5. Dijemput

110 24 14
                                    

Halo, halo, halo, ketemu lagi sama Alesha. Kali ini Alesha mau bertemu seseorang. Siapa kah dia?

Yuk, lanjut. Eits! Sebelum itu pastikan follow Author-nya ya dan juga tap bintangnya.

❤️❤️❤️

Satu mangkok es teler baru saja Alesha habiskan. Dia melirik mangkok Iren juga sama, bersih. Berhadapan dengan Pak Gilang memang membuat tenggorokan kering serta kepala mengepul. Jadi, jangan heran kalau satu mangkok es teler bisa cepat tandas.

Tiba-tiba Alesha menepuk dahinya pas ketika Iren berencana memesan makan siang.

"Ada apa?" tanya Iren heran. "Lo jadinya pesen apa?"

Alesha buru-buru menyandang tas. "Duh, sori kayaknya gue nggak makan siang di sini. Gue udah dijemput. Hampir lupa gue."

Iren yang akan beranjak memesan makanan urung. "Dijemput siapa? Baba lo?"

"Enggak, Farel."

Seketika mata Iren melebar. Dia tahu siapa yang Alesha maksud. "Farel cowok lo? Dia jadi pulang?"

Alesha mengangguk. "Iya. Gue duluan ya."

"E-eh, tunggu!" Iren segera menangkap tas Alesha dan menariknya. Hingga tubuh Alesha ikut tertarik ke belakang. "Gue ikut. Kenalin cowok lo ke gue ya. Penasaran wujud aslinya."

Alesha tampak menatap Iren sejenak, yang dibalas tatapan memohon cewek itu. Dan tak lama Alesha mengiyakan. Selama ini Iren cuma kebagian cerita Alesha tentang Farel. Alesha belum pernah mengenalkannya bahkan meskipun lewat panggilan video.

Keduanya segera meninggalkan kantin dan bergegas menuju tempat parkir. Sesampainya di sana pandangan Alesha mengedar mencari sosok Farel. Namun yang dia temukan adalah ...

Alesha menahan langkah Iren dengan pandangan lurus ke depan. Menatap sosok lelaki tinggi yang bersandar pada badan depan mobil. Wajahnya sangat tak asing. Alesha menyipitkan mata memastikan tidak salah mengenali seseorang.

Namun, tiba-tiba lelaki itu mengangkat wajah. Tatapnya langsung bertemu dengan tatap Alesha. Dia tersenyum kecil sambil melambaikan tangan.

"Ebuset! Itu cowok lo? Ganteng banget!" seru Iren. Dan belum juga Alesha menyahut, temannya itu langsung saja melangkah cepat mendekati lelaki itu. Astaga!

"Iren, tunggu!" Alesha mengejar langkah Iren sembari sesekali kerepotan dengan tali tas punggungnya yang terus melorot.

"Hai, Farel ya?" sapa Iren percaya diri, yang mana tidak bisa Alesha cegah lagi.

Lelaki itu tersenyum menatap Iren lalu Alesha yang baru berhasil menyusul perempuan itu. Alesha menarik lengan Iren dan berbisik seraya mendelik. "Dia bukan Farel, tapi adiknya."

"Hah?!"

Ya, lelaki tinggi yang bersandar pada badan depan mobil itu adalah Nevan.

"Sori, ya, Nev. Kok lo ada di kampus gue?" tanya Alesha bingung. Alih-alih Farel dia malah menemukan adik lelaki itu.

"Farel ada urusan mendadak, jadi dia minta gue buat jemput lo."

"Ooh, tapi kok dia nggak bilang," gumam Alesha menggaruk belakang lehernya.

Iren di sampingnya menyenggol lengan Alesha, membuat cewek itu menatap dengan pandangan bertanya. Alesha tahu kode yang Iren berikan. Dia pun mengenalkan Iren kepada Nevan.

"Sori ya, tadi gue salah menduga," ucap Iren nyengir.

"Nggak masalah." Nevan kembali menatap Alesha. "Bimbingannya udah selesai kan?" tanya dia kemudian.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang