kekehan.
"Ya seperti itulah"
"Hahah pokoknya hati-hati dehh sama si Nathan" ucap Jihad dengan ekspresi seriusnya.
"Jelas" jawab Ian dengan ekspresi serius juga.
"Dia lebih licik dari apa yang Lo pikirin" Ian mengangguk dengan ucapan Jihad, terlihat Jihad sangat mengenal siapa itu Nathan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Achoo ahh mhm" bersin dengan desahan keluar secara bersamaan ketika pemuda satu itu mengeluarkan suara.
"Kenapah?" Tanya seorang pria yang tengah berada diatasnya, masih dengan menggenjot tubuh pemuda yang berada dibawah kukuhannya.
"Enghh gapapahh ayahh lanjut aja" ucap pemuda itu seraya memeluk leher pria yang berada di atasnya.
"Ahh bentar lagi mau cum"
"Cum ahh di dalam aku ayahh" ucapnya dengan ekspresi yang cukup menggoda.
"Ahh ahhh"
"Sstt jangan berisik, entar ibu kamu bangun" ucap pria itu seraya menutup mulut pemuda yang keenakan dibawahnya.
"Ahh ayah enak" walaupun suaranya sedikit tertahan, pemuda satu itu tak tahan untuk tak mendesah.
"Hahh lubang kamu enak banget sayang"
"Enghh ayahh ahh"
"Cum ahh"
"Lebih cepat ayahh" kecepatan bertambah menandakan keduanya akan klimaks, pemuda itupun hanya bisa mendesah.
"AHH"
"Hahh lubang kamu lama-lama kendor" ucap pria itu seraya menatap lubang pemuda di bawahnya yang berkedut dengan penis yang masih menancap disana.
"Walaupun kendor ayah bakal tetap suka kan?" ucap pemuda itu dengan sedikit menggoda sang Ayah dengan menggoyangkan pinggulnya.
"Tentu saja anak kesayanganku Nathan" dan akhirnya mereka melanjutkan ronde selanjutnya.
"Ahh ayahh"
***
Gimana? Maaf ya kalau jarang up Jangan lupa votmen sayangku😘