𝟘𝟙

2.9K 361 41
                                    

T R O U B L E M A K E R

"A-aku sudah lama menyukaimu... KUMOHON BERKENCANLAH DENGANKU!!!"

Laki-laki yang memiliki surai rambut [colour hair] dengan potongan undercut itu menatap lurus pada gadis yang baru saja "menembaknya". Sedikit kesulitan untuk menjawab pernyataan mendadak yang dia dapatkan siang hari itu.

Tangannya terulur memegang bahu gadis itu, menyuruhnya untuk berdiri dengan tegak dan menatap matanya.

Sementara sang gadis hanya bisa gemetaran saat menatap mata tajam berwarna [eye colour] yang selalu berhasil menghipnotis banyak kaum hawa itu.

"Maaf, aku tidak bisa melakukannya."

"Ke-kenapa?"

Laki-laki itu menepuk kepala sang gadis dengan pelan, "Masih ada banyak laki-laki di luar sana yang pantas untukmu, bukan aku tentunya," jawabnya dengan senyuman tipis.

"Ta-tapi! Aku hanya menyukaimu!!"

"Maaf, aku sudah memiliki kekasih."

"Benarkah?"

"Iya."

"Kalau begitu... aku akan menunggumu putus!! Sampai jumpa lagi, [Surname]-san!!!"

Laki-laki itu, ah ralat, gadis yang berpenampilan seperti laki-laki itu memijit pelipisnya yang terasa pening. Lagi dan lagi, dia mendapatkan pengakuan dari seseorang yang berjenis kelamin sama dengannya, dan ini sudah keempat kalinya hari ini.

Ya... ini memang kesalahannya sendiri karena menyamar sebagai laki-laki. Selain karena terpaksa, gadis itu juga sudah terbiasa menjadi laki-laki semenjak kecil, semua berkat ibunya.

[Fullname] namanya, gadis berusia 16 tahun yang saat ini menjabat sebagai Ketua OSIS dari SMA Touman. Murid beasiswa yang terkenal di seluruh angkatannya karena kecerdasannya, dan juga wajah serta suaranya yang selalu berhasil membuat banyak kaum hawa bertekuk lutut.

SMA Touman dulunya merupakan sekolah khusus pria, namun semenjak 10 tahun lalu kebijakan tersebut berubah dan menjadi sekolah swasta biasa. Dan kebetulan saat itu, [Name] ditawarkan beasiswa oleh Kepala Sekolahnya sendiri. Namun syaratnya untuk menerima beasiswa itu adalah orang tersebut merupakan laki-laki.

Mengingat kondisi keluarganya yang tidak baik-baik saja, tentu saja [Name] menerima beasiswa itu.

Dan di sekolah itu, hanya ada 2 orang yang mengetahui jika dia merupakan seorang perempuan. Guru matematika yang merupakan teman ibunya, dan juga anak dari guru matematika itu.

"[Surname], syukurlah saya bertemu denganmu di sini."

[Name] sedikit membungkuk, tersenyum ramah pada guru fisika di depannya. "Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya dengan sopan.

"Saya menyerah menasihatinya! Tolong bantu Ibu ya?"

[Name] melirik pada laki-laki yang berdiri tepat di belakang guru itu. Di wajahnya terdapat banyak bekas luka dan juga memar. Siswa yang bermasalah.

Mask ; Sano ManjirouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang