14. Touched

11.3K 637 28
                                    

[ ANAS' P O V ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ ANAS' P O V ]

Tepat setelah Saka menyelesaikan kalimatnya – merevisi quote pamungkasnya kapan dulu – dia menggerakkan tangan kirinya naik ke wajah Anas, menahan rahang dan pipinya dengan sedikit kencang, dan membawa tubuhnya turun dengan cepat. Anas sudah berpikir bahwa Saka akan memberikan ciuman kasar dan tidak sabar – dan terkejut karena yang dia dapatkan adalah ciuman yang sangat lembut.

Amat sangat lembut.

Anas bisa merasakan tubuh Saka yang terus turun, tapi dengan pasti tidak benar-benar menindih tubuhnya. Anas juga gatau apa dia bisa nahan badan Saka kalau misalnya pria itu memilih menindihnya, tapi buktinya tangannya yang lain masih dia pakai untuk menopang tubuhnya. Meskipun memang, mereka sekarang sudah menempel.

Dan Anas juga bisa merasakan dorongan di antara pahanya.

Sesuatu yang semakin lama semakin terasa.

Saka masih pakai handuknya sih, tapi Anas tau itu apa. Dan menyadarinya, membuat badannya terasa semakin panas, serta sedikit sesak.

Memilih mengakhiri ciuman, Anas menoleh kan kepalanya ke samping, mengejar napasnya. Tapi Saka tidak melepaskan bibirnya sedikitpun dari kulit Anas. Alih-alih, dia membawa bibirnya bergeser – melewati hidung Anas, lalu bergerak ke samping sampai kemudian tiba di dekat telinganya. Saka kembali menjulurkan lidahnya dan menjilat telinga Anas, dari bawah sampai ke daun telinga, dan menggigit sedikit.

Desahan kembali keluar dari bibir Anas, dan dia bisa merasakan panas di belakang lehernya.

Saka pasti tertawa tanpa suara. Itu rasa panas dari napasnya.

"My finger will enter you slowly, okay Baby?" katanya berbisik pelan, dan Anas bahkan menggerakkan lehernya karena merasa geli – dan bergetar sedikit.

Entah kapan Saka berganti posisi lengan, tapi sekarang tangan kirinya yang menopang tubuhnya – agar tidak benar-benar menimpa Anas – dan tangan kanannya ternyata sudah berada tepat di bawah pusar Anas.

Dan setiap senti pergerakan yang dilakukan jari Saka menyelinap di balik celana dalam Anas – yang rasa-rasanya juga sudah lembab sekarang – Anas bisa merasakan tubuhnya bergentar sedikit.

Dan gelenyar kenikmatan yang juga semakin nyata.

Oh iya, dia juga masih menahan napas.

Tapi tangan itu ternyata berhenti. Anas bahkan sampai menoleh mencari mata Saka, dan kemudian menatapnya.

"Okay?" tanya Saka lagi. Ternyata dia belum melakukannya karena belum mendapat persetujuan dari Anas.

Menggigit bibir bawahnya sedikit, Anas akhirnya mengangguk pelan sambil menelan ludah.

Dan detik selanjutnya tubuhnya sedikit menegang dan kepalanya mendongak sedikit, bersamaan dengan jari Saka yang sudah memasukinya.

Dua jarinya.

Collide (Adult Content)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang